PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pengukuhan Pewaris Raja Air Tiris Melayu Kampar yang telah ramai dibicarakan semakin menjadi kenyataan. Upaya membangkitkan kembali batang terendam adat budaya di Kabupaten Kampar juga semakin menggema dan ramai dibicarakan masyarakat.
Hal itu seiring dengan kedatangan Pewaris Raja Aceh Darussalam, Tuanku Muhammad 1 ZN Al - Haj, Panglima Perkasa berdaulat Zulullah Fil 'alam, pengemban pemegang amanah, yang Dipertuan Besar dan Agung Kerajaan Aceh Darussalam ke Riau.
Kedatangan Sultan Aceh itu dalam rangka melihat situs sejarah di Kabupaten Kampar sekaligus bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat Riau, pengusaha nasional asal Kabupaten Kampar H Muhammad Yunus Datuk Sultan Botuah atau akrab disapa HM Yunus Pondok Patin yang digadang-gadang bakal dikukuhkan sebagai Raja Air Tiris Melayu Kampar pada 17 September mendatang di Istana Raja Aceh Darussalam.
Kedatangan Raja Muhammad 1 ZN Al - Haj pada hari pertama, Selasa (7/9/2021) berkunjung ke sejumlah situs budaya di Kampar diantaranya ke Masjid Jami' di Air Tiris, Makam Datuk Panglimo Khotib di Simpang Kubu Kecamatan Kampar.
Kemudian pada hari kedua, Rabu (8/9/2021) menggelar silaturahmi dengan Muhammad Yunus Datuk Sultan Batuah beserta keluarga dan belasan ninik mamak dari Kenagarian Duo Bole Air Tiris. Acara ini digelar di Balai Roong Majelis Kerapatan Adat Pondok Patin HM Yunus Datuok Sutan Batuah di Jalan Kaharudin Nasution, Simpang Tiga Pekanbaru-Riau.
Meski undangan yang hadir dibatasi karena masih masa pandemi, namun dari pantauan di areal Rumah Makan Pondok Patin di Pekanbaru itu berjalan khidmat.
H Muhammad Yunus Datuk Sultan Botuah tampak sumringah dan bersemangat apalagi para datuk dari Kenagarian Duo Bole Air Tiris terus memberikannya dukungan. H Yunus juga mengakui bahwa dukungan juga datang dari raja-raja se-Nusantara dan bahkan dari luar negeri. Diantara datuk yang hadir pada acara hari ini di RM Pondok Patin adalah Datuk Rajo Malano, Datuk Indo Komo, Datuk Bijaksamano, Datuk Bandagho Itam, Datuk Jalo Angso, Datuk Sindo Dirajo, Datuk Paduko Jalelo, Datuk Rajo Dubalang, Datuk Bintang Kampau dan Datuk Domang.
Dalam sambutannya pada acara yang digelar hari ini H Yunus menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Sultan Aceh yang telah jauh datang ke Riau demi menyambung tali silaturahmi. Sebelumnya beberapa hari yang lalu ia juga mendapat kunjungan dari Raja Bintan dan putra dari Kerajaan Singapura.
"Terjalinnya silaturahmi ini merupakan sejarah untuk Riau dan khususnya sejarah untuk Kenagarian Air Tiris," cakap Yunus.
Ia juga menyampaikan terimakasih kepada Datuk Raja Malano dan para datuk dari Kenagarian Duo Bole Air Tiris yang gembira menyambut acara ini. Apalagi Datuk Malano yang kini telah berusia 90 tahun merupakan saksi hidup terbentuknya berpisahnya Riau dari Sumatera Bagian Tengah yang menjadi provinsi sendiri.
H Yunus menambahkan, meskipun tidak semua datuk yang hadir karena ada satu orang datuk yang meninggal dan ada satu datuk yang dalam keadaan sakit dan berhalangan lain namun semuanya mendukung dihidupkannya kembali Kerajaan Air Tiris Melayu Kampar. "Datuk yang meninggal ini sebelum meninggal dunia sangat mendukung Kerajaan Kampar," bebernya.
Sementara itu Datuk Malano yang didaulat menyampaikan pituah dari ninik mamak yang diwakili oleh Ahmad Suhaili Datuok Indo Komo bermohon kepada Sultan Aceh memberikan dukungan kepada Air Tiris dan Provinsi Riau pada umumnya dalam menjaga adat istiadat dan budaya, termasuk membangkitkan batang terendam, mengukuhkan Raja Air Tiris Melayu Kampar.
"Kami mohon dukungan agar Haji Muhammad Yunus Datuk Sultan Batuah bisa dibimbing oleh Paduka dan Air Tiris bisa memiliki raja dan membalikkan kerajaan seperti sediakala," ulasnya.
Sementara itu Sultan Aceh Tuanku Muhammad 1 ZN Al - Haj dalam amanatnya menyampaikan, Majelis Adat Diraja Kerajaan Aceh Darussalam terus istiqomah mempertahankan adat istiadat berdasarkan Al Qur'an dan sunnah serta menjalankan fungsi sebagai pembawa dakwah dan tarbiyah keseluruh nusantara dan alam melayu nusantara. "Hal ini sesuai tuntutan Baginda Rasulullah," bebernya.
Raja yang memiliki nama kecil Zumadilah Narukaya itu menambahkan, Kerajaan Aceh Darussalam mengusung semangat persaudaraan antar umat.
Ia menambahkan, kembalinya keberadaan perwujudan Majelis Adat Diraja Air Tiris Melayu Kampar di Bumi Melayu Lancang Kuning perlu tetap berpegang teguh pada tali sejarah demi kekuatan menyongsong masa depan yang gemilang.
Kekuatan Adat Diraja Air Tiris Melayu Kampar sebagai simbol momentum kebangkitan rakyat Kampar khususnya dalam mengelola berbagai bidang demi menyongsong kehidupan Melayu yang sejahtera.
"Tak ada yang mustahil, apapun bisa diwujudkan selagi kita bahu membahu, kerja keras. Jangan lagi ada prasangka buruk, rasa dengki, cemburu dan semua penyakit hati," tegasnya.
Ia juga berpesan agar saat ini kita mempersiapkan generasi yang Qurani, menghargai orang tua dan pahlawan.
Pada kesempatan ini ia juga menyinggung soal respon masyarakat ketika adanya upaya membangkitkan ada budaya. Ia mengatakan, tantangan yang ia hadapi ketika menerima amanah sebagai Raja Aceh Darussalam jauh lebih berat bila dibandingkan dengan Sultan Kerajaan Air Tiris Melayu Kampar. Namun dengan dilandasi niat yang baik akhirnya seluruh caci maki, fitnah dan intimidasi berakhir dengan sendirinya.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Kabupaten Kampar |