Salah satu menu makanan yang disediakan dan jadi keluhan para atlet.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Anggota Komisi V DPRD Riau, Ade Hartati Rahmat mengatakan, bahwa dengan alokasi anggaran yang tinggi, tidak seharusnya terjadi kasus makanan tidak layak yang diterima oleh para atlet kontingen Riau untuk berlaga di PON Papua saat menjalani Training Center (TC).
Ade sangat berharap, KONI harus memikirkan persiapan atlet PON dengan matang, tanpa mengesampingkan hak-hak atlet, terlebih soal makan dan minumnya.
"Dari anggaran KONI, tidak ada yang dikurangi. Malah ditambah. KONI tak ada alasan meminimalisasi makan minum atlet. Malah Pak Gubri minta perusahaan mengeluarkan dana CSR untuk berkontribusi," kata Ade Hartati, Kamis (9/9/2021).
Untuk itu, kata Ade, pihaknya memang sudah menjadwalkan untuk melihat secara langsung TC atlet PON di Hotel Labersa dalam waktu dekat.
Wakil Ketua DPRD Riau, Agung Nugroho yang menginisasi awal akan sidak mengatakan bahwa pihaknya saat ini mencari waktu yang pas untuk dilakukan sidak tersebut.
Sebelumnya, sebanyak 14 atlet sepak takraw Provinsi Riau mengikuti pemusatan latihan atau training centre (TC) di Hotel Labersa, Kabupaten Kampar mulai 23 Agustus hingga 23 September mendatang. Ke-14 atlet Takraw ini akan diturunkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua.
Dikatakan Ketua Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Provinsi Riau Rudianto Manurung SH MH CLA, pada PON Papua mendatang pihaknya menargetkan meraih 2 medali emas dari kategori putra dan putri.
"Saat ini atlet Takraw berlatih keras demi mencapai target emas tersebut. Mereka berlatih tiga kali sehari, baik fisik maupun teknik," jelasnya, Senin (6/9/2021).
Namun sayang latihan keras para atlet tersebut tidak didukung oleh menu makanan untuk memenuhi kalori dan vitamin, serta meningkatkan stamina dan kesehatan atlet sesuai standar atlet. Bahkan para atlet sudah mengeluhkan menu makanan yang disediakan panitia meski tidak berani melakukan protes.
Kondisi ini berimbas kepada kondisi fisik dan performa atlet. "Akibat menu yang tidak sesuai standar sementara latihan berat membuat atlet kelelahan," ujarnya.
Dari penelusuran CAKAPLAH.com, menu yang disediakan untuk para atlet cukup memprihatinkan, selain porsi yang sedikit juga tidak memenuhi kebutuhan gizi atlet.
"Menu makanan yang disediakan sangat memprihatikan, tidak memperhatikan standar kebutuhan atlet. Yang mirisnya lagi terkadang atlet sarapan Minas," ujar salah seorang sumber. Minas yang dimaksud adalah mi goreng dicampur nasi goreng.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Olahraga, Riau |