Rombongan saat menyusuri Sungai Kerumutan.
|
PELALAWAN (CAKAPLAH) - Bantaran Sungai Kerumutan yang mengalir dari hulu sampai ke hilir bermuara ke Kecamatan Teluk Meranti, kondisinya sudah sangat memprihatinkan sekali. Sepanjang lebih kurang 20 kilometer permukaan sungai, sulit dilewati perahu nelayan lantaran ditumbuhi rumput tebal jenis kumpai.
Padahal, sungai Kerumutan ini menjadi salah satu sumber mata pencaharian warga setempat, khususnya bagi para nelayan. Selain itu pula Sungai Kerumutan juga merupakan sarana transportasi air berguna mengeluarkan hasil dari produksi pertanian ataupun perkebunan.
Di sisi lain, jika dikelola, Sungai Kerumutan memiliki pesona nan indah, berpotensi menjadi salah satu objek wisata alam di Kabupaten Pelalawan. Pasalnya, sepanjang bantaran Sungai Kerumutan menyajikan pemandangan yang indah-indah.
CAKAPLAH.com berkesempatan melihat langsung kondisi Sungai Kerumutan, bersama rombongan Wakil Bupati Pelalawan H Nasarudin, SH, MH, akhir pekan lalu. Turut serta, dalam rombongan ini, Wakil Ketua DPRD Pelalawan H Anton Sugianto, Ketua Komisi I DPRD H Imustiar, anggota komisi III Suwandi, mantan anggota DPRD Pelalawan Eka Putra, Pemerintahan Kecamatan Kerumutan, tokoh pemuda Kerumutan Irwin, S.Sos serta perwakilan enam perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Kerumutan.
Rombongan mulai menelusuri Sungai Kerumutan masuk di pelabuhan rakyat, tepatnya di desa Kopau, menggunakan enam unit pompong bermesin dompeng. Hampir dua atau tiga jam menaiki pompong untuk sampai ke hilir turun di pelabuhan di Desa Mak Teduh.
Dalam perjalanan, sungai hanya bisa dilewati selebar seukuran badan pompong, lantaran ditutupi rumput kumpai. Padahal, lebar sisi kiri-kanan sungai sesungguhnya berkisar rata-rata 50 meter.
Menelusuri sungai ke hilir, mata dimanjakan dengan pemandangan yang indah. Pohon-pohon rindang nan hijau dengan akar-akar penyangga menambahkan keindahan sungai. Ditambah lagi, burung-burung jenis bangau beterbangan menambah keindahan alam.
Menurut penuturan Imustiar, anggota dewan Dapil setempat, Sungai Kerumutan juga tempat migrasi jenis burung bangau berparuh panjang konon dari negara lain.
Jika dikelola dan dibersihkan. kata Imustiar, bukan tidak mungkin menjadi salah satu paket wisata menunjang paket wisata ombak Bono di Kecamatan Teluk Meranti. "Namun sesungguhnya adalah dengan kondisi Sungai Kerumutan yang tertutup kumpai, pendapatan nelayan menurun drastis," paparnya.
Sebelum menelusuri sungai Kerumutan ini, rombongan wabup Nasarudin mengadakan pertemuan di kantor camat Kerumutan melibatkan enam perusahaan. Enam perusahaan tersebut bakal 'keroyokan' membersihkan Sungai Kerumutan, mengembalikan seperti semula.
Keenam perusahaan yang terlibat adalah PT Sari Lembah Subur (SLS), PT Gandahera Hendana, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Kampar, PT Mita Alam Lestari (MAL), PT Arara Abadi, dan PT Pertanian Maju Terus.
"Kita sudah mengumpulkan seluruh perusahaan yang ada di Kecamatan Teluk Meranti dan Kecamatan Kerumutan yang berdampingan dengan Sungai Kerumutan," ungkap Wakil Bupati Pelalawan, H Nasarudin.
Disampaikannya, pemerintah berharap dukungan perusahaan dalam program normalisasi Sungai Kerumutan dari hulu sampai ke hilir. Saat ini, seluruh lermukaan Sungai Kerumutan tertutup rumput Kumpai.
"Kita berharap bantuan dari perusahaan untuk membersihkan sungai yang saat ini sudah tidak bisa lagi dilewati karena sudah tertutup rumput Kumpai," terangnya.
Kondisi Sungai Kerumutan saat ini, akan dikembalikan lagi fungsinya sehingga masyarakat dan nelayan dapat kembali memanfaatkan sungai sebagai sumber mata pencaharian dan sarana transportasi.
"Jadi fungsi sungai ini akan dikembalikan lagi ke awal. Agar sungai ini bisa dilewati lagi, dari Kerumutan sampai ke Teluk Meranti. Normalisasi sungai harus siap tahun ini," tandasnya.
Penulis | : | Febri Sugiono |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Kabupaten Pelalawan |