Ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Nilai impor Riau pada Juli 2021 mencapai US$ 127,02 juta. Angka ini mengalami penurunan sebesar 16,50 persen dibanding nilai impor Juni 2021 yang mencapai US$ 152,13 juta.
"Penurunan ini disebabkan oleh turunnya impor migas dan impor non migas masing-masing sebesar 18,13 persen dan sebesar 16,20 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau Misfaruddin, Jumat (20/8/2021).
Ia mengatakan, penurunan impor non migas Juli 2021 terhadap bulan sebelumnya terjadi pada enam golongan barang, yang terbesar antara lain pupuk sebesar US$ 5,86 juta, mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$ 4,69 juta, dan bubur kayu (pulp) sebesar US$ 3,42 juta.
"Sedangkan kenaikan impor non migas terjadi pada empat golongan barang, yang terbesar yaitu bahan kimia anorganik sebesar US$ 6,81 juta, bahan kimia organik sebesar US$ 3,76 juta, besi dan baja sebesar US$ 1,98 juta," cakapnya.
Sementara itu, selama Januari-Juli 2021, nilai impor Riau mencapai US$ 770,72 juta atau mengalami penurunan sebesar 7,69 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang besarnya US$ 834,92 juta.
"Penurunan impor ini disebabkan oleh turunnya impor migas dan impor non migas masing-masing sebesar 19,00 persen dan sebesar 6,61 persen," sebutnya.
Impor non migas selama Januari-Juli 2021 didominasi oleh Pupuk US$ 223,81 juta (31,45 persen), kemudian Mesin-mesin/Pesawat Mekanik sebesar US$ 115,00 juta (16,16 persen).
"Selanjutnya bahan Kimia Organik US$ 61,40 juta (8,63 persen), serta Bubur Kayu (Pulp) US$ 52,06 juta (7,32 persen) dengan kontribusi keempatnya mencapai 63,55 persen," ungkapnya.
Secara keseluruhan, impor 10 golongan barang utama non migas pada periode Januari-Juli 2021 memberikan kontribusi sebesar 83,22 persen terhadap total impor non migas Riau. Sementara itu, kontribusi impor non migas di luar 10 golongan barang utama sebesar 16,78 persen.
"Dari sisi pertumbuhan, impor 10 golongan barang utama pada Januari-Juli 2021 mengalami penurunan sebesar 3,70 persen terhadap periode yang sama tahun 2020," ucapnya.