Pekanbaru (CAKAPLAH) - Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) mengawal kembali ekspor magot atau larva kering masuk pasar Eropa.
Dari data IQFAST Barantan, tercatat ekspor magot ini sempat terhenti akibat adanya kebijakan teknis baru dari negara tujuan, sejak tahun 2019 yang lalu
"Untuk mendorong para pelaku usaha membuka akses pasar, kami secara aktif melakukan kerjasama harmonisasi aturan protokol ekspor dan ketentuan sanitari dan fitosanitari produk pertanian dengan negara tujuan ekspor," ujar Bambang, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) saat melakukan kunjungan lapangan ke pabrik maggot milik PT Bio Cycle Indo di Pekanbaru, Sabtu (24/9/2021).
Bambang mengatakan, setahun terakhir pihaknya tengah melakukan sinkronisasi regulasi ekspor komoditas tumbuhan dan hewan antar pemerintah atau secara Government to Government (G to G) dengan Uni Eropa.
Menurutnya, saat ini untuk dapat masuk ke pasar Uni Eropa, dipersyaratkan pelaku bisnis eksportir dan negaranya harus terdaftar dalam TRACES (platform online Komisi Eropa untuk sertifikasi sanitasi dan fitosanitari).
CEO PT Bio Cycle Indo, Budi Tanaka, yang turut mendampingi kunjungan kerja monitoring tindakan karantina pertanian Kepala Barantan, membenarkan bahwa sejak 2019 ekspor maggot mereka ke Belanda terhenti karena adanya benturan terbitnya kebijakan impor baru dari Uni Eropa.
"Kami menyadari bahwa dalam menjajaki pasar ekspor, kita tidak bisa hanya melihat kriteria kebutuhan buyernya saja. Tapi kita juga harus melihat bagaimana regulasi impor dari setiap negara," kata Budi.
Dari sisi G to G apakah negara kita ada kerjasama dengan negara tersebut. Regulasi apa yang menjadi persyaratan negara tujuan ekspor itu juga menjadi hal penting selain memenuhi sisi bisnis, atau B to B. Bagaimana memenuhi kriteria produk kita agar bisa diterima oleh negara tujuan.
Dijelaskannya, pada 2019 pihaknya sempat terhenti ekspor ke uni eropa karena terbitnya aturan baru dari negara tersebut. "Tapi alhamdulillah kita dibantu oleh Kementerian Pertanian dalam hal ini Barantan untuk menerbitkan regulasi nasional yang sekarang sudah ada untuk menjadi payung hukum industri serangga kembali memasuki pasar ekspor Uni Eropa," ujarnya.
"Kita juga dikawal untuk bisa memenuhi persyaratan dari Uni Eropa terutama dari sisi pemenuhan persyaratan G to G nya. InsyaAllah tahun 2022 kami akan mulai lagi ekspor ke Uni Eropa," papar Budi.
Sebagai informasi, Barantan sebagai unit eselon 1 di Kementan bertugas untuk mengawasi keamanan dan pengendalian mutu pangan serta pakan pertanian. Tindakan karantina dilakukan di border, yakni pelabuhan laut, bandar udara, kantor pos dan pos lintas batas negara. Seiring dengan instruksi Presiden terkait upaya peningkatan ekspor dan investasi,
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengamanatkan tugas strategis yakni mengawal peningkatan ekspor dengan menjadi koordinator tim gugus tugas peningkatan ekspor, dengan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor, Gratieks. Hal ini tentunya sejalan dengan peran Barantan selaku economic tools atau fasilitator pertanian di perdagangan internasional.
Karantina Pekanbaru Lakukan Fasilitasi Eksportir Muda
Keberadaan PT Bio Cycle Indo di Pekanbaru merupakan langkah ekspansi industri agar lebih dekat dengan sumber pakan (limbah bungkil sawit -red) setelah mendapat investor asing dari perusahaan Belanda yang bergerak dibidang biological system agri dan livestock.
Karantina Pertanian Pekanbaru sendiri selaku koordinator Gratieks di Provinsi Riau, mulai berikan fasilitasi sertifikasi ekspor larva lalat prajurit hitam (Black Soldier Fly/BSF) yang biasa disebut maggot sejak bulan Januari 2021.
"Ini adalah tahun pertama Pekanbaru ekspor magot, hingga bulan September 2021, kami sudah fasilitasi 5 kali sertifikasi ekspor magot tujuan Inggris, Kanada, dan Taiwan, dengan total volume mencapai 2.858 kg," ujar Kepala Balai Karantina Pekanbaru,
Dra Rina Delfi MSi yang turun mendampingi Kepala Barantan, Sabtu (25/9/2021).
Meski saat ini baru ada satu pelaku usaha eksportir maggot yang berskala industri, ia berharap kedepannya akan muncul lebih banyak lagi eksportir muda lainnya dan menjadikan maggot menjadi komoditas unggulan ekspor baru dari Pekanbaru. Barantan akan bantu kawal dan fasilitasi siapa saja yang akan membawa komoditas pertanian Indonesia bersaing di pasar internasional.
"Kemarin kami pertemukan 12 orang perwakilan pelaku usaha agribisnis muda di Pekanbaru dengan Kepala Badan Karantina Pertanian, agar dapat melakukan dialog secara langsung dukungan apa yang bisa disinergiskan untuk meningkatkan volume dan peluang akses pasar ekspor baru," pungkas Rina.