Pada 16 September setiap tahunnya, Malaysia merayakan bergabungnya Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak ke dalam Malaysia. Bagi Sabah dan Sarawak di Pulau Borneo (Kalimantan), tanggal tersebut menjadi momentum dalam berintegrasinya ke dalam Malaysia. Oleh sebab itu, pemerintah Malaysia menyebutnya sebagai hari Malaysia yang bermakna bahwa, pada 16 September 1963 Sabah dan Sarawak bergabung menjadi bagian negara Malaysia.
Bagi Sabah dan Sarawak sesungguhnya kemerdekaan tersebut yaitu pada 16 September 1963. Sebelum Sabah dan Sarawak bergabung ke dalam persekutuan Malaysia, wilayah Semenanjung Malaya dikenal sebagai Persekutuan tanah melayu (Federation of Malaya). Persekutuan Tanah Melayu merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957. Ketika Sabah dan Sarawak bergabung (menyertai) ke dalam Persekutuan Tanah Melayu pada tanggal 16 September 1963 penyebutannya telah berubah dengan sebutan Persekutuan Malaysia. Oleh sebab itu, sebutan Persekutuan Malaysia resminya tanggal 16 September 1963 semenjak Sabah dan Sarawak bergabung.
Apa yang dikenal dengan Pulau Borneo sesungguhnya adalah pulau-pulau yang terletak di wilayah Indonesia sebagiannya (Pulau Kalimantan) dan pulau-pulau yang terletak di wilayah Malaysia Timur (Sabah dan Sarawak) serta Brunai Darussalam. Brunai Darussalam akhirnya menjadi negara merdeka dan berdaulat pada 1 Januari 1984 yang sebelumnya menjadi koloni Inggris.
Sebelum Brunai Darussalam meraih kemerdekaan, pada 4 Januari 1979, Brunai Darussalam dan Inggris sebagai koloni di wilayah tersebut, mengadakan perjanjian kerjasama dan persahabatan yang akhirnya menghasilkan kemerdekaan Brunai Darussalam sebagai sebuah negara berdaulat dan tidak lagi menjadi koloni Inggris.
Sejarah mencatat bahwa semenjak abad ke-19, Lord Brassey, seorang Kompeni Inggris di Borneo telah merencanakan penyatuan antara negeri-negeri di Borneo yaitu Sabah dan Sarawak, negeri-negeri Melayu dan negeri-negeri Selat (Malaka, Pulau Penang serta Temasek (Singapura). Negeri-negeri Melayu tersebut adalah Johor Bahru, Kedah, Kelantan, Negeri Sembilan, Pahang, Perak, Perlis, Selangor dan Terengganu. Oleh sebab itu, sebelum Sabah dan Sarawak bergabung ke dalam Persekutuan Malaysia, dulunya dinamakan Persekutuan Tanah Melayu (Federation of Malaya) yang juga memasukkan Negeri Malaka, Pulau Penang dan Temasek (Singapura).
Bergabungnya Sabah dan Sarawak ke Persekutuan Malaysia pada 16 September 1963 tentunya melalui proses yang panjang. Sebelum ke-2 wilayah di Pulau Borneo tersebut bergabung ke dalam Persekutuan Malaysia secara resmi, Sabah dan Sarawak turut diawasi oleh PBB. Sebelum Sabah dan Sarawak bergabung ke dalam Persekutuan Malaysia, pada 8 Juli 1963 bertempat di London, Inggris telah dilakukan perjanjian untuk bergabungnya Sabah dan Sarawak ke dalam Persekutuan Malaysia.
Sejak penandatanganan tersebut, PBB telah mengirim utusannya, Lawrence Michaelmore ke Sabah dan Sarawak pada 16 Agustus hingga 5 September untuk melihat kesiapan masyarakat Sabah dan Sarawak untuk bergabung secara resmi ke dalam Persekutuan Malaysia. Mayoritas rakyat Sabah dan Sarawak setuju untuk bergabung ke dalam Persekutuan Malaysia yang awalnya akan dilakukan pada 31 Agustus 1963 yang merupakan 6 tahun perayaan Hari Kebangsaan (kemerdekaan) Persekutuan Tanah Melayu (Federation of Malaya). sehingga diundur pada 16 September 1963.
Bergabungnya Sabah dan Sarawak, pada 16 September 1963 Undang-undang Malaysia mengenal 2 Perlembagaan Persekutuan. Pertama; adalah Perlembagaan Persekutuan Tanah Melayu dan kedua; Perlembagaan Persekutuan Malaysia. Perlembagaan Persekutuan Tanah Melayu diperkenalkan pertama kali pada hari Kemerdekaan Malaysia pada 31 Agustus 1957 dan Perlembagaan Persekutuan Malaysia diperkenalkan pada Hari Malaysia, yaitu 16 September 1963. Perlembagaan Persekutuan Malaysia mengatur tentang kedudukan, hak serta kewenangan negeri Sabah dan Sarawak dalam negara Malaysia.
Ada lebih kurang 20 kewenangan yang akan menjadi kewenangan Sabah dan Sarawak ketika bergabung dalam Persekutuan Malaysia. Kewenangan tersebut seperti dalam hal kebebasan agama, imigrasi, pelajaran, kerakyatan, Dewan Undangan Persekutuan negeri Sabah dan Sarawak, Perlembagaan, kuasa membuat Undang-undang, Masalah Tanah, Majelis negara bagi negeri-negeri Sabah dan Sarawak, Masalah Keuangan negeri Sabah dan Sarawak, Pemilihan umum (pilihanraya), kehakiman, Pelayanan dasar, Bahasa kebangsaan, hak Istimewa bumiputera, peraturan-peraturan dalam masa peralihan. Perjanjian-perjanjian keuangan dan bantuan dari luar negeri dan perlindungan perlembagaan.
Dari sekian kewenangan yang akan menjadi kewenangan negeri Sabah dan Sarawak tersebut, kewenangan yang utama dilihat dari kewenangan agama, imigrasi, bahasa kebangsaan dan hak istimewa bumiputera. Agama Islam merupakan agama resmi dalam Persekutuan Malaysia, namun di negeri Sabah dan Sarawak jaminan untuk memeluk selain agama islam dijamin dalam pelembagaan persekutuan Malaysia. Jaminan kebebasan beragama dilindungi oleh perlembagaan Persekutuan Malaysia.
Klaim Sabah oleh Filipina?
Dalam Hukum Internasional, Sabah dan Sarawak telah secara sah dan resmi bergabung dalam Persekutuan Malaysia pada 16 September 1963. Sebelumnya Sabah dan Sarawak menjadi Koloni Inggris. Pada 31 Agustus 1963, Inggris yang menjadi koloni di Sabah dan Sarawak telah bersetuju untuk melepaskan wilayah tersebut dan menyerahkannya ke Malaysia. Wilayah Sabah dan Sarawak yang menjadi kedaulatan Inggris diserahkan ke Malaysia melalui transfer kekuasaan. Inggris menyerahkan Sabah dan Sarawak ke Malaysia melalui penyerahan wilayah yang sebelumnya menjadi miliknya (kedaulatan Inggris), “nemo plus juris transferre potest quam ipse habet”. (Tak seorang pun dapat mengalihkan lebih banyak haknya daripada yang ia miliki).
Negeri Sabah dan Sarawak diserahkan Inggris kepada Malaysia yang mana sebelumnya Inggris memiliki kekuasaan (koloni) atas Borneo Utara (Sabah) dan Sarawak. Jadi kepemilikan Malaysia atas Sabah didasarkan atas penyerahan Inggris kepada Malaysia. Dalam Hukum Internasional hal tersebut diakui dan tidak bertentangan dengan perjanjian internasional. Kini 58 tahun sudah, Negeri Sabah dan Sarawak bergabung ke dalam Malaysia. Hakekatnya, bergabungnya negeri Sabah dan Sarawak ke dalam Malaysia dalam proses Hukum Internasional sudah diakui, namun klaim Filipina, atas kepemilikan Sabah masih berlangsung. Dalam beberapa tahun yang lalu, sempat terjadi konflik berdarah di Sabah oleh kelompok Sultan Jamalul Kiram III di wilayah Filipina Selatan yang memasuki wilayah Sabah untuk menuntut kembali Sabah dikembalikan ke Filipina di sebabkan oleh faktor sejarah. Di setiap tahunnya, Malaysia merayakan 2 kali hari bersejarah yaitu pertama, Hari Kemerdekaan pada 31 Agustus dan kedua, Hari Malaysia pada 16 September. Syabas dan tahniah.
Penulis | : | Hasrul Sani Siregar, MA, Alumni UKM, Malaysia/Widyaiswara di BPSDM Riau |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Cakap Rakyat |