Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Negeri Semarang (Unnes), memberi julukan kepada Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin sebagai "King of Silent". Hal ini karena Wapres dinilai selalu absen berperan dalam penanggulangan pandemi Covid-19 yang terus mengalami lonjakan di Indonesia saat ini.
"Secara umum, masyarakat menilai Wakil Presiden Ma'ruf Amin terlihat absen dan diam," tulis BEM KM Unnes di Instagram resmi miliknya @bemkmunnes, dikutip CAKAPLAH.COM, Rabu (7/7/2021).
Namun Wapres Ma'ruf Amin, sepertinya tidak mau ambil pusing atas julukan itu. Sebagaimana terlihat pada acara webinar yang diselenggarakan oleh Bank Aladin, Rabu (7/7/2021) di Jakarta. Wapres Ma'ruf Amin, sebagai pembicara di acara itu mengatakan potensi penggunaan layanan perbankan syariah di Indonesia masih sangat besar, terlebih memasuki era digital.
Namun, ada sejumlah tantangan besar yang dihadapi bank syariah untuk menjalankan layanan digital secara aman dan lancar.
Tantangan pertama, belum ada dukungan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang khusus mengatur layanan perbankan digital untuk bank syariah. Maka itu, ia mengimbau regulator untuk mendukung aktivitas bisnis perbankan syariah dengan menerbitkan aturan yang akan dijalankan pelaku industri.
"Hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka menjaga kenyamanan berinvestasi sekaligus, menjaga kepercayaan masyarakat," kata Ma'ruf Amin.
Guna menjaga kepercayaan masyarakat, menurut dia, sistem perbankan digital syariah juga perlu mengimplementasikan nilai-nilai syariah sesuai ketentuan yang diterbitkan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) .
Tantangan lain ialah terkait minimnya literasi perbankan digital di kalangan badan usaha, usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM), dan masyarakat. Maka itu, pemangku kepentingan perlu meningkatkan inklusi keuangan demi memperluas pangsa pasar perbankan digital syariah.
"Sehingga dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional, dan berkontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat," lanjutnya.
Secara umum, perbankan syariah Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan positif, meski masih dihadapkan pada beberapa isu strategis serta tantangan yang perlu diselesaikan.
Berdasarkan Kajian Transformasi Perbankan Syariah yang disusun OJK pada 2018, terdapat beberapa isu strategis yang masih menghambat akselerasi pertumbuhan bisnis perbankan syariah. Di antaranya, belum adanya diferensiasi model bisnis yang signifikan dan rendahnya tingkat literasi dan inklusi.
Hambatan lain, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang kurang optimal di industri perbankan syariah. Layanan perbankan syariah kurang kompetitif jika dibanding produk dan layanan perbankan konvensional.
Menurut Ma'ruf Amin, terdapat beberapa solusi yang dapat menjawab tantangan penetrasi pasar perbankan syariah saat ini. Salah satunya, peran generasi milenial dalam industri perbankan syariah. Pelaku industri juga perlu menyediakan produk dan layanan perbankan syariah yang kompetitif.
Solusi berikutnya adalah peningkatan distribusi kanal digital agar lebih mudah diakses masyarakat serta produk yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat sehari-hari.
"Lalu, kemudahan transaksi dan interaksi untuk nasabah, dan jaringan mitra yang luas," ungkapnya.
Ia mengatakan, potensi generasi penduduk Indonesia yang didominasi oleh generasi Z mencapai 27,94% dan generasi milenial sebesar 25,87%. Selain telah melek internet sejak usia dini, generasi ini cenderung memiliki minat yang besar untuk memilih gaya hidup yang sesuai dengan agama dan keyakinannya.
Ma'ruf Amin mengatakan, sesuai hasil riset yang diselenggarakan oleh Inventure Knowledge pada 2020 tentang Millennial Muslim Mega Shifts disimpulkan, generasi yang populer disebut Gen-Sy (Gen-si) didominasi anak muda yang akrab dengan produk dan layanan perbankan Syariah.
"Selain itu, dari survei tersebut juga disimpulkan, setelah terjadinya pandemi Covid-19 mayoritas publik atau 58,8% cenderung lebih religius dan lebih memilih lembaga keuangan dengan prinsip syariah," katanya.**