PEKANBARU (CAKAPLAH) - Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah di Kota Pekanbaru digelar secara virtual. Hal ini karena situasi Kota Pekanbaru yang hingga kini masih dilanda pandemi Covid-19. Tak hanya Pekanbaru, namun juga Negara Indonesia.
Dalam kegiatan yang ditaja oleh Tim Dakwah Virtual ini, dihadirkan Ustadz Syahrizul.S.Sos.I, M.E.Sy selaku Kepala KUA Simanlinyang Kampar, Dosen UIN Suska Riau & Dosen UNRI untuk menyampaikan ceramah dan tausiahnya. Ada puluhan peserta yang bergabung dalam kegiatan ini.
Pelopor Dakwah Virtual Sudirman mengatakan di tengah masih meratap dan menangisnya ibu pertiwi, malam hari ini Dakwah Virtual hadir bersama di google meeting untuk menyambut tahun baru hijriah.
"Sekaligus menengadahkan tangan berdoa kepada Allah semoga apa yang tengah melanda negara kita tercinta segera Allah angkat. Semoga Allah hilangkan Covid-19 dari muka bumi ini," ujar Sudirman, Senin (9/8/2021).
Ia mengatakan, tahun baru Islam 1 Muharram ditandai dengan peristiwa besar yakni peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. Setidaknya ada 3 hal penting yang bisa dimaknai dalam peringatan 1 Muharram 1443 Hijriah ini. Yang pertama adalah perjalanan keimanan.
"Dimana kita tahu Rasulullah rela meninggalkan kampung halamannya, Hijrah ke Madinah yang jaraknya dari Mekkah kurang lebih 400 Km. Melewati padang tandus, panas, hampir tak ada penghidupan. Namun dilandasi sebuah keimanan, Rasulullah meninggalkan kampung halaman, tanah kelahiran, tinggalkan harta, hanya untuk menjemput Ridha Allah. Oleh karena itu saya ingin mengajak seluruh peserta yang hadir, marilah kita selalu meningkatkan keimanan kita, sebagai spirit dari hijrah, untuk selalu dekat kepada Allah, karena bagaimanapun maut selalu mengintai kita semua. kapanpun dan dimanapun," ungkap Sudirman.
Kemudian nilai yang kedua adalah perjalanan kebersamaan. Sebagaimana diketahui rombongan Rasulullah dari Makkah ke Madinah disambut kaum Anshar sebagai penduduk madinah. Mereka tak membedakan mana pribumi dan mana non pribumi.
"Mereka mengenyahkan, melenyapkan pertikaian suku, bangsa. Yang ada hanya 1 yaitu kalimat Lailahaillah. Semoga kita adalah orang yang selalu menjunjung tinggi kebersamaan dalam keberagamaan. Semoga momentum 1 Muharram menjadi perekat, jangan cari kesalahan orang lain. Mari kita senantiasa bermuhasabah," ajaknya.
Selanjutnya poin ketiga adalah tentang keseimbangan ibadah. Karena perjalanan hijrah ini bukan hanya perjalanan keimanan tapi sekaligus juga perjalanan nalar. Agar semua tahu bahwa ketika ingin memutuskan sesuatu, ada nilai yang harus dibayar.
"Di momen perayaan tahun baru Islam ini, mari kita bersama-sama untuk hijrah. Baik itu Hijrah secara keimanan, kebersamaan dan hijrah dalam rangka keseimbangan ibadah," ungkap Sudirman.
Dalam ceramahnya, Ustadz Syahrizul menyampaikan dengan adanya pergantian tahun ini, jadilah kamu manusia yang paling baik di sisi Allah, selanjutnya adalah jadilah kamu manusia yang paling jelek di pandangan dirimu sendiri serta jadilah orang biasa di hadapan sesama.
Maksud paling baik di sisi Allah ialah dengan memaksimalkan sisa usia dengan bertafakur, berusaha mengingat nikmat-nikmat Allah serta berusaha mensyukurinya.
"Selanjutnya adalah jadilah kamu manusia yang paling jelek di pandangan dirimu sendiri. Yang artinya hendaknya diri ini menyadari bahwa status kita hanyalah hamba di hadapan Allah, juga mengajarkan kita bahwa mungkin manusia lain derajatnya justru lebih tinggi di hadapan Allah. Pada intinya, dua hal ini akan mengantarkan kita kepada sikap tawadhu dan menetralisir perasaan tinggi hati dalam diri," sebutnya.
Dan yang ketiga jadilah orang biasa di hadapan sesama. "Dalam pandangan Islam, semua manusia itu sama dan Allah tidak membedakan manusia hanya karena harta dan tahta, namun Allah membedakan manusia karena ketakwaannya," pungkasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi |