Pengamat Politik dari Universitas Islam Riau (UIR), Panca Setyo Prihatin.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pengamat Politik dari Universitas Islam Riau (UIR), Panca Setyo Prihatin mengemukakan analisanya terkait mantan Gubri Annas Maamun yang dikenal sangat kental dengan Golkar, berpindah hati dan kini memiliki KTA Partai Nasdem.
Kepada CAKAPLAH.com, Panca mengatakan, perpindahan kader partai dari satu partai ke partai lain adalah dinamika yang jamak terjadi, khususnya dalam peta politik parpol di Indonesia.
Kata Panca, tidak ada ikatan yang kuat kader harus berada dalam partainya karena tidak ada aturan yang mengikat dan bisa pindah sewaktu-waktu. Tetapi memang, menjadi persoalan yang besar bagi partai, mengingat kader adalah sumber energi bagi Parpol, baik dari aspek finansial, popularitas kader, dan yang pasti berbanding lurus dengan upaya mendapatkan dukungan publik pada saat kontestasi politik baik Pilkada, Pilpres atau Pileg dari daerah sampai pusat.
Sehingga, kata Panca, walaupun perpindahan kader dari parpol satu ke perpol yang lain merupakan hal yang lumrah. Tapi menjadi perbincangan publik jika tokoh yang pindah adalah sosok yang sangat berpengaruh, semisal Annas Maamun (mantan Bupati Rohil dan Gubernur Riau) yang dikenal sebagai tokoh Golkar, dan sangat kuat pengaruhnya atas kemenangan Partai Golkar, baik di daerahnya Rohil dan Provinsi Riau umumnya. Ini menjadi goncangan politik bagi Partai Golkar.
"Setidaknya hal ini menjadi goncangan politik bagi Golkar. Perpindahan haluan politik Anas Maamun akan diikuti oleh para loyalis nya yang masih banyak tersebar se-Provinsi Riau. Di sisi lain, isu kepindahan Anas Maamun ke Partai Nasdem jelas menjadi sinyal bagi persiapan Parpol menghadapi pemilu legislatif dan Pilkada serentak 2024," cakapnya.
Dalam persiapan menghadapi Pilkada serentak dan Pileg 2024, parpol yang ada pasti akan berupaya mendapatkan kader terbaik yang sudah terbukti pengaruhnya di masyarakat, dengan tujuan agar dalam waktu yang singkat tidak perlu terlalu sulit untukk melakukan konsolidasi dan salah satu caranya adalah mendapatkan kader yang sudah siap dengan segala kekuatannya.
"Riau sebagai lumbung Partai Golkar terlihat mengalami defisit kekuatan setelah 9 Pilkada serentak kabupaten-kota se-Riau Desember 2020 yang lalu, Golkar hanya memenangkan di 2 daerah saja, Inhu dan Kuansing, dan ini juga merupakan sinyal bagi partai Golkar untuk menjadikan hal itu sebagai bahan konsolidasi untuk segera merapatkan barisan, melakukan konsolidasi lintas struktur dan melakukan upaya kaderisasi terutama pada pemilih pemula dan perempuan," ujarnya.
Karena, kata Panca, andaikan hal itu tidak segera dengan cepat dilakukan makan Partai Golkar sebagai partai pemenang Pemilu di Riau, tidak mustahil akan tergerus oleh rivalitas parpol lain yang terus berbenah.
"Salah satunya dengan melakukan kaderisasi instan dengan memanfaatkan kekuatan dan popularitas kader Partai Golkar, tak hanya Anas Maamun, tapi juga akan terjadi pada mantan ketua Parpol atau kader terbaik Partai Golkar lainnya yang ada di kabupaten/kota se-Riau," tukasnya.
Diberitakan CAKAPLAH.com sebelumnya, mantan Gubernur Riau, Annas Maamun membuat kabar mengejutkan dengan bergabung ke partai besutan Surya Paloh, Nasdem, dan telah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA).
Informasi tersebut dibenarkan oleh Ketua Bapilu DPW Nasdem Riau, Dedi Harianto Lubis. Kepada CAKAPLAH.com, Senin (28/6/2021) malam, Dedi mengatakan bahwa memang saat ini KTA Nasdem untuk Annas Maamun telah keluar.
"Informasi yang kita (DPW) terima, beliau masuknya dari (DPD) Rohil. Apalagi, Nasdem kan saat ini membuat gebrakan dengan bisa membuat E KTA mandiri, tinggal download, aplikasi bisa buat sendiri. Konfirmasinya, memang beliau yang mau bergabung dari kawan - kawan di Rohil," kata Dedi.