PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua DPW Partai Ummat Provinsi Riau Fauzi Kadir, angkat bicara terkait tudingan kalau dirinya telah melakukan hal zalim kepada Ketua Persiapan Pendirian Partai Umat (TPPPU) Kabupaten Rokan Hulu Afrizon, karena dinamika yang terjadi di partai tersebut.
Sebelumnya diberitakan CAKAPLAH.com, dinamika Perebutan Ketua Partai Ummat di Kabupaten Rokan Hulu makin panas. Afrizon mengaku kecewa dengan perlakuan DPW Partai Ummat yang dianggap ingkar janji karena tidak merekomendasikan Kepengurusan yang dibentuknya ke DPP.
"Saya terus terang tidak ikhlas dan kecewa, saya dizalimi oleh pimpinan DPW Riau Fauzi Kadir dan Sekretaris Slamet Nasron. Kalau dari awal memang tidak mau kami ada di Partai Ummat ini sampaikan, jangan setelah kami mati-matian menyiapkan pendirian Partai Ummat ini kami ditinggalkan. Kemudian hasilnya diserahkan ke orang lain," cakap Afrizon.
Terkait tudingan tersebut, kepada CAKAPLAH.com, Fauzi Kadir mengakui kalau sejak awal pihaknya memberi prioritas kepada Afrizon dalam membentuk kepengurusan di Rokan Hulu. Nyatanya, setelah tiga bulan waktu yang diberikan untuk menyusun kepengurusan Afrizon tidak juga menyelesaikan tugasnya.
"Saya menunggu tiga bulan untuk (Afrizon) menyelesaikan kepengurusan itu kurang apa coba saya. Sementara kawan-kawan lain (Khairunnas) yang sudah siap, itu gak bisa maju karena kita dahulukan dia. Kita kan memang dari awal memprioritaskan dia (Afrizon) karena dia orang lokal. Saya suruh dia lengkapi, katanya minggu depanlah, besoklah. Apa gak kecewa saya. Padahal kan itu sederhana saja," kata Fauzi Kadir.
Fauzi menambahkan, bahwa dirinya menolak jika disebutkan zalim dan tidak menempati janji. Fauzi Kadir akhirnya lebih condong memberi kesempatan kepada pihak lain yakni kepengurusan yang dibentuk oleh pihak lain, dalam hal ini Khairunnas, bukan Afrizon itu sendiri karena pihak lain tersebut sudah jauh melangkah maju, dan tertahan hanya karena Afrizon yang diberi prioritas di awal.
"Yang lain tertunda juga gara-gara dia. Dia bilang saya janji sama dia. Ya janji kalau dia tepati baru saya ikuti, kalau dia tak tetapi saya gak punya kewajiban. Saya punya kewajiban justru menerapkan koridor yang benar, bukan asal seenaknya. Ini organisasi bukan bapak kita punya. Ini punya orang banyak yang kita amanahi dan harus saya urus secara benar," cakapnya.
Saat ini, posisinya kepengurusan yang masuk ke DPW ada dua, termasuk dari kepengurusan yang dibentuk Afrizon. Namun ketika mau digabungkan untuk dilebur Afrizon kata Fauzi Kadir tidak mau digabung dan tetap menginginkan sebagai ketua.
"Digabung gak bisa, dia ingin jadi ketua terus. Saya ini lillahitalla saja membantu kawan-kawan supaya mengurus organisasi itu yang benar. Dalam keadaan miskin kita tapi tetap konsisten dalam organisasi kita. Jadi tak ada zalim zalim itu. Kalau zalim, saya lah yang dizalimi tiga bulan saya tunggu tidak selesai," cakapnya lagi.
"Saya mohon maaf lahir batin aja, ini bulan Syawal," tukasnya.
Sebelumnya, diberitakan CAKAPLAH.com, menurut Afrizon, penjegalan dirinya sudah terbaca dari sikap pimpinan DPW Partai Ummat Riau Fauzi Kadir yang seolah mencari kesalahan Kepengurusan versinya dalam menyiapkan proses administrasi DPD Partai Umat. Meskipun sudah melengkapi semua persyaratan, namun nyatanya DPW merekomendasikan Kepengurusan versi lain.
Afrizon mengaku sudah menyusun struktur kepengurusan daerah Partai Ummat di Rokan Hulu dan sudah menyerahkan struktur pengurus untuk tingkat kabupaten, untuk tingkat kecamatan, desa, dan kelurahan.
Bahkan, arahan Fauzi Kadir untuk segera melakukan pertemuan dengan Khairunnas agar dapat mendudukkan kepengurusan masing-masing dalam wadah yang sama di Partai Ummat Daerah Rokan Hulu sudah dilaksanakan.
"Kita sudah mengajak Khairunnas sebanyak 6 kali. Namun, yang bersangkutan pada pertemuan kedua pada 28 April lalu belum mau bergabung. Ya, kita jalan masing-masing saja dulu," ujarnya.
Namun, anehnya setelah semua persyaratan kami lengkapi yang diajukan DPW Kepengurusan versi lain. Hal ini menurutnya tidak adil dan tidak mencerminkan garis perjuangan partai "melawan kezaliman menegakan keadilan".
"Ini perbuatan zalim, saya tidak ikhlas," tegasnya lagi.***
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Politik, Kabupaten Rokan Hulu |