PEKANBARU (CAKAPLAH) - Koordinator Pusat BEM se-Riau, Jimmy Saputra Nasution mengatakan, meski aksi unjukrasa menolak PPKM yang mereka lakukan dibubarkan oleh aparat kepolisian pada Jumat kemarin, hal itu tak menyurutkan keinginan mereka untuk menyuarakan kepentingan rakyat.
Jimmy mengatakan pihaknya sangat kecewa dengan aparat kepolisian yang dinilainya arogan karena menyiapkan water canon untuk menghadapi para mahasiswa. Padahal, BEM se-Riau bergerak berdasarkan keluh kesah masyarakat.
Ia mengaku memahani pelarangan aksi unjukrasa tersebut. Namun demikian, mahasiswa akan tetap memantau beberapa hari ke depan seperti apa kebijakan PPKM ini dari pemerintah, apakah tetap dilanjutkan atau ada solusi lain.
"Aturan terus berganti. Tapi tidak ada solusi yang jelas. Hanya ganti nama saja, dari PSBB ke PPKM. Aksi ini hanya ditunda. Kita lihat perkembangan hingga tanggal 9 Agustus nanti," kata Jimmy, Sabtu (7/8/2021).
Presiden Mahasiswa Universitas Lancang Kuning (Unilak) mengatakan, bahwa masyarakat sudah muak. Pedagang-pedagang kecil kesulitan mencari nafkah. Sementara pandemi sudah terjadi setahun lebih.
Lalu tambah Jimmy, BEM se-Riau sudah menjalin komunikasi dengan BEM dari provinsi lain untuk menggelar gerakan yang lebih masif, sehingga pemerintah jauh lebih bersungguh-sungguh selesaikan pandemi di Indonesia.
"Rencana aksi ini hanya embrio untuk gerakan BEM secara nasional yang lebih besar. Kita ingin pandemi ini bisa diselesaikan pemerintah dan kalau pun membuat aturan, tidak menyusahkan masyarakat kecil," tukasnya.***
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau |