(CAKAPLAH) - Membuka Medsos alangkah kagetnya kita Riau ini serba juara. Juara dengan sumber daya alam, juara juga dengan hasil bumi (sawit), juara juga dengan letak yang strategis di Sumatera, bahkan di Indonesia.
Riau berada di tengah pulau Sumatera dan berbatasan dengan Laut Cina Selatan, Selat Malaka yang menjadi poros laut dunia, juara juga untuk dekat dengan negara Singapura, Malaysia, dan lainnya sebagai pintu dunia.
Tapi kita juga dikagetkan dengan Riau juara juga di Indonesia (5 besar di tingkat nasional) untuk korupsi, narkoba dan tingginya kasus Covid-19. Why? Kadang tak habis pikir ini semua bisa terjadi. Dari sisi budaya, agama dan pendidikan, orang Riau sangat memahami bahwa itu ada lah perbuatan yang dilarang dan melanggar aturan. Tapi kok bisa terjadi, dan sampai sekarang masih agak sulit kita memahaminya, kenapa itu terjadi dan agak sulit diberantas.
Sebenarnya, dimana pun di Indonesia ini, juara Riau itu terjadi dimana - mana. Bahkan Indonesia mendapat gelar negara No. 3 terkorup, nepotisme, dan pemeras di Asia, hasil dari suatu lembaga survei.
Untuk Covid-19, kita sudah melihat segala upaya baik pemerintah dan rakyat ingin melepas Riau dari 5 besar di Indonesia, tapi sampai sekarang belum juga tercapai. Padahal segala upaya udah dilakukan Prokes dan vaksin yang terus menerus, juga razia dan membatasi tempat berkumpul.
Mengenai narkoba juga kita sudah melihat segala upaya udah dilakukan oleh aparat untuk memberantasnya, baik itu dengan razia tempat hiburan, penjara, 'kampung-kampung' narkoba, juga menutup dan memperketat pintu masuk narkoba baik dari lapangan terbang, pelabuhan, dan di jalan raya.
Namun status juara di Indonesia itu tetap melekat buat Riau. Nah, untuk korupsi ini, walau segala upaya dilakukan namun agak nampak masih setengah hati. Apa yang kurang untuk memberantasnya? Semua aturan ada, semua pengawasan jalan, semua aparat ada (polisi, jaksa, KPK) LSM, ormas, dan lembaga adat.
Tapi tetap juga itu terjadi lagi dan terjadi lagi. Entah sudah berapa gubernur dan bupati serta pejabat dan tomas, pihak swasta yang tertangkap gara-gara korupsi di Riau. Bisa jadi ini akan terjadi terus kalau tidak betul serius ingin memberantasnya, tetutama dari para pejabat itu sendiri termasuk masyarakatnya (swasta).
Mudah-mudahan ke depan kita berharap suatu saat 3 status juara Riau itu akan lenyap dari Riau, dan ini bukan hanya kerja aparat dan para pejabat tapi kerja kita semua termasuk kawan-kawan di pusat, baik dari departemen, partai politik, dan lainnya.
Ayo Riau kamu bisa, kamu hebat, dan lebih baik ke depan ! Tak ada watak nenek moyang kita mengajar kan harus korupsi dan narkoba, begitu juga agama dan peraturan kita. Kalau tidak niat dari sekarang kapan lagi? Masa kita mau anak cucu kita setiap saat menjadi incaran penjara.
Ayo aparat hukum dan pengawas keuangan, akademisi, tokoh adat dan lain lain! Bantu Riau dari 3 penyakit tak baik dan merusak itu. Kalau tidak sekarang kapan lagi? Masa kita ngak malu dapat cap begitu di Indonesia. Masa kita ngak kasihan anak kemanakan kerja cari nafkah ujung-ujungnya ke penjara. Ayo berubah!
Penulis | : | DR Zulkarnain Kadir SH MH, Ketua Rt 2 RW 14 Desa Pandau, Kampar. |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Cakap Rakyat |