Pekanbaru (CAKAPLAH) - Sikap intoleransi dan radikalisme dapat menjadi ancaman kehidupan masyarakat. Akibatnya, hidup rukun masyarakat bisa terganggu. Oleh sebab itu, Kementrian Agama pun melakukan kajian agar persoalan intoleransi dan radikalisme ini bisa dituntaskan.
"Tren intoleransi dan radikalisme mengalami peningkatan. Ini menjadi perhatian super prioritas di Kementrian Agama," kata Staf Ahli Bidang Penelitian Kementrian Agama RI, Hasanuddin Ali, pada acara Kampanye Hidup Rukun di Ruang Publik, di Pekanbaru, Rabu (25/8/2021).
Dikatakan Hasanuddin, tahun 2022 mendatang telah dicanangkan sebagai Tahun Toleransi. Dan untuk menjalankan Tahun 2022 sebagai Tahun Toleransi tersebut, Kementerian Agama yang dipimpin Yaqut Cholil Qoumas, akan memperkuat moderasi beragama.
"Pencanangan tahun 2022 sebagai tahun toleransi adalah menguatkan moderasi beragama supaya menjadi sangat kuat sehingga masyarakat lebih rukun dalam menghadapi perbedaan," kata Hasanuddin.
Dan untuk menguatkan moderasi beragama ini, ada 4 komitmen yang harus dijalankan.
"Komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan penerimaan tradisi kearifan lokal adalah empat hal yang harus dikuatkan untuk menguatkan moderasi beragama," katanya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Ansor Riau, Purwaji, juga mendukung penguatan moderasi beragama untuk menjaga kerukunan hidup masyarakat.
"Hidup rukun harus terus kita jaga, apalagi di masa pandemi ini. Karena di masa pandemi ini masyarakat kita sangat sensitif, dipantik sedikit saja bisa berpotensi mengganggu hidup rukun," katanya.****
Penulis | : | Alzal |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan |