Pengamat Politik dan Pemerintahan dari Universitas Islam Riau (UIR) Dr Panca Setyo Prihatin.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pengamat Politik dan Pemerintahan dari Universitas Islam Riau (UIR) Dr Panca Setyo Prihatin angkat bicara terkait bergabungnya PAN ke koalisi Jokowi - Maruf Amin. Menurutnya, masuknya PAN ke dalam koalisi pemerintahan membuktikan adagium "tidak ada yang abadi dalam politik, kecuali kepentingan".
Lantas, apakah berpengaruh dengan eksistensi PAN di Riau?
Menurut Panca, untuk eksistensi PAN di Riau, ia tidak melihat pengaruh yang besar. Kalaupun ada, itu hanya sedikit. Sebab, kondisi masyarakat saat ini sudah dalam tahap jenuh, sehingga resistensi terhadap PAN tidak akan terlalu kuat.
"Masyarakat kita juga tipe yang permisif, terdakwa koruptor seperti Rusli Zainal dan Annas Maamun saja masih diterima di masyarakat," kata Panca, Senin (30/8/2021).
Namun, kata Panca lagi, tingkat resistensi terhadap PAN bisa meningkat jika lawan-lawan politik pemerintah, seperti PKS dan Demokrat menjadikan isu ini sebagai jualan politik. Jika melihat data yang ada, PKS merupakan partai yang mampu mengemas isu ini.
Bahkan, dampak dari tingginya resistensi terhadap sosok penguasa di Pilpres 2019, PKS mampu menumbangkan Golkar di Kota Pekanbaru, dan merebut kursi Ketua DPRD Kota Pekanbaru.
"Kalau sekarang jualan politik seperti ini tidak akan terlalu berpengaruh, karena Pemilu masih lama. Mungkin isu ini akan dimanfaatkan lawan politik menjelang Pemilu, akhir tahun 2022 atau awal 2023," tukasnya.