Sabtu, 20 April 2024

Breaking News

  • Catatan Banjir Terparah, Bupati Zukri: Ini Harus jadi Perhatian Pemerintah Pusat   ●   
  • Jalan Sudirman Ujung Tergenang Banjir, PUPR Riau Turunkan Ekskavator Amfibi Bersihkan Parit   ●   
  • Akibat Galian IPAL, Jalan Ahmad Dahlan dan Balam Ujung Pekanbaru Ambruk   ●   
  • Berhasrat Ikut Pilgub Riau, Syamsurizal Incar Septina jadi Wakil
Kelmi April 2024

Dari Ekspedisi PWI Riau di TNBT,
Serunya Bermanja dengan Alam di Antara Kepungan Satwa Liar
Sabtu, 21 Agustus 2021 21:14 WIB
Serunya Bermanja dengan Alam di Antara Kepungan Satwa Liar
Tim Ekspedisi PWI Riau foto bersama di depan pohon kayu jenis marsawa yang banirnya mencapai 18 meter di Bukit Lancanang, kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.

PEMATANGREBA (CAKAPLAH) - Dari puluhan Taman Nasional di Indonesia, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) merupakan salah satu taman nasional yang memiliki tipe ekosistem hutan tropis dataran rendah. Sehingga kawasan konservasi ini kaya akan jenis flora dan fauna.

Keanekaragaman hayati di hutan TNBT menjadikan salah satu area konservasi dunia yang mesti dilindungi karena akan menyelamatkan kehidupan di masa kini dan mendatang.

Di tengah ancaman penebangan liar maupun perburuan satwa liar, Balai TNBT dengan penuh semangat terus berupaya menjaga kawasan konservasi ini dengan berbagai cara, termasuk melibatkan masyarakat tradisional dan meningkatkan zona pemanfaatan sehingga kekayaan flora dan fauna di TNBT tetap terjaga dan terlindungi.

Berbagai jenis binatang khas Sumatera masih terbilang hidup nyaman di sini seperti harimau, tapir, landak, rangkong, rusa, kucing batu, landak, kucing mas, beruang madu, anjing hutan, rusa, tapir asia, macan dahan hingga kuau raja, dan lainnya.

Begitu juga dengan jenis tumbuhan. Di sini masih terdapat tumbuhan langka seperti raflesia haselti, kelukuk, jenang. Kemudian jenis pepohonan seperti marsawa, meranti, mahang, malabai, pulai, kulim, tembusu dan lainnya.

Jika dulu sebagian besar masyarakat hanya tahu di sini adalah tempat nyaman bersarangnya aneka flora maupun fauna dengan berbagai cerita menyeramkan. Oleh Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yang kini dipimpin Fifin Adriana Jogasara, S.Hut, M.Si ingin menjadikan TNBT lebih bersahabat dengan manusia dengan memanfaatkan segala potensi TNBT, salah satu adalah menjadi daerah yang dikunjungi untuk berbagai kepentingan seperti pusat studi dan pariwisata.

Sejauh ini pihaknya telah membuka diri bagi siapa saja yang ingin berkunjung ke TNBT. Beberapa komunitas pernah menjelajahi kawasan ini.

Apalagi saat ini sektor pariwisata menjadi salah satu primadona dalam rangka menggerakkan sektor ekonomi. Dengan segala potensinya, pihak Balai TNBT berharap memberikan sumbangsih yang lebih besar lagi untuk negara dan masyarakat.

Bentuk kecintaan terhadap TNBT terus ditunjukkan berbagai pihak, termasuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau. Sebanyak 45 orang anggota PWI Riau yang terdiri dari pengurus, penasehat, anggota PWI Riau dan ketua PWI kabupaten/kota se-Riau berkesempatan menjelajahi kawasan TNBT selama dua hari, Jumat-Sabtu, 6-7 Agustus 2021 dalam kegiatan yang bertajuk Ekspedisi TNBT dan TNTN PWI Riau "Wartawan Peduli Taman Nasional".

Setelah melakukan ekspedisi ke TNBT, rombongan Tim Ekspedisi PWI Riau melanjutkan ekspedisi ke Taman Nasional Tesso Nilo di Kabupaten Pelalawan, Ahad (8/8/2021).

Kedua kegiatan eekspedisi di dua lokasi Taman Nasional dipimpin langsung Ketua PWI Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang.

Kesempatan langka dan berharga ini dimanfaatkan Tim Ekspedisi PWI Riau dengan menikmati keindahan dan kesejukan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Mereka seakan bermanja dengan alam meskipun mereka juga berada di tengah habitat satwa liar yang dikenal masih banyak terdapat di kawasan ini.

Sejuknya nuansa hutan yang masih asri dengan ramainya kicauan burung dan aneka bunyi dari satwa-satwa khas Sumatera itu benar-benar dinikmati Tim Ekspedisi TNBT-TNTN PWI Riau "Wartawan Peduli Taman Nasional".

Keinginan PWI Riau untuk menjaga Taman Nasional ini sejalan dengan pihak Balai TNBT. Kondisi itu tergambar dari sambutan hangat dan bersahabat dari pihak Balai TNBT selama dua hari tim ekspedisi PWI Riau bersama pimpinan dan staf TNBT.

Kegiatan Ekspedisi PWI Riau ini semakin membuat suasana menjelang peringatan Hari Konservasi Alam Nasional yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus semakin semarak dan berkesan.

Kegiatan di TNBT diawali penyambutan rombongan pengurus PWI Provinsi Riau pada Jum'at (6/8/2021) siang di kantor Balai TNBT di Pematang Reba, Kabupaten Indragiri Hulu setelah menempuh perjalanan dengan menggunakan mobil bus sekitar tiga jam lebih dari Sekretariat PWI Provinsi Riau di Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru.

Selepas ibadah Sholat Jum'at bagi yang muslim, rombongan tim ekspedisi PWI Riau menikmati jamuan makan siang di kantor Balai TNBT.

Perjalanan kemudian dilanjutkan melintasi Jalan Nasional Lintas Barat menuju Resort TNBT di Desa Talang Langkat, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu.

Setelah turun dari bus yang membawa rombongan tim ekspedisi PWI Riau, dari Resort Talang Langkat, rombongan yang disambut Kepala Balai TNBT Fifin Adriana Jogasara, S.Hut, M.Si kemudian berpindah ke kendaraan mobil kecil yang segera membawa ke kawasan TNBT.

Titik pertama yang dituju adalah Camp Granit. Sebuah camp yang memiliki fasilitas tempat menginap, kamar mandi dan pekarangan yang cukup luas yang berada di kawasan TNBT. Konon camp ini adalah bekas camp perusahaan yang melakukan penambangan batu granit dahulu kala.
Sebagian peserta ekspedisi menginap di beberapa tenda yang telah tersusun rapi di halaman camp.

Perjalanan dari Resort Talang Langkat ke Camp Granit menempuh waktu sekira satu jam. Di tengah perjalanan, tim PWI Riau yang dipandu beberapa petugas berhenti di sebuah bukit yang disebut Bukit Tengkorak. Konon di bukit ini merupakan daerah perlintasan raja hutan atau Harimau Sumatera. Beberapa petugas TNBT mempersilakan rombongan memanfaatkan telepon selulernya untuk menghubungi keluarga atau kerabat karena ketika sampai di Camp Granit, tempat beristirahat rombongan dan di dalam kawasan tidak ada lagi jaringan telepon/internet.

Setelah beristirahat, selepas Sholat Maghrib berjamaah dan makan malam, dilanjutkan dengan kegiatan Dialog Rimba I yang mengangkat tema Pentingnya Kolaborasi dalam Menjaga TNBT. Dialog di tengah hutan yang dipandu wartawan RRI Pekanbaru Amran Syarifudin itu berjalan seru karena diselingi kuis berhadiah. Pertanyaan diajukan bergantian oleh Kepala Balai TNBT dan Ketua PWI Riau.

Kepala Balai TNBT Fifin Arfiana Jogasara menyampaikan materi tentang "TNBT, Potensi dan Tantangan".

Sebelumnya Ketua PWI Riau H Zulmansyah Sekedang menyampaikan sekelumit tentang kegiatan Wartawan Peduli TN Bukit Tigapuluh.

Dihari kedua, Sabtu (7/8/2021), pagi-pagi sekali setelah ibadah Subuh dan sarapan, dipandu Ketua Panitia Ekspedisi PWI Riau Kunni Masrohanti, peserta melaksanakan gerakan pemanasan, peregangan dan olahraga ringan berupa senam layaknya akan menjalani sebuah pertandingan cabang olahraga.

Menurut Kunni, olahraga ringan ini dilakukan agar otot-otot tidak gampang kaku atau keram saat melewati medan-medan sulit karena lokasi yang akan dilalui berupa bukit yang cukup terjal.

Setelah pemanasan, dua kelompok yang sebelumnya telah dibagi dan dipandu staf dari TNBT bersiap-siap mengikuti rute yang telah ditentukan.

Kelompok pertama mengikuti rute treking pendek dengan kegiatan tambahan penanaman pohon di sekitar Camp Granit dan berakhir di Air Terjun Granit dan Kolam Pemandian. Ikut dalam rombongan kelompok pertama ini Ketua PWI Riau H Zulmansyah Sekedang, Ketua Dewan Penasehat PWI Riau H Helmi Burman, Kepala Balai TNBT Fifin Arfiana Jogasara dan staf beserta pengurus serta anggota PWI.

Sementara kelompok kedua adalah kelompok yang mengikuti rute treking panjang. Di sini peserta harus siap-siap mengatur stamina dan konsentrasi yang lebih ekstra. Namun perbukitan yang terjal menjadi tantangan tersendiri dan mengasyikkan apalagi diselingi rasa takut karena berada di tengah hutan belantara dengan bayang-bayang masih banyaknya terdapat binatang buas.

Berbagai jenis tanaman yang jarang ditemui dapat dilihat di sepanjang perjalanan treking sehingga seakan menjadi doping bagi peserta treking.

Perjalanan menuju puncak bukit memang cukup melelahkan karena hampir seluruh perjalanan dalam posisi mendaki bukit. Beberapa kali peserta melakukan istirahat melepas penat sambil menambah pasokan air dan sekedar mencicipi makanan ringan.

Petugas pemandu dari TNBT Andi yang tak pelit membagi informasi sesekali menunjukkan titik-titik tempat satwa liar sering bermain dan terekam oleh kamera pengawas. Informasi ini sontak membuat jantung peserta treking dag dig dug.

Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam, kelompok kedua ini akhirnya sampai ke puncak Bukit Lancang. Rasa letih seakan terbayar karena di puncak bukit ini rombongan menemukan sebatang pohon kayu jenis marsawa dengan lingkaran banir (terdapat dibagian terbawah kayu) yang cukup besar yakni sebanyak 12 bentangan tangan orang dewasa atau lebih kurang lingkaran kayunya sepanjang lebih kurang 18 meter. Sementara diameter kayu diperkirakan hampir 2 meter. Kayu ukuran besar lainnya dengan berbagai jenis juga banyak ditemui di sini.

Menurut pemandu dari TNBT, Andi, kayu ini usianya diperkirakan 200 tahun. Di sekitar pohon marsawa ini juga banyak terdapat jenis pohon yang cukup besar. Namun jenis marsawa ini ukurannya yang paling menonjol.

Keseruan mengikuti area treking di kawasan yang adem ini tak ada habisnya. Di Puncak Bukit Lancang juga ditemukan sebuah batu unik yang mirip ikan hiu. Oleh karena itu oleh pengunjung dan pihak TNBT sering menyebutnya batu hiu.

Setelah puas beristirahat sambil menikmati racikan kopi Ketua Panitia Ekspedisi Kunni Masrohanti dan menyantap sedikit makanan ringan, di puncak bukit yang konon katanya juga sering disebut Bukit di atas Awan, tim ekspedisi PWI Riau kembali turun dari bukit. Kembali masih mengikuti rute yang sama saat berangkat. Namun, sebelum kembali ke Camp Granit, tim yang mengikuti trek panjang ini berbelok ke kanan menuju Air Terjun Granit yang dilengkapi kolam pemandian buatan.

Kedua Kelompok Tim Ekspedisi PWI Riau akhirnya bertemu di tempat ini menikmati sejuknya kolam pemandian buatan di bawah Air Terjun Granit. Kolam ini sengaja dibangun pihak TNBT untuk kepentingan wisata.

Sebelum masa pandemi Covid-19, setiap hari libur kolam ini selalu ramai dikunjungi wisatawan/masyarakat. Pihak TNBT hanya memungut uang kebersihan sebesar Rp 5.000 untuk setiap pengunjung.

Kolam yang cukup luas ini berada di bawah lembah dan rindangnya hutan TNBT. Di area ini juga telah terdapat gazebo untuk berteduh dan kamar ganti.

Berbagai informasi menarik mengenai TNBT didapatkan dalam perjalanan ini. Kepala Balai TNBT Fifin Arfiana Jogasara, S.Hut, M.Si pada saat acara ramah tamah menyambut kedatangan Tim Ekspedisi PWI Riau sekaligus Dialog Rimba I, pada Jum'at (6/8/2021) malam dengan gaya santai diselingi guyonan menyampaikan berbagai kekayaan yang dimiliki TNBT.

Ia dengan panjang lebar menceritakan berbagai satwa liar maupun flora yang hidup di kawasan ini. Pohon marsawa yang ada di puncak Bukit Lancang ini konon termasuk pohon marsawa terbesar di Indonesia.

Di hadapan Ketua PWI Riau dan rombongan dalam sambutannya merasa tersanjung dengan kehadiran wartawan dibawah bendera PWI Riau.

Dalam kesempatan ini ia menjelaskan sejarah terbentuknya TNBT dan struktur organisasinya. Ia menjelaskan, TNBT merupakan sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

TNBT terletak pada lintas provinsi dan kabupaten, yaitu di Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Indragiri Hilir di Provinsi Riau, dan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat di Provinsi Jambi. Dua resort ada di Jambi dan empat resort di Riau. TNBT ditetapkan sebagai kawasan taman nasional melalui SK Menteri Kehutanan Nomor 539/KPTS-II/1995. Artinya sampai sekarang TNBT telah berusia 26 tahun.

Tahun 1995 saat ditunjuk pusat, luas TNBT 137 ribu hektare. Namun pada tahun 2002 setelah ditetapkan tata batas menjadi 144.223 hektare. Ia tak menampik, di beberapa lokasi ada kegiatan penebangan liar. Di kawasan ini juga merupakan tempat tinggal bagi Orang Rimba, Talang Mamak dan suku Anak Dalam yang terus mereka edukasi.

Taman ini memiliki luas kira-kira 143.143 hektare dan secara ekologis, kawasan yang memiliki tipe ekosistem hutan tropis dataran rendah (low land tropical rain forest), sehingga mempunyai keragaman hayati yang tinggi dan hampir seluruh spesies flora dan fauna di Pulau Sumatera, terdapat di kawasan Taman Nasional ini.

TNBT terkenal sebagai tempat terakhir spesies terancam seperti orangutan sumatera, harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, tapir asia, beruang madu dan berbagai spesies burung yang terancam.

Lebih lanjut Fifin menjelaskan bahwa pengelolaan TN berdasarkan zonasi. "Kita mengelola dalam kawasan konservasi. Dibagi dua kawasan, suaka alam dan kawasan pelestarian alam. Kawasan suaka alam ini lebih ketat. Pengelolaannya biasa di KSDA," bebernya.

Kemudian Zona Inti. Di sini tidak boleh dilakukan apapun pengelolaannya. Bahkan hanya diperuntukkan untuk habitat satwa.

Selanjutnya Zona Kuning/Zona Rimba. Di zona ini tingkat konsentrasinya lebih rendah. Bisa dilakukan perubahan.

Selanjutnya Zona Tradisonal (coklat), karena dalam Taman Nasional ada masyarakat di dalam kawasan sebelum Taman Nasional ditetapkan. "Misalnya di sini ada suku Talang Mamak harus dimasukkan," terangnya.

Selanjutnya Zona Pemanfaatan (hijau), zona ini seperti di area sekitar Camp Granit yang bisa dilakukan aktivitas wisata alam.

Kemudian zona yang berwarna biru (rehabilitasi), dimana di zona ini ada areal bekas perambahan sehingga harus dilakukan rehabilitasi.

Selanjutnya Zona Khusus karena ada desa. Zona ini menurut Fifin kemungkinan bisa lepas. Jadi harus ada perhatian khusus dalam kawasan ini.

Lebih lanjut ia mengatakan, di dalam kawasan TNBT boleh dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan potensi pemanfaatan sebanyak 1, 8 persen.

Pihak TNBT sejauh ini sedang melakukan explore tempat wisata dalam kawasan. Pihak TNBT bisa melakukan rezonasi. Sebelumnya kawasan rimba bisa berubah menjadi zona pemanfaatan. "Misalnya ada air terjun yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata dan memerlukan dukungan masyarakat," beber Fifin.

Ia menambahkan, fungsi TNBT sebagai perlindungan hidrogologis pada daerah aliran sungai seperti DAS Batanghari dan Indragiri. Di sini juga sebagai tempat sumber hasil hutan non kayu, seperti madu dan yang paling penting juga sebagai paru-paru dunia karena hutan menghasilkan O2.

Disamping itu, TNBT sebagai tempat hidup dan sumber penghidupan tiga kelompok masyarakat tradisional yaitu suku kubu, talang mamak dan melayu tua.

TNBT juga membuka diri untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan. Di sini juga dimanfaatkan sebagai tempat atau sumber pengetahuan mahasiswa, pelajar dan lainnya.

Potensi kondisi lingkungan di TNBT memiliki panorama alam yang indah. Fifin menyebutkan, sampai saat ini Balai TNBT sedang mencari potensi lainnya. Seperti potensi air terjun. "Ada tiga air terjun yang didatangi," ulasnya.

TNBT sejauh ini juga menjadi incaran wisatawan asing. Salah satu yang manjadi daya tarik wisatawan asing adalah keberadaan masyarakat tradisional di kawasan ini. Masyarakat tradisional terdapat di sepanjang aliran sungai, salah satu Sungai Gangsal. Mereka masih mengandalkan hasil alam untuk kelangsungan hidup.

Agar masyarakat tradisional sama-sama ikut menjaga hutan, Balai TNBT tak membiarkan masyarakat begitu saja. Balai TNBT memprioritaskan pembinaan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat tambahan pendapatan dan membantu mengamankan kawasan.

Suku Talang Mamak juga sudah punya kearifan lokal menjaga habitat di dalamnya. Bahkan ada cerita menarik dari masyarakat dimana mereka dengan satwa liar saling menghormati. "Sepertinya ada cemistry, ada ikatan batin, mereka tak lupa berbagi ketika panen. Kalau panen disisihkan untuk datuk (harimau red)," beber Fifin.

TNBT juga memiliki program pemberdayaan masyarakat. Mereka berkeyakinan bahwa masyarakat bisa jadi ancaman dan bisa menjadi peluang. "Kalau mereka terabaikan mereka bisa menebang kayu. Kalau didekati, rangkul mereka maka akan menjadi mitra kita. Saya yakin mereka bantu kita, bantu kawasan," kata Fifin.

"Kami anggap mereka subjek bagaimana memberdayakan mereka," ulasnya lagi.

Menurut Fifin, masyarakat adalah kunci utama dalam menjaga hutan. Kalau upaya melibatkan masyarakat di dalam kawasan dan sekitar kawasan bagus maka tidak akan ada gempuran dari luar.

Pendekatan kepada masyarakat juga menjadi bagian penting. Ketika ada yang janggal maka masyarakat akan mudah dirangkul dan diajak diskusi.

Upaya pembinaan juga bermuara kepada peningkatan ekonomi berupa peningkatan pendapatan masyarakat. Diantaranya adalah dengan membina masyarakat beternak madu kelulut dengan bekerjasama dengan Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan (BP2TSTH) di Kuok.

Pihak TNBT juga terus mendorong pemanfaatan hasil alam lainnya seperti pinang dan nira. Pihak TNBT telah membentuk kelompok-kelompok petani dan mencari prospek pemasarannya.
Sejak tahun 2017 sudah banyak binaan yang dilakukan.

Nah, apa saja permasalahan yang terjadi di kawasan TNBT? Menurut Fifin, permasalahan yang terjadi hampir semua kawasan konservasi selalu adanya kegiatan perambahan hutan, konversi hutan, eksploitasi sumber daya alam, perladangan berpindah, penebangan liar, pencurian hasil hutan, perburuan dan perdagangan satwa liar dan tanda batas kawasan yang tidak jelas.

Perburuan dan perdagangan satwa liar dibuktikan dengan masih adanya satwa liar yang kena jerat di dalam kawasan

Dalam hal kebijakan pengelolaan, pihak Balai TNBT selalu melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dan termasuk berusaha mendekati pemerintah daerah. Dari mimik wajah dan intonasi bicaranya tersirat bahwa Fifin sangat berharap ada alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dalam mendukung pengelolaan TNBT sehingga kedepan memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat dan kelangsungan TNBT sendiri.

Fifin menegaskan bahwa jangan ada stigma bahwa kawasan ini hanya milik TNBT tetapi juga juga milik Kabupaten Inhu (Riau) maupun Provinsi Jambi.

Sementara itu Ketua PWI Riau H Zulmansyah Sekedang dalam sambutannya pada kegiatan Dialog Rimba I menyampaikan, ekspedisi ke TNBT dan TNTN merupakan kegiatan ekspedisi kedua yang dilakukan oleh PWI Riau pada tahun ini. Sebelumnya, pada Februari lalu bersamaan Hari Pers Nasional, pengurus PWI Riau dan PWI kabupaten/kota melakukan ekspedisi di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis.

"Taman Nasional ini ternyata bisa untuk wisata dan kepentingan yang lain," ujar Zulmansyah. Melalui kegiatan ini wartawan akan menulis di media masing-masing dan tulisannya juga akan dibukukan. Bagi wartawan yang menulis juga akan diberikan penghargaan.***

Penulis : Akhir Yani
Editor : Jef Syahrul
Kategori : Lingkungan, Riau
Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: redaksi@cakaplah.com
Berita Terkait
Komentar
cakaplah-mpr.jpeg
Jumat, 29 September 2023
Komisi II Usul Kementerian ATR/BPN dan KLHK Kolaborasi Selesaikan Redistribusi Tanah
Jumat, 29 September 2023
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan Melalui P3S
Kamis, 28 September 2023
TikTok Shop Cs Dilarang, Ketua DPR Berharap Aturan Baru Ciptakan Keseimbangan Pasar Digital dan Konvensional
Kamis, 21 September 2023
Ancaman DBD Meningkat, Puan Dorong Sosialisasi Masif Tekan Risiko Kematian

MPR RI lainnya ...
Berita Pilihan
Selasa, 26 April 2022
DPRD Dukung Pemprov Riau Tindak Tegas PKS Nakal, Kalau Melanggar Cabut Izin !
Selasa, 26 April 2022
Polemik Rotasi AKD DPRD Riau, Sugeng Pranoto: Hari Kamis Paripurna
Selasa, 26 April 2022
Sikapi Turunnya Harga Sawit di Riau, Ini Upaya Gubri
Selasa, 26 April 2022
CPNS dan PPPK Baru di Rohul Dipastikan Tak Terima THR, Ini Sebabnya...
Selasa, 26 April 2022
Sambut Mudik Lebaran, HK Operasikan 2 Ruas JTTS, Termasuk Tol Pekanbaru-Bangkinang
Senin, 28 Maret 2022
Ibu Muda Ini Ditangkap Polisi Usai Simpan Narkotika di Kandang Anjing
Minggu, 27 Maret 2022
Polda Riau Tingkatkan Kasus Jembatan Selat Rengit Meranti ke Penyidikan
Selasa, 26 April 2022
PPKM Level 2 Kota Pekanbaru Berlanjut hingga 9 Mei
Selasa, 26 April 2022
Parisman: 10 Tahun Visioner yang Menenggelamkan Pekanbaru
AMSI
Topik
Selasa, 07 November 2023
Riau Terima Penghargaan Bhumandala Award 2023
Senin, 12 Desember 2022
Kapolda Riau Resmikan Kantor Pelayanan Terpadu Polres Rohil di Bagansiapiapi
Selasa, 08 Januari 2019
Penerimaan Pajak Air Tanah Pekanbaru 2018 Meningkat
Minggu, 06 Januari 2019
Mega Training 'Magnet Rezeki'

CAKAPLAH TV lainnya ...
Sabtu, 20 April 2024
Relokasi Guru PPPK Pemprov Riau Tak Dipungut Biaya
Jumat, 19 April 2024
Rahmansyah Bacawako Pekanbaru Gelar Halal Bihalal Bersama Masyarakat dan Tokoh
Selasa, 16 April 2024
Kapolres Pelalawan Turun Langsung Cek Rumah Warga yang Ditinggal Mudik
Selasa, 16 April 2024
Pembenahan di Pelabuhan RoRo Bengkalis Berdampak Positif ke Pelayanan dan Antrean

Serantau lainnya ...
Minggu, 07 April 2024
Pererat Silaturahmi, Siwo PWI Riau Gelar Buka Bersama BJB dan PSSI
Kamis, 04 April 2024
5 Ide Resep Masakan Pakai Rice Cooker, Cocok untuk Anak Kos!
Kamis, 04 April 2024
Rekomendasi Fashion Wanita Zaman Sekarang
Jumat, 29 Maret 2024
Pengusaha Wanita di Riau Bagi-bagi Takjil Gratis kepada Pengguna Jalan

Gaya Hidup lainnya ...
Kamis, 02 Maret 2023
Wadah Menyalurkan Bakat, Ketua DPRD Riau Yulisman Hadiri Festival Musik Akustik di SMA Negeri 1 Pasir Penyu Inhu
Rabu, 01 Maret 2023
Rapat Paripurna, DPRD Provinsi Riau Umumkan Reses Masa Persidangan I Tahun 2023
Selasa, 28 Februari 2023
Kunjungi Kemendikbud, Komisi V DPRD Riau Bahas Persoalan PPDB
Kamis, 23 Februari 2023
Disdik Gelar Pelatihan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SD Se-Kota Pekanbaru

Advertorial lainnya ...
Sabtu, 20 April 2024
7 Keunggulan Samsung Galaxy S23 Ultra
Kamis, 29 Februari 2024
Telkomsel dan ZTE Wujudkan Pengalaman Gigabit yang Andal dan Efisien
Selasa, 20 Februari 2024
Samsung Hadirkan Galaxy S24 Series dengan Kecerdasan Software Canggih
Jumat, 09 Februari 2024
Apple Kembangkan 2 Prototipe iPhone Lipat Bergaya Flip

Tekno dan Sains lainnya ...
Kamis, 18 April 2024
Ini Dia Manfaat Merawat Gigi, Yuk, Kunjungi Klinik Gigi Terdekat Sekarang!
Kamis, 22 Februari 2024
Pemula di Dunia Yoga? Inilah Panduan Cara Memilih Matras Yoga yang Tepat
Sabtu, 27 Januari 2024
Cegah Resistensi, Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak
Senin, 15 Januari 2024
14 Persiapan Penting Awal Kehamilan untuk Calon Ibunda dan Buah Hati

Kesehatan dan Keluarga lainnya ...
Sabtu, 06 April 2024
Rangkaian Ramadan Ceria Umri Berakhir, 5.000 Orang Terima Manfaat
Selasa, 26 Maret 2024
BPH UMRI Gelar Lomba Ibadah Praktis Sesuai Tuntunan HPT
Senin, 25 Maret 2024
Berhadiah Umrah dan Beasiswa, Umri Gelar Lomba Tahfidz Alquran
Kamis, 21 Maret 2024
UPT Promosi dan Penerimaan Mahasiswa Baru UMRI Taja Ifthor Jama’i

Kampus lainnya ...
Rabu, 03 Mei 2023
Kompilasi Semarak Silaturahmi Satu HATI, CDN Bangkinang Santuni Anak Yatim
Rabu, 05 April 2023
Safari Ramadan, PT Musim Mas Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin
Selasa, 04 April 2023
Telkomsel Siaga Rafi Sumbagteng Salurkan CSR untuk Panti Jompo bersama Dompet Dhuafa Riau
Jumat, 03 Maret 2023
Tingkatkan Kesehatan dan Budaya Lokal, Bank Mandiri Serahkan Bantuan ke Posyandu dan Grup Rebana

CSR lainnya ...
Jumat, 09 Februari 2024
Lika-liku 7 Perjalanan Asmara Ayu Ting Ting hingga Tunangan dengan Anggota TNI
Minggu, 28 Januari 2024
Huh Yunjin Bak Sehati Dengan Han So Hee Kala Cuma Pakai Dalaman Di Trailer LE SSERAFIM
Sabtu, 27 Januari 2024
Gigi Hadid dan Bradley Cooper Tak Sungkan Perlihatkan Kemesraan
Rabu, 24 Januari 2024
Park Ji-hyun Ungkap Persiapan Membinangi Drama Terbarunya

Selebriti lainnya ...

Mutiara Merdeka Hotel - April 2024
Terpopuler
Iklan CAKAPLAH
Foto
Rabu, 09 Oktober 2019
Jadi Pimpinan DPRD Siak Dari Partai PAN, Ini Sosok Fairuz
Rabu, 09 Oktober 2019
Indra Gunawan Akan Berjuang Untuk Masyarakat dan Loyal Terhadap Partai
Rabu, 09 Oktober 2019
Ternando Jadi Anggota DPRD Siak Termuda dan Suryono Terpilih Dengan Suara Terkecil
Rabu, 09 Oktober 2019
Reaksi Pimpinan DPRD Siak Terkait PTPN V Buang Limbah Sembarangan

Parlementaria Siak lainnya ...
Senin, 14 Agustus 2023
Pengurus Masjid Nurul Ikhlas Kubang Minta Tunjuk Ajar ke Wagubri
Sabtu, 12 Agustus 2023
Gebyar Kandis Bersholawat Bakal Dihadiri Ribuan Jemaah NU
Senin, 31 Juli 2023
Mualaf Riau Butuh Pembinaan, Begini Caranya...
Sabtu, 29 Juli 2023
Mantan Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi Turut Saksikan Pengukuhan Pengurus Masjid Al-Hamidah Rejosari

Religi lainnya ...
Rabu, 13 Maret 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Harapkan Kinerja ASN Maksimal Selama Bulan Ramadan
Jumat, 08 Maret 2024
Pemko Pekanbaru Sudah Tetapkan Jam Kerja ASN Selama Ramadan 1445 H
Rabu, 28 Februari 2024
Pemko Pekanbaru Masih Tunggu Juknis Pusat Terkait Seleksi CPNS dan PPPK
Selasa, 27 Februari 2024
Kepala BKPSDM Dampingi Pj Walikota Terima Penghargaan Anugerah Kualitas Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Tahun 2023

Galeri Foto lainnya ...
Indeks Berita
www www