Ilustrasi
|
(CAKAPLAH) - Sejak diberlakukannya kembali pembelajaran tatap muka (PTM) dilaporkan sebanyak 11 ribu siswa terinfeksi Covid-19 yang menimbulkan klaster baru Covid-19 di sekolah.
Tentunya kondisi ini menjadi sangat memperihatinkan di mana pemerintah berupaya mengatasi learning loss (ketertinggalan pembelajaran) dan menurunkan kasus penularan Covid-19.
Melalui akun Instagram pribadinya @dr.fajriaddai, Sabtu (25/9/2021), Pakar Kesehatan sekaligus Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda’i menjelaskan bagaimana Covid-19 bisa menularkan para siswa di kelas melalui udara.
Ia menganalisis kasus Covid-19 di sekolah degan kelas yang berjumlah 24 orang murid, tanpa ventilasi, dan guru sebagai pasien pertama Covid-19.
“Jika hanya menggunakan masker (saat PTM), akan ada lima murid yang terinfeksi. Masker sendiri tidak dapat menghentikan proses penularan jika paparan lama di ruangan dengan ventilasi yang buruk. Proses penyebaran melalui aerosol dapat terjadi ke seluruh ruang kelas tanpa memandang jarak karena udara hanya berputar di dalam ruangan,” kata dr. fajri dalam unggahannya.
Lebih lanjut dr. Fajri menjelaskan jika dua jam di dalam kelas dengan guru yang terinfeksi Covid-19, tanpa ada perlindungan (tidak ada ventilasi dan tidak ada masker), maka terdapat risiko 12 orang atau 50% murid yang akan terinfeksi Covid-19. Meski demikian, dr. Fajri mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir, penularan Covid-19 masih bisa diminimalisir dengan beberapa cara.
“Risiko infeksi sangat rendah, jika semua orang menggunakan masker, terdapat ventilasi udara selama belajar baik secara alami atau mekanik, dan durasi belajar berhenti setiap satu jam (untuk mengembalikan sirkulasi udara sepenuhnya),” lanjutnya.
Editor | : | Jef Syahrul |
Sumber | : | okezone.com |
Kategori | : | Pendidikan |