SOSOK Datuk Seri Anwar Ibrahim sebagai tokoh oposisi tidak dapat dipisahkan dalam politik Malaysia. Sebagai ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan Pimpinan Oposisi Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim telah menyerahkan usulan secara resmi ke Parlemen yang menyatakan bahwa parlemen telah kehilangan kepercayaan kepada Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yasin.
Datuk Seri Anwar Ibrahim yang juga sebagai anggota Parlemen wilayah Port Dickson, Negeri Sembilan berkeyakinan Parlemen telah kehilangan mayoritas terhadap Perdana Menteri Malaysia tersebut yang disebabkan oleh pembatalan peraturan darurat.
Perdana Menteri tidak memiliki kekuasaan untuk menarik peraturan-peraturan darurat. Kekuasaan peraturan darurat hanya dimiliki oleh Raja dan mesti ada persetujuan dari Raja.
Sosok Datuk Anwar Ibrahim merupakan sosok yang kontroversial di kalangan masyarakat Malaysia umumnya. Bekas Deputi Perdana Menteri, era Tun Mahathir Mohamad tersebut, sejak awal telah menunjukkan kepiawaiannya dalam kancah politik.
Namun, kepiawaian politik Datuk Seri Anwar Ibrahim terhenti sejak tuduhan sodomi (liwat) dan korupsi menimpanya. Tahun 1999 merupakan tahun yang paling malang bagi Datuk Seri Anwar Ibrahim.
Perseteruan Datuk Seri Anwar Ibrahim dan Tun Mahathir Mohamad mengenai bagaimana mengelola negara khususnya dalam menghadapi krisis ekonomi yang melanda Malaysia, telah membawa korban, dengan pemecatan Datuk Seri Anwar Ibrahim sebagai Timbalan (Wakil Perdana Menteri Malaysia) oleh Tun Mahathir Mohamad. Datuk Seri Anwar Ibrahim secara moral tidak layak untuk menggantikannya, itu yang diutarakan oleh Tun Mahathir Mohamad ketika memecat dan memenjarakan Datuk Seri Anwar Ibrahim.
Datuk Seri Anwar Ibrahim merupakan sosok yang keras dalam mempertahankan ide-ide dan gagasan-gagasan yang penuh kontroversial dalam setiap kebijakannya. Lahir di Sungai Bakau, Seberang Perai Selatan, Pulau Penang pada tanggal 10 Agustus 1947. Kiprah Datuk Seri Anwar Ibrahim dalam politik Malaysia sangat berpengaruh ke dalam perilaku dan pemikirannya. Arti kepemimpinan bagi Datuk Seri Anwar Ibrahim adalah menginginkan terciptanya masyarakat madani (Civil Society).
Sosok Anwar Ibrahim merupakan sosok yang sangat keras dalam memperjuangkan prinsip-prinsip yang dianggapnya benar. Tuduhan sebagai antek-antek Barat (Kapitalis) terus diarahkan kepada sosok Anwar Ibrahim ketika yang bersangkutan menjalin hubungan yang sangat erat dengan Amerika Serikat, terlebih lagi semenjak Malaysia mengalami krisis keuangan khususnya di kawasan Asia Tenggara tahun 1997.
Tuduhan sodomi (liwat) dan korupsi yang diarahkan kepada Datuk Seri Anwar Ibrahim ketika itu telah membuat karir politiknya terhenti. Penjara Sungai Buloh, Kajang, Selangor merupakan penjara yang selama hampir 7 tahun ditempatinya, sebelum Mahkamah Agung, Malaysia menerima banding dan membatalkan tuduhan sodomi (liwat) yang dituduhkan kepadanya.
Pemikiran politik Datuk Seri Anwar Ibrahim terhadap gelombang kebangkitan Asia telah menjadi kontribusi terbesar dalam perubahan konstelasi di rantau Asia tenggara khususnya di negaranya yaitu Malaysia. Datuk Seri Anwar Ibrahim tidak asing lagi dalam perpolitikan dan reformasi khususnya di Malaysia. Pemikiran politiknya selalu bertentangan dengan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad.
Perbedaan sikap dan pandangan politik, membawa dipecatnya Datuk Seri Anwar Ibrahim di kursi wakil Perdana Menteri ketika itu. Namun disebalik itu, Datuk Seri Anwar Ibrahim tetap dan terus berjuang memperjuangkan pemikiran politiknya yaitu gelombang kebangkitan Asia (The Asian Renaissance). Dan kini perjuangannya tersebut membawa Datuk Seri Anwar Ibrahim menduduki Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan juga memimpin koalisi besar oposisi Malaysia yaitu koalisi Pakatan Harapan yang merupakan oposisi terhadap pemerintahan Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin.
Gelombang kebangkitan Asia yang diperkenalkan oleh Datuk Seri Anwar Ibrahim tersebut telah banyak diulas dan menjadi pemikiran semenjak tahun 1996 dan hingga sekarang masih sangat relevan dengan perkembangan pemikiran politik dan reformasi. Pemikiran dari Datuk Seri Anwar Ibrahim merupakan awal akan ide adanya perubahan dan reformasi di Malaysia. Apa yang ada dalam buku gelombang kebangkitan Asia tersebut merupakan buku kumpulan esei-esei dan pidato-pidato Datuk Seri Anwar Ibrahim selama dia menjabat Timbalan (wakil) Perdana Menteri Malaysia kurun waktu 1993-1996. Ide-ide dan gagasan-gagasan tersebut hingga kini masih sangat relevan terhadap perubahan dan reformasi di Malaysia. Buku tersebut menjadi inspirasi dalam memperjuangkan keadilan dan reformasi politik ekonomi di Malaysia umumnya.
Pemikiran Datuk Seri Anwar Ibrahim terhadap perubahan dan reformasi di Malaysia lebih mengedepankan kepada nilai-nilai Islam dan sifatnya universal. Dalam usaha menangani perubahan tersebut, pemimpin perlu mempunyai kebijaksanaan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya. Bagaimanapun perubahan tersebut harus berlandaskan kepada nilai-nilai universal yang mutlak yang diakui oleh Islam dan agama lain secara baik dan mampu memberi kesejahteraan kepada umat manusia, demikian ulasan singkat dari pemikiran Datuk Seri Anwar Ibrahim dalam buku gelombang kebangkitan Asia tersebut.
Peluang Anwar Ibrahim Jadi Perdana Menteri Malaysia?
Datuk Seri Anwar Ibrahim menjadi ikon dalam hal perubahan dan reformasi di Malaysia saat ini. Ketokohan dari Datuk Seri Anwar Ibrahim telah meningkatkan perolehan suara bagi pihak oposisi khususnya bagi Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang diketuai oleh Datuk Seri Anwar Ibrahim dan ketua Oposisi Malaysia. Diprediksi, jika oposisi solid dan tetap mempertahankan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat luas, kemungkinan besar pihak oposisi yang diketuai oleh Datuk Seri Anwar Ibrahim akan dapat menang jika dilakukan pilihan raya (baca : pemilihan umum). Kekuatan oposisi di Malaysia saat ini sangat kuat dan tidak jauh selisihnya di Parlemen.
Oposisi di Malaysia telah memberikan warna demokrasi di negara tersebut. Kekuatan oposisi mendapat dukungan oleh sebagian rakyat Malaysia dalam upaya mewujudkan iklim demokrasi dan perubahan secara politik dan ekonomi. Apapun yang telah dicapai oleh pihak oposisi dalam pilihanraya yang lalu telah memberikan warna demokrasi yang selama ini belum memberikan kedewasaan politik masyarakatnya dalam berdemokrasi. Kekuatan oposisi mendapat dukungan oleh sebagian besar rakyat Malaysia dalam upaya mewujudkan perubahan dan reformasi. Semoga.
Penulis | : | Hasrul Sani Siregar, MA, Alumni UKM, Malaysia/Widyaiswara di BPSDM Provinsi Riau |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Internasional, Politik, Cakap Rakyat |