(CAKAPLAH) - Ahad 13 Juni pagi tadi penulis jalan-jalan sambil olahraga pagi di kawasan Stadion Utama Riau. Melihat kondisi stadion ini hati ini terasa miris, padahal Stadion Utama Riau ini begitu megah dan dibangun dengan anggaran tidak sedikit, mencapai Rp1,3 triliun.
Stadion yang dibangun dan digunakan untuk pembukaan dan penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2012 lalu tersebut mampu menampung 42 ribu penonton dengan single seat, dilengkapi sound system, lampu penerangan untuk pertandingan malam hari, serta rumputnya yang dipesan dari luar negeri.
Ketika pelaksanaan PON tahun 2012 Riau, khususnya Pekanbaru penuh tamu dari seluruh rakyat Indonesia, khususnya insan olahraga dan media yang meliput. Terasa bangga hati ini sebagai orang Riau. Ternyata kita bisa dan mampu seperti provinsi di pulau Jawa sana menjadi tuan rumah PON. Selama ini kegiatan PON untuk meningkatkan mutu dan prestasi olahraga selalu terpusat di pulau Jawa.
Akan tetapi Riau mampu menunjukkan kalau daerah ini bisa berbuat hal yang sama. Untuk meyakinkan pemerintah pusat kalau bisa menjadi tuan rumah, Riau saat bermodalkan beberapa venue olahraga saja. Dan Pemerintah Pusat memberikan kepercayaan kepada Riau sebagai tuan rumah. Padahal dua provinsi lainnya, Jawa Barat dan Jawa Tengah juga berebut ingin menjadi tuan rumah. Dua provinsi itu sudah pernah menjadi tuan rumah PON serta memiliki semua fasilitas olahraga yang lengkap. Rasanya Riau tak mampu untuk itu, ternyata kita bisa dan sama dengan mereka.
Namun setelah pesta besar selesai dan sukses digelar kini venue olahraga seperti tidak terurus. Kita bisa membangun tapi tak bisa memanfaatkannya. Harusnya ke depan hal begini jadi peratihan pusat. Karena PON ini adalah program yang diadakan di daerah. Pusat juga harus memikirkan pasca PON, bukan hanya sebelum PON.
Bagaimana setelah itu venue-venue dan lain dipakai atau terawat. Sayang dana untuk persiapan dan penyelenggaran yang menghabiskan puluhan triliun akhirnya menjadi monumen mati. Hanya untuk kenangan pertanda pernah ada PON di suatu provinsi. Tidak ada manfaat dan fungsional setelah PON selesai.
Sayang infrastruktur yang dibangun dari pajak rakyat malah dibiarkan terbengkalai tak terawat, tak punya manfaat untuk rakyat dan pemerintah di daerah. Saya yakin juga ini akan terjadi di PON Papua. Venue olahraga akan terbengkalai tanpa kesan setelah PON selesai. Besar juga biaya perawatan dan memfungsionalkannya bagi daerah kalau pusat tidak bantu juga memonitor pemerintah provinsi untuk apa kedepan setelah PON.
Stadion Utama Riau kenapa engkau begini sekarang, apa tidak ada jalan keluar untuk itu baik perawatan maupun fugsional. Masa kita tak bisa berpikir untuk itu kalau ada niat supaya dia tergunakan sebagaimana mestinya, sesuai dengan fungsinya: bisa tempat olahraga, wisata, UMKM dan lainnya. Banyak sebenarnya skema untuk Stadion Utama Riau bisa berfungsi dengan layak. Bisa dibentuk badan pengelola, disewakan, atau dijual, atau diserahkan ke pusat, atau kerja sama. Ini semua tergantung niat.
Jangan sampai bangunan megah ini hanya menjadi monumen mati, malu kita sama rakyat dibangun dari pajak rakyat tapi hanya untuk dilihat dan jadi kenangan PON pernah di Riau.
Perlu diketahui, sepakbola adalah olahraga yang paling banyak peminatnya di dunia termasuk di Riau. Ingat Stadion Utama pernah mengadakan pertandingan sepakbola baik tingkat nasional dan internasional. Saat event digelar stadion penuh sesak penontong. Bahkan ada yang datang dari luar provinsi Riau.
Daerah lain tidak seberuntung Riau karena tidak memiliki stadion bagus seperti Riau. Nah, Riau yang memiliki sejumlah venue olahraga malah tak fungsional. Alangkah sayangnya Riau yang telah memiliki fasilitas olahraga namun tidak bisa merawatnya.
Penulis yakin pemerintah pusat dan pemerintah provinsi sekarang ini akan akan merawat dan fungsional venue olahraga, khususnya Stadion Utama Riau dengan cepat. Mudah-mudahan 1 atau 2 tahun ke dapan Stadion Utama Riau akan fugsional. Bergelora kembali seperti saat penyelenggaraan PON Riau lalu.***
Penulis | : | Dr H Zulkarnain Kadir SH MH, pecinta sepakbola |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Cakap Rakyat |