Rini Oktiwi Ningsih, S.IP
|
Situasi politik di Malaysia pada saat ini telah menjadi sorotan dari berbagai Negara, terutama negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Pengunduran diri Tan Sri Muhyiddin Yassin di tengah krisis pandemic Covid-19 menimbulkan banyak tanda tanya besar di berbagai kalangan. Mengingat kembali di awal tahun 2020, dimana Tun Dr Mahathir pun mengundurkan diri setelah kurang lebih 2 tahun terpilih kembali sebagai Perdana Menteri ke-7 Malaysia. Di tengah situasi negara yang sedang kritikal dalam menangani wabah Covid-19, ditambah lagi dengan polemik politik antara pemerintah dan juga kelompok oposisi (kelompok partai pembangkang) yang ingin menjatuhkan pemerintah.
Pembukaan sidang parlemen adalah merupakan salah satu penyebab timbulnya pertentangan antara kelompok partai oposisi dan juga kerajaan Perikatan Nasional. Kelompok partai oposisi menganggap bahwa pemerintah telah gagal dalam menangani pendemi Covid-19 di Malaysia, dimana angka kematian melebihi angka 100 orang per hari. Kemelut politik di parlemen yang tidak berkesudahan membuat Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin menawarkan satu opsi, yaitu “pemberlakuan lintas partai”, hal ini dapat diartikan bahwa kelompok partai oposisi dapat bergabung dalam kabinet Perikatan Nasional. Ini begitu sungguh unik dan tidak pernah terjadi di dalam sejarah perpolitikan di Malaysia. Tentu saja tersebut mendapat penolakan dari kelompok partai oposisi. Hal itu disampaikan langsung melalu pernyataan Dato’ Seri Anwar Ibrahim selaku Ketua Kelompok Partai Oposisi (Pembangkang). Hal ini mengingatkan saya ketika Presiden Joko Widodo melantik Prabowo Subianto di dalam kabinetnya sebagai Menteri Pertahanan. Yang sebagaimana diketahui bahwa Prabowo merupakan rival Jokowi dalam Pemilu pada tahun 2019. Jika Jokowi berhasil melakukan hal tersebut tetapi lain hal nya dengan Malaysia.
Tan Sri Muhyiddin Yassin mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri setelah menghantar surat pengunduran diri kepada Yang di-Pertuan Agong pada 16 Agustus. Hal ini menjadi sorotan di Malaysia dimana beberapa hari sebelum itu beliau mengungkapkan masih memiliki suara majority di Parlemen. Banyak rakyat Malaysia yang sedih atas pengunduran diri beliau apalagi di tengah situasi pandemic pada saat ini. Hal ini tentu menjadi teka teki besar siapakah yang akan menggantikan Muhyiddin sebagai Perdana Menteri ke-9? Apakah dari kelompok partai oposisi? Atau bahkan kembali lagi kepada UMNO?
Maka teka teki itu terjawab sudah, tidak selang beberapa hari setelah pengunduran diri Muhyiddin, Agong langsung mengambil tindakan untuk mengumpulkan seluruh Raja Raja Melayu dalam membicarakan siapa yang akan menjadi Perdana Menteri ke-9 nantinya. Nama Dato’ Seri Ismail Sabri dan Dato’ Seri Anwar Ibrahim muncul sebagai calon kuat dari kedua kubu partai yang berbeda.
Untuk diketahui Dato’ Ismail Sabri juga merupakan bekas Wakil Perdana Menteri dan ketua Menteri Kanan Keselamatan Negara didalam kabinet Muhyiddin sebelum ini. Sepak terjang Ismail Sabri dan Anwar Ibrahim mungkin tidak perlu diragukan lagi dalam politik dan juga pemerintahan. Hal ini tentu saja mendapat komen yang berbau negatif dan juga positif dari pada rakyat Malaysia itu sendiri. Mereka menilai bahwa UMNO sengaja menarik dukungan kepada Muhyiddin untuk menaikan Ismail Sabri sebagai Perdana Menteri ke-9. Tepat pada 21 Agustus, selang 6 hari pengunduran diri Muhyiddin, Agong pun melantik Ismail Sabri sebagai Perdana Menteri ke-9 Malaysia.
Berdasarkan suara majoriti di parlemen gabungan Barisan Nasional mendukung Ismail Sabri sebagai calon perdana menteri, dimana mendapat sokongan lebih dari pada 100 ahli Dewan Rakyat. Pelantikan Ismail Sabri sebagai Perdana Menteri ke-9 Malaysia, juga menimbulkan reaksi dan komentar dari kubu Anwar Ibrahim. Masih ada beberapa ahli Dewan Rakyat dari kelompok partai oposisi yang masih ingin membuktikan apakah benar Ismail Sabri mendapat sokongan majoriti di Parlemen.
Apapun itu Perdana Menteri ke-9 telah dilantik oleh Agong. Semoga Dato’ Seri Ismali Sabri dapat menjalankan amanah rakyat Malaysia dalam menangani pandemic Covid-19 dan juga dapat meningkatkan ekonomi Malaysia yang sempat jatuh akibat lockdown. Tahniah Paklong Mail.
Penulis | : | Rini Oktiwi Ningsih, S.IP (Master’s Student of Department of Southeast Asian Studies, Faculty Arts and Social Sciences, University of Malaya, Kuala Lumpur) |
Editor | : | Ali Azumar |
Kategori | : | Cakap Rakyat |