(CAKAPLAH) - Selamat untuk Papua. Sebentar lagi menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON). Saat ini, puluhan ribu para atlet, pelatih, official dan lainnya dari seluruh Indonesia sudah bertolak ke Papua. Berkumpul seluruh suku, wilayah, budaya, seluruh cabang olah raga di Papua.
Sejatinya, memang karena itulah diadakan PON di Idonesia oleh pusat (Jakarta). Menjadi rembuk nasional, silaturahmi nasional, olahragawan nasional yang diadakan di daerah.
Agar satu daerah dengan daerah yang lain saling kenal, bahwa inilah Papua, inilah Riau, inilah Sumsel, Kaltim, dan lainnya.
Diharapkan, dengan kegiatan PON ini, akan mempererat persatuan dan memeratakan pembangunan, khususnya pembangunan di bidang olahraga. Baik pembangunan di bidang prestasi olahraga dan arenanya, serta infrastruktur lainnya. Karena selama ini tuan rumah PON didominasi oleh daerah Jawa, tapi sekarang mulai merata.
Sebagai tuan rumah, puluhan triliun dana disiapkan, baik dari perencanaan, penetapan daerah sebagai tuan rumah, persiapan pembangunan infrastruktur dari jalan, bandara, pelabuhan, pembangunan arena olahraga, persiapan atlet dan lainnya, baru penyelenggaran pembukaan dan penutupan PON, serta prestasi, khususnya olahraga. Biaya puluhan triliun itu bersumber dari APBN, APBD dan lainnya, yang rata rara bersumber dari pajak rakyat (uang rakyat).
Tujuan PON antara lain, mempererat persatuan, pemerataan pembangunan, dan meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia. Bangga dan mulia niat diadakan PON di Indonesia.
Akan tetapi, coba kita perhatikan dari tiga item niat tersebut. Persatuan masih agak sulit kita mengukur, apakah persatuan di Indonesia itu sudah betul-betul diharapkan. Karena masih banyak kita temukan perbedaan di sana sini, baik pusat dengan daerah, maupun daerah dengan pusat.
Pemerataan pembangunan khusus di bidang olahraga dan arena bisa jadi sama, prestasi olahraga di daerah pernah jadi tuan rumah PON lebih baik dari yang belum, arena juga juga hampir semua fasilitas bertaraf internasional, paling kurang nasional.
Prestasi, ini yang masih diragukan di tingkat nasional. Mungkin bisa PON menjadi tolak ukur prestasi, khususnya di bidang olahraga, tapi tingkat internasional dengan penduduk Indonesia hampir 270 juta jiwa, kita sangat jauh dari prestasi. Ya memang bisa lah kita berbangga di cabang tertentu. Namun, itu pun hilang timbul, kadang juara kadang tidak.
Nah, yang paling miris adalah setelah iven PON berakhir, sudah menghabiskan uang triliunan untuk mengadakannya, rata - rata aset PON, arena PON yang pernah jadi tuan rumah mangkrak semua, tidak terawat dengan baik dan tidak berfungsi dengan baik sesuai peruntukannya.
Aset tidak terkelola dengan baik, yang tinggal hanya sejarah pernah jadi tuan rumah PON. Bahkan yang paling miris, kegiatan olahraga dan prestasi tidak lebih menonjol dari daerah yang belum pernah jadi tuan rumah PON.
Kita berharap, ke depan kepada pemerintah Indonesia, juga pemerintah yang pernah jadi tuan rumah PON ke depan, khususnya untuk olah raga, rawat dan fungsionalkan lah aset - aset PON tersebut setelah PON selasai. Jangan dibiarkan. Sayang aset trilunan dianggurin, hancur seiring berjalannya waktu.
Prestasi olahraga tidak juga maju seperti yang diharapkan, harus ada rasa tanggung jawab bersama untuk merawat dan mengfungsionalkan aset bekas PON. Baik itu stadion utama dan lain - lain. Harus ada duduk bareng membahas hal tersebut antara pusat dan daerah yang pernah jadi tuan rumah PON.
Kalau perlu, diadakan evaluasi menyeluruh ke depan melihat situasi yang ada, PON hanya dilakukan oleh yang pernah jadi tuan rumah PON dan dilakukan secara bersama, misal beberapa cabang di Riau, Sumsel, Kaltim, Jawa dan Papua.
Agar aset - aset bisa selalu terawat dan fungsional tidak magkrak, dan diwajibkan membentuk badan pengelola untuk itu mengurus, merawat dan mengfungsionalkan aset oleh orang orang yang profesional, sehingga bisa mendatangkan PAD dan membuat prestasi olahraga, baik di daerah yang pernah jadi tuan rumah PON.
Selamat Papua. Selamat insan olahraga di Indonesia, selamat berprestasi dan sukses dalam persiapan, penyelenggaranan, prestasi dan selalu prokes. Viva Papua, Viva Indonesia, merdeka Indonesia.
Penulis | : | Dr H Zulkarnain Kadir M.H, pensiunan ASN Provinsi Riau. |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Olahraga, Cakap Rakyat |