Menteri Keuangan Sri Mulyani. (CNN Indonesia/ Andry Novelino).
|
(CAKAPLAH) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membantah bila realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) masih rendah sampai April 2021 karena pemerintah tidak punya uang. Realisasi rendah terjadi karena daerah belum memenuhi sejumlah persyaratan transfer.
Tercatat, realisasi TKDD baru mencapai Rp233,21 triliun sampai 30 April 2021. Jumlahnya 29,3 persen dari pagu Rp795,5 triliun.
Pertumbuhannya terkontraksi 3,4 persen secara tahunan. Sebab, pada April 2020, realisasi TKDD mencapai Rp241,33 triliun atau 31,6 persen dari pagu yang disiapkan.
"Jangan sampai orang membuat orang berpikir Kemenkeu tidak menyalurkan TKDD karena tidak punya uang, tidak, tapi dalam setiap penyaluran ada persyaratannya, dan persyaratan ini belum dipenuhi," ucap Ani, sapaan akrabnya di konferensi pers APBN KiTa edisi Mei 2021, Selasa (25/5).
Bendahara negara mengatakan beberapa jenis transfer yang persyaratannya belum terpenuhi adalah Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik, Dana Insentif Daerah (DI), dan Dana Desa.
Tercatat, realisasi penyaluran DAU turun 16 persen dari Rp159,97 triliun pada April 2020 menjadi Rp134,34 triliun pada April 2021. Lalu, penyaluran DAK Fisik turun 36,2 persen menjadi Rp900 miliar, DID anjlok 76,5 persen menjadi Rp540 miliar, dan Dana Desa melorot 19,7 persen menjadi Rp16,85 triliun.
"DAU ini karena berbagai persyaratan penyalurannya belum diselesaikan. Demikian juga dengan DAK fisik, penurunannya lebih karena persyaratan," jelasnya.
Berbanding terbalik dengan TKDD, belanja pemerintah pusat justru tumbuh 28,1 persen secara tahunan. Realisasinya naik 25,1 persen menjadi Rp489,8 triliun.
Sementara belanja negara telah mencapai Rp723 triliun pada akhir April 2021. Jumlahnya naik 15,9 persen secara tahunan.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Cnnindonesia.com |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan |