Agus Suliadi SH
|
Meranti (CAKAPLAH) - Bak peribahasa, "karena nila setitik, rusak susu sebelanga". Itulah yang sedang menimpa Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti dr Misri Hasanto. Laki-laki yang sebelum mengabdi sebagai ASN dan membuka praktek klinik di Kota Sagu, telah ditahan Polda Riau karena tersandung kasus dugaan korupsi alat rapid tes Covid-19.
Tak sedikit pihak merespon atas penangkapan kadiskes tersebut. Banyak yang kesal bahkan marah dengan apa yang telah dilakukan Misri Hsanto. Sebab, di tengah pandemi yang menyebabkan kesusahan, ia sempat-sempatnya berbuat yang tidak baik.
Baca juga: Ini Kronologis Kasus Korupsi Alat Rapid Test Covid-19 yang Jerat Kadiskes Meranti
Namun, ada juga yang melihat dari sisi lain atas kasus ini. Dia adalah Ketua II Dewan Pengurus Harian Lembaga Adat Melayu Riau (DPH LAMR) Kepulauan Meranti, Agus Suliadi SH.
Kata tokoh lembaga adat ini, orang Melayu tak semua dipandang buruk. Apalagi terhadap orang yang terkena musibah duka.
Katanya, di balik cerita "salah" pak dokter (dr Misri Hasanto, red) tak sedikit orang yang sembuh melalui tangan dinginnya. Sang dokter juga diyakini sering terbangun dan menghentikan jam tidur malamnya demi menemui pasien yang mengerang kesakitan.
"Itulah orang Melayu. Tak semua dipandang buruk apalagi orang dalam musibah duka. Iba dan tak penyampai hati," kata Agus Suliadi saat berbincang-bincang dengan CAKAPLAH.COM, Senin (20/9/2021).
Selain itu, sebagai dokter, Misri juga diyakini sering melewati jalan yang lecah (becek, red), bersemak (belukar), untuk melihat kondisi pasien yang sedang sakit. Hal itu pasti dilakukan oleh seorang dokter apabila dijemput oleh keluarga pasien.
"Profesi dokter memang pengabdian tak kenal waktu. Mengabdikan diri untuk kemanusiaan yang tidak dibatasi oleh kelas dan strata. Hari ini pak dokter terjerembab dengan kasus hukum, dan ia harus menerima konsekuensi atas kesalahan kebijakannya," kata mantan Ketua KPU Kepulauan Meranti itu lagi.
Agus Suliadi mengajak kepada semua untuk membiarkan kasus hukum ini berjalan sesuai alur patutnya. Kata Agus, tak perlu ditambah dengan umpatan dan cercaan terhadap dr Misri Hasanto. Sebab, umpatan dan cercaan kepadanya itu sama sekali tidak ada untungnya.
"Biarkan hukum yang menentukan. Setidaknya, ia pernah mengabdikan diri untuk kita, keluarga kita, saudara dan teman-teman kita. Tangan mencincang, bahu jugalah memikul," kata Agus Suliadi.***
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Hukum, Kabupaten Kepulauan Meranti |