Husaimi Hamidi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua Komisi III DPRD Riau, Husaimi Hamidi mengatakan, bahwa pihaknya saat ini mendengar kabar kalau PT Riau Petroleum melalui anak perusahaannya Riau Petroleum Siak, bakal mengelola Participating interest (PI) 10 persen dari Blok Rokan yang akan berganti operator dari PT Chevron ke Pertamina mulai 9 Agustus mendatang.
Menurut Husaimi, pihaknya tidak mengetahui pasti perkembangan Riau Petroleum, dan hanya mengetahui kalau BUMD Riau tersebut sudah terpilih direksi dan komisaris.
"Anak perusahaan ini kan susah DPRD masuk (mengawasi). Saham Pemda ini kan di induknya, induknya setahu kami tak punya uang, bentuk lagi anak perusahaan. Kita tidak tahu ini, berapa modal awal di Riau Petroleum Siak itu, uang dari mana, biasa kan ke notaris itu ada lembaran saham, berapa modal awalnya?," kata Husaimi, Kamis (5/8/2021).
Seharusnya, kata politisi PPP ini, pemerintah daerah harus melakukan komunikasi dengan DPRD Riau khususnya komisi III terkait hal ini karena menyangkut dengan pendapatan daerah.
"Ini Biro Ekonomi main bantai-bantai saja, tahu-tahu kita dapat informasi sudah terpilih direksi dan komisaris, proses pembentukan anak perusahaan kita tak tahu. Jangan nanti kalau tak selesai DPRD yang disalahkan. DPRD tak tahu pembentukan anak perusahaan itu," cakapnya lagi.
Ia menamnahkan, jangan seperti yang terjadi pada PT PIR. Banyak anak perusahaan tapi tidak ada yang untung. Bahkan Husaimi menyebut PT PIR sudah ada cucu perusahaan.
"Nanti ketika anak perusahaan rugi, ditanggung oleh perusahaan lainnya dan induknya. Kita tak ingin ini terjadi," cakapnya lagi.
Sebelumnya, Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, telah menyiapkan dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMN) yang memenuhi kriteria untuk berpartisipasi dalam PI tersebut yakni PT Riau Petroleum dan PT Bumi Siak Pusako.
Blok Rokan berada di Provinsi Riau, dengan wilayah kerja di lima kabupaten yaitu Rokan Hulu, Rokan Hilir, Bengkalis, Siak dan Kampar, Pekanbaru dan Dumai.
Dengan luas wilayah kerja mencapai 6.300 KM2, Blok Rokan memiliki 80 lapangan produksi dengan jumlah sumur mencapai 12 ribu lebih.