JAKARTA (CAKAPLAH) - Kepala Sub Auditorat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Riau, Nelson Humiras Halomoan Siregar yang turut menjadi salah satu peserta fit and proper test seleksi calon Kepala BPK RI, menegaskan jika dirinya terpilih memimpin BPK RI, kelak Maturity Level (Kemampuan Kapabilitas) BPK akan dibawanya naik ke tinjauan masa depan (Foresight) yang memberikan layanan bantuan kepada masyarakat atau stakeholders dalam hal pengambilan keputusan dan risiko keuangan.
"Kalau sekarang BPK masih di level offside, dalam artian di sini kita masih mendorong upaya pemberantasan korupsi, mencari temuan-temuan levelnya masih cari temuan-temuan dan masalah. Tapi ke depan itu kita akan bisa memberikan bantuan kepada masyarakat atau stakeholders dalam hal pengambilan keputusan dan risiko keuangan," ujar Nelson Humiras saat menyampaikan paparannya pada fit and proper test seleksi calon Kepala BPK RI, di Komisi XI DPR RI, Kamis (9/9/2021).
Menurutnya peningkatan kasus korupsi di Indonesia saat ini yang pada umumnya terjadi di tingkat Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten/Kota, di tengah kian meningkatnya opini wajar tanpa pengecualian (WTP) yang diberikan oleh BPK dalam hasil pemeriksaan keuangan, baik itu kepada Pemda tingkat Kabupaten/Kota di Indonesia sebesar 94 persen. Serta sebesar 97 persen kepada lembaga/kementerian di Pemerintah pusat. Ke depannya, perlu untuk kembali dievaluasi.
"K edepan BPK perlu melakukan Eevaluasi kembali, dalam menerbitkan laporan hasil pemeriksaan atau opini. Mengapa di saat opini WTP sedang meningkat, justru kasus korupsi juga ikut meningkat," terang mantan pemeriksa keuangan BLBI itu.**
Penulis | : | Edyson |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Nasional, Pemerintahan |