JAKARTA (CAKAPLAH) - Pengadaan multivitamin di Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI sebesar Rp2 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 akhirnya dibatalkan langsung setelah mendapatkan kritik keras dari kalangan dewan.
Pengadaan multivitamin itu diketahui informasinya dari situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik DPR RI, lpse.dpr.go.id. Dari situs tersebut tertera nama tender pengadaan multivitamin dengan pagu paket Rp2.096.080.000.
Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar mengungkapkan, sejak Rabu 1 September 2021 malam, dirinya mengaku mendapatkan pertanyaan dari banyak wartawan perihal pengadaan multivitamin tersebut. Tercatat ada 35 pertanyaan via WhatsApp ke nomornya.
"Setelah mendengar masukan publik, keinginan wartawan, tadi pagi saya sudah panggil, Kuasa Pengguna Anggaran, Kabiro Umum, jam 10 tadi kami batalkan," tegas Indra dalam konferensi pers di Gedung DPR RI, Senayan, Kamis (2/9/2021).
Setjen DPR RI melakukan tender pengadaan multivitamin sebesar Rp2.096.080.000. Setelah melalui proses pelelangan cepat, panitia lelang memutuskan memenangkan salah satu peserta dengan angka sebesar Rp1.733.655.000. Diketahui juga pemenangnya adalah PT Chemipharma Julien Djonelida.
Indra mengungkapkan, pengadaan multivitamin memang tidak diperuntukkan bagi anggota DPR, melainkan untuk pegawai di Setjen dengan jumlah total peruntukkannya sebanyak 7.856 paket. Baik ASN, tenaga ahli, pengamanan dalam hingga untuk tenaga kebersihan dan taman.
Pengadaan multivitamin disampaikan Indra telah dibicarakan sejak Juli 2021 dan bertujuan untuk mengantisipasi pencegatan Covid-19 di lingkungan kesekretariatan dewan. Dan, sekali lagi tidak ada kaitannya dengan anggota DPR, karena DPR dicover asuransi.
"Konsekuensi apapun akan saya hadapi," tegas Indra mengenai kemungkinan pihaknya digugat pihak pemenang tender.
Disampaikan, Setjen DPR dalam posisi terjepit karena mendapatkan kritik soal pengadaan multivitamin. Di sisi lain, proses tender telah dilaksanakan sampai proses akhir dimenangkan salah satu peserta lelang. Setelah dibatalkan, pihaknya siap menghadapi kemungkinan lain, termasuk digugat pihak pemenang tender.
Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin mendesak Setjen DPR RI segera mengklarifikasi soal pengadaan multivitamin sebesar Rp 2 miliar. Apalagi, pihaknya tidak pernah mendapat informasi soal pengadaan multivitamin untuk anggota legislatif yang dianggarkan pada APBN.
"Sekjen DPR RI harus mengklarifikasi hal ini. Kami tidak pernah mendapatkan informasi apapun terkait pengadaan multivitamin untuk anggota DPR RI. Apalagi untuk membeli vitamin saja angkanya sangat fantastis hingga Rp. 2 miliar," katanya.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan, selama ini dirinya dan anggota DPR lainnya tidak pernah mendapat suplai vitamin dari negara. Karena pembelian vitamin merupakan kebutuhan pribadi yang semestinya dibebankan pada masing-masing anggota DPR.
"Saat ini rakyat juga sedang terpuruk karena pandemi, baiknya anggarannya dialihkan untuk kepentingan rakyat saja. Saya mohon instansi yang berwenang segera mengusutnya," ucap Kang TB, sapaan akrabnya.
Senada, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PPP Syaifullah Tamliha menilai tender pengadaan multivitamin dengan nilai anggaran mencapai Rp 2 miliar hanya membuat citra DPR semakin buruk. Tamliha memandang pengadaan multivitamin itu sebaiknya dibatalkan.
Penulis | : | Edyson |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Nasional |