Keberadaan PELNI sebagai sarana transportasi laut, juga dipandang jauh lebih efisien dibandingkan dengan transportasi udara maupun darat.
|
JAKARTA (CALAPLAH) - Terhitung sejak Selasa, 18 Mei 2021, PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) sebagai perusahaan pelayaran dan logistik maritim kembali melakukan aktivitas operasionalnya dengan mengangkut penumpang reguler.
Setelah sebelumnya selama periode peniadaan mudik Idul Fitri 1442 H, kapal penumpang milik PELNI terpaksa dialihfungsikan untuk mengangkut muatan logistik, obat-obatan dan peralatan medis, serta barang esensial lain yang dibutuhkan daerah.
Berbeda dengan sebelumnya, kali ini PELNI hadir dengan layanan penjualan tiket secara online di situs resmi PELNI atau aplikasi PELNI Mobile Apps.
Hal itu mendapat dukungan dari Anggota Komisi V DPR, Syahrul Aidi Maazat. Dengan catatan PELNI harus memberikan kepastian kenyamanan bagi penumpangnya.
"Langkah PELNI sudah tepat, karena tidak semua masyarakat memiliki mobil atau terbiasa naik pesawat. Yang terpenting PELNI harus memastikan kenyamanan dan keamanan bagi penumpangnya," ujar Syahrul Aidi dalam keterangan tertulis diterima CAKAPLAH.com di Jakarta, Senin (23/8/2021).
Anggota Fraksi PKS itu juga meyakini, PT PELNI sebagai perusahaan milik negara mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dalam hal penyediaan transportasi.
"Komisi V DPR tentu sangat mendukung langkah PELNI untuk memberikan layanan terbaik dengan terus memperbaiki armadanya khususnya Kapal Feri. Jangan sampai perusahaan yang dibiayai negara malah kalah saing dengan perusahaan (transportasi laut) milik swasta. Modalnya itukan sudah disediakan oleh negara, oleh sebab itu pelayanannya dan fasilitasnya harus bisa jauh lebih baik dari swasta," paparnya.
Terkait peningkatan pelayanan, menurut Politisi asal Provinsi Riau ini. PELNI harus mampu memberikan pelayanan terbaik bagi para penumpang maupun customernya di bidang angkutan logistik.
"Mereka (konsumen, red) tahu mana fasilitas yang lebih bagus dan murah, itu pasti yang dicari," tegasnya.
Sehingga sebagai catatan, Syahrul Aidi berpendapat PELNI perlu melakukan beberapa langkah maju seperti peremajaan armada, hingga membaca kebutuhan konsumen transportasi laut.
"Peremajaan sangat penting. Kemudian harus ada evaluasi. PELNI sebagai perusahan negara harus punya orientasi profit, bagaimana membaca psikologi konsumen, apa yang dibutuhkan konsumen transportasi laut. Misal keramahan dari kru nya, fasiltas keamanannya, kenyamanannya di dalam kapal, kemudian mempermudah pembelian tiket," tandasnya.
Dukungan senada juga turut disampaikan, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno. Mengatakan, layanan transportasi laut menggunakan jasa PELNI masih menjadi idola masyarakat, khususnya untuk untuk transportasi antar pulau.
"Saya melihat PELNI masih diminati ya, terutama penyeberangan Semarang ke Kalimantan. Layanan Pelni juga sudah semakin bagus," ujarnya.
Namun, berbicara keuntungan sejatinya PELNI akan jauh lebih untung, dalam jasa angkutan logistik ketimbang penumpang.
"Pastinya angkutan logistik akan jauh lebih menguntungkan PELNI," pukasnya.
Keberadaan PELNI sebagai sarana transportasi laut, juga dipandang jauh lebih efisien dibandingkan dengan transportasi udara maupun darat. Tidak hanya penumpang, dengan kapal laut, volume barang yang diangkut juga lebih besar serta mampu melintasi pulau, negara bahkan benua. Efisiensi juga tercermin dari penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Pengangkutan barang sebanyak 500 kontainer menggunakan kapal misalnya, membutuhkan BBM setara 65 ton. Sedangkan jika melalui darat dibutuhkan 360 ton.
Rinciannya, 500 truk untuk mengangkut 500 kontainer serta lama perjalanan sekitar empat hari. Dan ini belum termasuk biaya lain yang membebani ongkos logistik.