SIABU (CAKAPLAH) - Rasa suka cita Bupati Kampar H Catur Sugeng Susanto Datuk Rajo Batuah atas prestasi yang diraih pebulutangkis Indonesia asal Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar Leani Ratri Oktila yang menyumbangkan dua medali emas dan satu medali perak dari cabang olahraga bulutangkis pada ajang Paralimpiade 2020 di Tokyo, Jepang terus berlanjut.
Setelah kemarin menyampaikan ucapan selamat melalui beberapa akun media sosial atas nama Catur Sugeng Susanto dan berita di media massa, Bupati Kampar H Catur Sugeng Susanto hari ini, Senin (6/9/2021) menyambangi rumah kediaman Ratri (begitu Leani Ratri Oktila akrab disapa) F Mujiran (65) dan Gina Oktila (53) di Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar.
Dari pantauan di Bangkinang, beberapa baliho ukuran besar yang berisi ucapan selamat kepada Leani Ratri Oktila dari Bupati Kampar juga tampak di beberapa titik.
Betapa tidak, dua medali emas ini mencatatkan nama Ratri sebagai atlet Indonesia dengan perolehan medali Paralimpiade terbaik dalam sejarah.
Catur Sugeng Susanto yang datang bersama sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD), Camat Salo Amir Lutfi dan Kepala Desa Siabu Heri A Firdaus selain berbincang-bincang dengan kedua orang tua Ratri juga melakukan perbincangan dengan Ratri yang masih berada di Tokyo melalui layanan video call.
Pada kesempatan Catur menyampaikan ucapan selamat Pemerintah Kabupaten Kampar dan dirinya secara pribadi sekaligus menanyakan keadaan Ratri di Tokyo. "Semoga sehat selalu, kami bangga kepadamu, kami sekarang ada dekat bapak dan Ibu Leani di Siabu," cakap Catur saat menelpon Ratri.
"Keadaan kami di sini sehat-sehat saja," jawab Ratri di ujung telepon.
Mujiran, ayah Ratri kepada Bupati Kampar mengungkapkan bahwa ia telah menghabiskan waktu yang cukup lama membina anak-anaknya maupun anak lainnya di Desa Siabu berlatih cabang olahraga bulutangkis. "Berkat perjuangan dan kerja keras akhirnya membuahkan hasil," beber Mujiran.
Ia memohon bantuan kepada Pemkab Kampar agar membangunkan sebuah gedung olahraga. "Walaupun kecil, tapi nanti kami gunakan untuk mendidik anak-anak di sini," ulas Mujiran.
Ia juga bercerita soal perjalanan karier anaknya Leani Ratri Oktila dicabor Bulutangkis tersebut. Atlet kelahiran 6 Mei 1991 di Desa Siabu tersebut memulai menggeluti cabor bulutangkis sejak kelas 3 SD atau tahun 2003. Ia dan beberapa orang adiknya berlatih dan mengikuti turnamen dengan penuh perjuangan sehingga ia meriah prestasi gemilang diajang internasional.
Atlet berusia 30 tahun tersebut telah mengoleksi hampir ratusan medali baik tingkat kabupaten, provinsi, nasional bahkan ajanh internasional.
Seperti diketahui, masyarakat Indonesia sejak beberapa hari lalu bersuka cita atas perolehan dua medali emas cabang bulutangkis pada ajang Paralimpiade di Tokyo.
Dua emas tersebut didapat Leani Ratri Oktila usai memenangi nomor ganda putri dan ganda campuran. Selain itu Leani Ratri Oktila juga menyumbangkan sebuah medali perak diraih dari nomor tunggal putri SL4.
Leani Ratri Oktila meraih emas ganda putri bersama Khalimatus Sadiyah di nomor SL3-SU5 setelah mengalahkan pasangan China, Cheng Hefang/Ma Huihui.
Pada nomor ganda campuran, Leani yang berpasangan dengan Hary Susanto menumbangkan pasangan Prancis Lucas Mazur/Faustine Noel 23-21, 21-17.
Sedangkan medali perak yang didapat Leani di Paralimpiade Tokyo usai kalah di final dari Cheng Hefang dari nomor tunggal putri.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Olahraga, Kabupaten Kampar |