Setelah diobati, gajah liar yang awalnya sakit, dilepaskan kembali.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Seekor Gajah betina ditemukan dalam kondisi sakit di Km 51, kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Arara Abadi, Desa Koto Pait, Kecamatan Tualang, Mandau, Kabupaten Bengkalis. Ada pembengkakan di kaki kanan Gajah dewasa itu.
Plh Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Hartono, mengatakan penemuan Gajah itu disampaikan masyarakat melalui call center BBKSDA Riau, pada 4 September 2021 lalu.
Hartono memperkirakan Gajah tersebut berasal dari kelompok Giam Siak Kecil. Kelompok gajah itu sempat terpantau tim BBKSDA Riau bersama PT Arara Abadi pada 3 Juli 2021 lalu.
"Saat itu dilaporkan bahwa sekitar 10 ekor Gajah terlihat menemani dan menjaga 1 ekor Gajah dewasa yang terluka dan lambat berjalan serta sering mengeluarkan suara rintihan keras.," ujar Hartono, Jumat (10/9/2021).
Secara umum, lanjut Hartono, kondisi gajah saat itu terlihat bagus, masih bisa berjalan dan makan dengan baik. Namun setelah kejadian itu, kelompok gajah tersebut tidak terpantau lagi.
Dijelaskan Hartono, setelah menerima laporan ada Gajah sakit, tim Rescue Balai Besar KSDA Riau, Vesswick, Tim Penanganan Konflik PT Arara Abadi dan RSF dipimpin langsung Kepala SKW III, MB Hutajulu, segera diturun untuk melakukan pengobatan.
"Tim turun ke lokasi pada 7 September lalu. Tim melakukan pengobatan terhadap Gajah betina dewasa yang sedang sakit tersebut," ujar Hartono.
Posisi terakhir Gajah saat akan dilakukan pengobatan adalah di Desa Tasik Serai Timur, Kabupaten Bengkalis. Untuk mencapai lokasinya itu, tim harus melewati medan yang cukup sulit.
"Pengobatan dilakukan pada 8 September, setelah melewati segala rintangan medan dan kondisi alam yang berat saat mengikuti Gajah karena hujan lebat yang mengguyur sejak subuh," ungkap Hartono.
Hartono membeberkan kondisi Gajah betina berusia 40 tahun itu. Secara umum, kondisi Gajah cukup baik, dan angka Body Condition Index (BCI) sekitar 7,5 (sedang menuju gemuk).
Berdasarkan observasi terdapat pembengkakan di bagian tulang femur kaki kanan belakang. Hal itu bisa disebabkan oleh trauma yang terjadi pada bagian tersebut, sehingga dapat menyebabkan pembengkakan di area tulang,.
"Penentuan diagnosa yang tepat tidak dapat dilakukan karena kondisi lapangan, dan fasilitas yang belum memadai. Perawatan yang diberikan berupa obat anti nyeri, analgesik dan antepereutik, dan diberikan juga antibiotik serta obat obatan suportif," papar Hartono.
Setelah selesai pengobatan, Gajah kemudian langsung disadarkan kembali. Kemudian satwa bertubuh besar yang dilindungi itu dibebaskan. "Kembali dibebaskan ke alam liarnya untuk tetap dilakukan pemantauan bersama," pungkas Hartono.
Penulis | : | CK2 |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Lingkungan, Riau |