Ketua BPD API Riau berfoto bersama Disperindagkop dan UKM, Ketua APINDO Riau dan juga Sekjen API.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Basrie Kamba resmi menakhodai Badan Perwakilan Daerah (BPD) Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Riau periode 2021-2026. Basrie terpilih dalam Musyawarah Provinsi yang digelar di Premiere Hotel, Jumat (28/8/2021).
Dalam sambutannya, Basrie menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh peserta yang hadir atas dorongan dan dukungan untuk dirinya memimpin API Riau yang baru direaktivasi ini.
"Mudah-mudahan kita semua bisa benar-benar membangkitkan kembali industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di bumi melayu ini yang sudah cukup eksis sejak tahun 1980 an. Saya tidak akan ragu sedikitpun bahwa API Riau bisa mewujudkan mimpi tersebut, namun tentunya saya tidak bisa sendiri dan harus diwujudkan bersama," ujar Basrie Kamba, Jumat (28/8/2021).
Basrie mengatakan ini adalah sebuah perjalanan panjang. Hari ini adalah baru tapak awal, langkah yang sangat kecil untuk melakukan sebuah perjalanan.
"Saya menyaksikan banyak BPD-BPD API yang ada baik di Jawa maupun di daerah lain itu hidup mati, ada namun sebenarnya tiada. Dan apakah nantinya perjalanan asosiasi kita ini panjang, berliku, naik turun, kita akan lewati bersama. Saya yakin ibu-ibu yang akan memberikan semangat yang cukup besar kepada jalannya asosiasi ini. Karena saya lihat banyak ibu-ibu di sini yang passionnya itu terhadap industri dan bisnis yang cukup besar di negara kita ini. Dan itulah alasan saya mau menjadi ketua," cakapnya.
Tambah Basrie, Asosiasi ini bukan hanya sekedar pengurus namun mimpi bersama. Tidak hanya bermanfaat bagi anggota BPD API Riau, tetapi juga bagi semua Industri Kecil Menengah (IKM).
"Mimpi saya adalah nantinya akan banyak konveksi-konveksi di Riau. Apalagi kita dekat dengan negara Jiran. Karena kalau berbicara masalah potensi, kita punya pasar yang cukup besar dan dekat. Kemudian kita juga punya designer anak muda Riau. Saya yakin banyak sekali. Itulah kita nanti mencoba mengkoneksikan anak-anak muda ini termasuk anak Riau yang ada di luar. Itu tugas saya dan pengurus untuk membantunya," ungkap Basrie yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur PT Asia Pasific Rayon (APR).
Potensi yang lain, lanjut Basrie, pemerintah saat ini juga mendukung tekstil ini menjadi industri prioritas. Jika disebutkan prioritas tentu ini akan ada dananya, kegiatan dan seterusnya.
"Dan mungin tahun ini juga akan diumumkan bahwa Indoensia ingin menjadi pusat pakai muslim di dunia. Dukungan pemerintah ini adalah potensi besar bagi kita," jelasnya.
Dijelaskan Basrie, pengurus API Riau yang akan dibentuk nantinya memiliki 3 tugas utama. Yang pertama adalah menyusun program sesuai dengan potensi dan tantangan yang ada di Riau.
"Itu yang pertama. Kita nggak mau muluk," ucap Basrie.
Untuk yang kedua, progam kerja yang dibuat nantinya harus bisa memberikan kontribusi dari TPT Riau ke nasional.
"Karena tadi saya katakan Provinsi Riau ini cukup banyak potensinya, baik budayanya, ataupun kedekatan geografisnya. Cuman kan kendalanya itu tadi bahan bakunya, kemudian juga jarang dan sulit didapat dan harganya juga tinggi, selanjutnya adalah yang mereka butuhkan juga tak ada di pasar," ucapnya.
"Nah ini tentu tak mudah bagi pengurus yang baru, namun dengan konektifitas dengan yang lain, saya kira ini akan mempermudah. Karena kita tak bisa sendiri, semua harus bersama-sama," imbuhnya.
Selanjutnya program ketiga adalah bagaimana kemitraan dengan Pemda. "Dalam waktu dekat setelah pengurus terbentuk, kami akan audiensi dengan gubernur," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Provinsi Riau Asrizal yang membuka Musprov mengatakan Riau mempunyai potensi besar dalam dunia pertekstilan.
"Saya kebetulan kemarin itu ada kunjungan kerja ke Pelalawan. Dari penjelasan yang disampaikan, kedepan kita akan menjadi produk rayon terbesar di Asia. Tentunya potensi ini sangat besar dimiliki oleh Riau. Jadi dengan reaktivasi pengurus ini dapat mendongkrak perekonomian atau menghidupkan tekstil di Provinsi Riau," ujar Asrizal, Jumat (28/8/2021).
Dikatakan Asrizal, kalau melihat sejarah, tekstil Riau ini juga sama nasibnya dengan di Jawa.
"Kenapa demikian? Kalau kita lihat batik Riau itu sama dengan batik Jawa sama munculnya, yakni di era tahun 1850 an. Tenun juga sama, namun di Jawa berkembang, di kita tidak. Kenapa demikian? Karena bahan bakunya tadi. Dan hari ini tantangan bagi kita adalah bahan bakunya ada, namun bagaimana kita bisa memanfaatkan itu dengan sebaik-baiknya," pungkasnya.
Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Rizal Tanzil Rakhman menambahkan kondisi industri tekstil dan produk tekstil indonesia saat ini tengah mengalami kondisi yang kurang baik akibat pandemi Covid-19 yang hingga kini masih berlangsung.
"Kondisi ini memaksa kita untuk meningkatkan kerja keras, kerjasama sekaligus upaya yang berkesinambungan dengan berbagai pihak untuk memulihkan kondisi TPT nasional kita," ujar Sekjen.
Badan Pengurus Pusat API terus berupaya melakukan usaha-usaha bersama stakeholder yang lainnya termasuk pemerintah untuk mencari jalan keluar atas berbagai persoalan yang sedang dihadapi.
"Tentunya dalam upaya tersebut kita juga terus menggerakkan roda organisasi agar bisa berjalan dan berkembang sesuai dengan program kerja pengurus yang sudah dicanangkan," ungkapnya.
Salah satunya adalah melakukan evaluasi keberadaan BPD yang pernah dibentuk dan sekarang masih eksis. Termasuk hari ini BPD API Riau di reaktivasi lagi. Dulu pernah ada, kemudian sempat vakum dan hari ini mencoba mengaktivasi lagi yang diawali dengan pemilihan pengurus.
"Kami berharap dengan kepengurusan baru ini keberadaannya akan terasa dan bermanfaat khususnya bagi industri baik industri kecil yang ada di Riau, maupun industri tekstil yang secara umum berada di Provinsi ini," harapnya.
"Nantinya diharapkan juga BPD API Riau bisa menjadi wadah dalam memperjuangkan aspirasi dan kepentingan PPT di wilayah ini," pungkasnya.