PEKANBARU (CAKAPLAH) - Herman tak menyangka keputusan dirinya untuk beralih dari budidaya sawit ke tanaman holtikulura berbuah manis. Bahkan pria berusia 52 tahun ini bisa meraup untung hingga puluhan juta rupiah dari budidaya tanaman holtikultura yang ditanam di lahan seluas 3 hektare miliknya tersebut.
"Saya sampai saat ini juga masih belum menyangka. Budidaya holtikultura sudah berbuah manis," ujar Herman dalam acara Webinar Implementasi Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) Melalui Agroforestry (Alternatif Solusi Pencegahan Karhutla di Riau) yang ditaja oleh Jurnalis Kreatif Riau di Universitas Muhammadiyah Riau, Rabu (7/7/2021).
Diceritakan Herman, awal mula beralih ke Holtikultura, dari 2,5 hektare lahan sawit miliknya dia hanya membuka setengah hektar untuk holtikultura. Setelah melihat potensi tanaman holtikultura, barulah dirinya kembali membuka seluruh lahan sawitnya menjadi tanaman holtikultura. Bahkan menambah setengah hektar lagi sehingga total miliknya saat ini menjadi 3 hektare.
"Awalnya memang saya ragu. Dari sawit kemudian berubah haluan menjadi tanaman holtikultura. Namun saya yakin. Yang penting ada keinginan dan memperhatikan tanaman serta tak lupa juga berdoa. Akhirnya apa yang saya lakukan berbuah manis. Kini dalam waktu sebulan saya bisa meraih omset hingga Rp45-60 juta," jelasnya.
Dikatakan Herman, awal membuka lahan dirinya memang dengan cara membakar lahan. Karena saat itu dirinya mengaku tak punya modal. Dan memang waktu itu belum ada larangan membuka lahan dengan cara bakar, jadi dirinya mengambil cara singkat dengan membakar lahan.
"Namun memang jika membuka lahan dengan membakar, itu kesuburan tanah akan singkat dan dalam pengolahannya akan banyak memakai kompos. Nah tapi jika membuka lahan tanpa bakar, unsur hara tidak terbakar jadi bertahan lama. Itu yang menjadi salah satu kunci tanah menjadi subur dan hasilnya bagus," ujarnya.
Awal dirinya membuka lahan tanpa bakar adalah saat PT Arara Abadi datang dan memberi penjelasan bahayanya membakar lahan.
"Dan waktu itu saya sampaikan bahwa saya tak ada modal untuk membuka lahan dengan cara tanpa bakar. Akhirnya perusahaan menurunkan eskavator dan disitulah akhirnya saya tidak membuka lahan dengan cara bakar. Dan hasilnya kini sudah bisa saya nikmati," jelasnya.
"Bahkan perusahaan tak hanya membantu saat membuka lahan saja. Tapi mulai dari penanaman hingga pemasaran," imbuhnya.
Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution yang membuka acara tersebut secara virtual mengatakan sesuai arahan Presiden Republik Indonesia tentang pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yakni dengan memprioritaskan upaya pencegahan Karhutla melalui deteksi dini, monitoring areal rawan titik api dan pemantauan kondisi harian di lapangan.
"Tentu upaya tersebut membutuhkan sinergitas dari berbagai pihak baik pemerintah pusat, Pemda, korporasi, perguruan tinggi, LSM maupun masyarakat secara lebih luas," sebutnya.
Oleh karena itu Pemprov Riau sangat mendukung dengan diadakannya webinar implementasi pembukaan lahan tanpa bakar melalui Agroforestry yang dilaksanakan hari ini.
"Ini adalah salah satu bentuk upaya pencegahan Karhutla yang dapat kita upayakan melalui sebuah edukasi untuk memperkaya ilmu pengatahuan dan pemahaman. Sehingga diharapkan nantinya terjadi perubahan perilaku masyarakat guna mendukung pengendalian Karhutla. Bahkan harapan kita selanjutnya dapat membantu pemerintah untuk melakukan pengendalian Karhutla di Provinsi Riau," sebut Wagubri.
Ketua Jurnalis Kreatif Riau, Satria Utama Batu Bara mengatakan ini adalah kegiatan kedua yang dilaksanakan bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Riau. Beberapa bulan lalu juga sudah dilakukan bedah film dan hari ini webinar.
"Intinya kita akan terus melakukan kegiatan lain. Tentu tergantung dari situasi dan kondisi kebutuhan yang nantiny akan muncul. Insya Allah akan ada kegiatan-kegiatan lainnya. Jurnalis Kreatif Riau terus berusaha mencari hal-hal positif, karena memang dari awal terbentuk visinya adalah menyampaikan informasi yang inspiratif. Seperti kisah Pak Herman yang inspiratif. Kita ingin mengubah pola pikir yang mungkin kurang baik menjadi lebih baik dan menularkan kisah sukses yang lain," pungkasnya.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut Dirjen Pengendalian Perubahan KLHK Laksmi Dhewanthi, Kepala Dinas LHK Riau Mamun Murod dan juga Herman selaku petani sukses dari Perawang, Siak.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau |