PELALAWAN (CAKAPLAH) - Sungai Hulu Bandar yang berada di Kelurahan Pelalawan, Kecamatan Pelalawan memiliki nilai sejarah nan panjang. Di tepian sungai inilah, awal mulanya kerajaan Pelalawan berdiri. Kemudian diabadikan dengan nama Kabupaten Pelalawan.
Dimasa kejayaan kerajaan Pelalawan, Sungai Hulu Bandar merupakan tempat bersandarnya kapal-kapal milik kerajaan Pelalawan. Bahkan sungai ini menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat setempat. Tidak itu saja, Pemda Pelalawan saat ini mengabadikan di tepian Hulu Bandar satu agenda tahunan yakni mandi balimau sultan Pelalawan dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Di tepian Sungai Hulu Bandar berdiri megah sebuah ikon cagar budaya revitalisasi istana Sayap yang sudah dipugar habis, ia adalah tempat para raja kerajaan Pelalawan dulunya bermukim. Bangunannya mengarah ke timur dengan lahan cukup luas. Di depannya membentang sungai Kampar yang mengalirkan air dengan tenang. Sementara di belakang istana sayap mengalir pula sungai Hulu Bandar yang bermuara ke Sungai Kampar.
Berbicara sungai Hulu Bandar, CAKAPLAH.com berkesempatan melihat langsung kondisi terkini beberapa hari yang lalu bersama Bupati Pelalawan H Zukri Misran didampingi sejumlah Kepala OPD. Diantaranya, Kadis DLH Eko Novitra, Plt Kadis PUPR MD Rizal serta unsur Upika Kecamatan Pelalawan beserta tokoh masyarakat setempat. Termasuk manajemen PT RAPP diwakili Mabrur.
Menggunakan dua unit pompong bermesin dompeng, rombongan mencoba menulusuri sungai yang konon masih banyak mengandung biota air tawar, memiliki ekonomis tinggi. Sebut saja, ikan Cana Maru (Ikan Jalai), Ikan Kayangan (Ikan Arwana), udang dN ikan air tawar jenis lainnya.
Lantaran masuknya di dekat dermaga tak jauh dari lokasi pembangunan Puskesmas rawat inap, pompong rombongan mencoba menyusuri Sungai Hulu Bandar arah ke hulu. Baru beberapa saat saja, berlayar pompong terhenti. Ia tak bisa bergerak lantaran sungai ditutupi rumput cukup tebal jenis kumpai. Ke arah hulu, Sungai Hulu Bandar nantinya mempertemukan dengan Sungai Salempaya.
Rombongan memutuskan tidak melanjutkan perjalanan ke arah hulu dan memilih memutar balik arah, melanjutkan perjalanan ke arah hilir Sungai Hulu Bandar yang akan bermuara ke Sungai Kampar.
Ke arah hilir Sungai Hulu Bandar dengan lebar cukup bervariasi, menyajikan pemandangan alam yang indah. Mata disejukkan dengan kekayuan nan hijau terhampar di sisi kiri-kanan sungai. Dalam perjalanan inilah, banyak dijumpai potensi-potensi cagar-cagar budaya religius.
Sebut saja, makam dalam sungai. Dalam perjalanan ke hilir Sungai Hulu Bandar ada dua atau tiga tempat lokasi makam dalam sungai. Makam dalam sungai sesungguhnya adalah hanya penyebutan nama yang sudah lazim bagi masyarakat setempat. Makam tersebut berada di darat beberapa meter dari bibir sungai Hulu Bandar.
Makam dalam sungai ini mencuat jika ada warga setempat meninggal dunia. Pertanyaan muncul jenazah dikebumikan di dalam sungai atau di tempat pemakaman umum tempat lainnya? Jika ia dikebumikan dalam sungai, jenazahnya diantar menggunakan pompong melewati sungai Kampar. Itulah disebut makam dalam sungai.
CAKAPLAH.com beberapa waktu lalu pernah mengangkat peristiwa tak lazim di Kelurahan Pelalawan, Kecamatan Pelalawan. Beritanya pun, sempat viral. Baca beritanya: Ternyata di Pelalawan Ada Prosesi Pemakaman Jenazah di Dalam Sungai
Dalam perjalanan bupati Zukri menegaskan bahwa makam dalam sungai di kecamatan Pelalawan hanya penyebutan nama saja, tapi sesungguhnya makam tersebut berada di darat. Di bantaran sungai Hulu Bandar terdapat makam dekat makam jauh dan ada lagi beberapa lokasi pemakaman.
Pemda Pelalawan kata bupati Zukri berencana akan menggalakkan dilokasi ini bakal dijadikan wisata religi untuk menopang objek ikon wisata budaya yakni Istana Sayap kerajaan Pelalawan. Untuk itu ke depan Pemda akan melakukan revitalisasi kawasan Istana Sayap.
Pada kesempatan itu Mabrur perwakilan manajemen PT RAPP sudah menunjukkan dua rekanan, melakukan pembersihan sungai Hulu Bandar dan Sungai Salempaya yang tertutup semak kumpai tebal. Setelah pembersihan nantinya, bakal dilakukan pembersihan rutin setiap bulan.
Penulis | : | Febri Sugiono |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Kabupaten Pelalawan |