SIAK (CAKAPLAH) - Lagi-lagi bangunan milik Dinas Pariwisata Kabupaten Siak mengundang keprihatianan. Sebanyak 6 bangunan yang berada di bawah jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL) di kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak tidak berfungsi. Padahal pembangunan tersebut menelan biaya Rp2,2 miliar lebih pada tahun 2019 lalu.
Bangunan tersebut terdiri dari panggung terbuka, kios yang disediakan untuk menjual pernak-pernik dan cinderamata dan gazebo. Anehnya, setelah dibangun hingga saat ini belum ada peresmian dan pemanfaatannya.
Penelusuran CAKAPLAH.COM di lokasi, Senin (6/9/2021), terlihat bangunan itu sudah rusak, kumuh dan sebagian kaca pecah serta dinding yang kusam dan dicorat-coret.
"Setelah dibangun dengan anggaran yang fantastis lalu ditinggalkan begitu saja. Saya tidak tahu apa target Dinas Pariwisata Siak dalam membangun bangunan ini, seperti hanya menghambur-hamburkan uang saja,” kata tokoh masyarakat setempat, Said Dharma Setiawan.
Panggung terbuka yang posisinya menghalangi pemandangan jembatan TASL juga sangat mempriharinkan. Selain serakan sampah plastik dan kertas, ruangan ganti sebelah kanan menumpahkan aroma pesing, kaca pada pintu masuk pecah berserakan, dan kondisi lantai kotor dan lembab.
Pada ruangan ganti sebelah kiri, terdapat tikar kecil dan kartu remi. Puntung rokok beserta bungkusnya juga berserakan. Dindingnya diorat-oret dengan spidol, dengan coretan kata-kata kotor, gambar (maaf) kelamin laki-laki dan kata-kata tidak pantas lainnya.
Kondisi bangunan lainnya juga tak kalah kotornya. Padahal di kawasan ini Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Permukiman (PU Tarukim) sedang membenahi lokasi agar menjadi destinasi wisata baru.
"Sangat disayangkan program Dinas Pariwisata Siak seperti ini. Kondisi ini membuat kita amat prihatin, karena pencitraan secara keseluruhan di tubuh Pemkab sangat baik, tapi pada realitanya kita kecewa dengan proyek pembangunan yang terkesan menghambur-hamburkan uang," imbuh Said kesal.
Menurutnya, Bupati Siak Alfedri mesti melakukan evaluasi besar-besaran, agar yang tidak bermanfaat hari ini dapat bermanfaat di masa mendatang. Covid-19 tidak sewajarnya didengung-dengungkan untuk alasan tidak memanfaatkan aset demi kesejahteraan masyarakat.
"Seharusnya karena pandemi Covid-19 ini Dinas Pariwisata Siak dituntut untuk tetap bekerja maksimal. Lihatlah kondisi bangunan ini, dijadikan tempat maksiat oleh orang tak bertanggungjawab, lalu siapa yang disalahkan?," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Siak, Fauzi Asni tidak menampik kondisi tersebut. Ia mengaku tidak bisa mengawasi lokasi 24 jam sehingga ruangan di belakang panggung terbuka dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggungjawab.
"Kabar baiknya adalah, saat ini dinas PU Tarukim membenahi kawasan dan menghidupkan kembali lift menuju puncak menara jembatan. Kemudian membenahi lokasi permainan anak di bangunan yang kita bangun 2 tahun lalu. Tentu setelah penataan oleh dinas PU itu nanti, bangunan kita tersebut akan difungsikan," kata dia.
Terkait kondisi bangunan yang kacanya pecah dan dinding dicorat-coret akan diperbaiki tahun depan. Sebab pada tahun ini tidak ada biaya pemeliharaan terhadap kondisi itu.
"Jika Covid-19 melandai, lift jembatan selesai dan permainan anak selesai, tentu kawasan ini bakal ramai. Jadi kami akan saling mendukung dengan Dinas PU yang berkewenangan terhadap taman. Saat itu nanti bangunan panggung, gerai, gazebo dan ticketing akan dimanfaatkan," kata dia.
Bagi Fauzi, adanya perhatian masyarakat terhadap aset Dinas Pariwisata Siak yang tidak berfungsi adalah kritik yang membangun. "Terima kasih atas kritikan, ini sangat melecut semangat kami untuk terus berbenah," ujar Fauzi.
Penulis | : | Wahyu |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |