JAKARTA (CAKAPLAH) - Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan, menegur Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Agung Firman Sampurna, karena dianggap sikapnya yang mendua.
Sebelumnya BPK memberi penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap laporan keuangan Pemerintah namun secara terang-terangan BPK kembali melontarkan pernyataan yang meragukan kemampuan pemerintah dalam membayar utang sampai dengan 31 Desember 2021 sudah mencapai Rp 6.074,56 triliun.
Atas hal itu BPK dituding telah menciptakan kebingungan di tengah masyarakat, sehingga pernyataan dari Ketua BPK Agung Firman Sampurna itu saat ini dinilai telah menciptakan polemik di tengah masyarakat.
“Ini kan aneh. Di satu sisi BPK memberi penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap laporan keuangan pemerintah. Namun di sisi lain mengkhawatirkan utang pemerintah. Rakyat jadi bingung atas sikap mendua BPK," ujar Heri Gunawan kepada wartawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (24/6/2021).
Politisi Partai Gerindra itu mengatakan, baiknya Ketua BPK sebelum melempar pernyataan tersebut di ruang publik terlebih dahulu melihat utang pemerintah secara komprehensif.
"Memang pandemi Covid-19 telah meningkatkan defisit, utang, dan sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) yang berdampak pada pengelolaan fiskal, namun sebaiknya BPK juga perlu melihat UU No 2 Tahun 2020 sebagai dasar hukum pembengkakan defisit tersebut," tutur Heri.
Selain itu dirinya juga menyayangkan sikap Ketua BPK yang hanya menyebut Perpres 72 dan UU Keuangan Negara. Padahal kedua aturan tersebut terkait dengan Perppu No. 1/2020 yang sudah ditetapkan menjadi UU No. 2/2020.
Sebelumnya dalam Rapat Paripurna, Selasa (22/6/2021) di DPR RI, Ketua BPK Agung Firman Sampurna mengungkapkan tren penambahan utang pemerintah dan biaya bunga telah melampaui pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan penerimaan negara, yang dikhawatirkan pemerintah tidak mampu untuk membayarnya.
"Memunculkan kekhawatiran terhadap penurunan kemampuan pemerintah untuk membayar utang dan bunga utang," ujar Agung Firman.**
Penulis | : | Edyson |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Nasional |