PEKANBARU (CAKAPLAH) - Gerakan Farmasis Milenial Indonesia (GFMI) Riau melakukan safari ke anggota DPD RI Dapil Riau, Edwin guna memperkuat posisi RUU Farmasi di Prolegnas, Sabtu (25/09/2021).
Untuk diketahui, RUU Farmasi telah masuk ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) DPR RI 2020-2024. Namun sampai saat ini usulan tersebut masih dibahas dan dimasukkan ke dalam Prolegnas Prioritas. Diharapkan RUU ini segera disahkan untuk kepentingan insan farmasi yang hilirisasinya berdampak meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
"Prolegnas Prioritas 2022 akan kembali disusun dan diputuskan pada November 2021. Kita harapkan Baleg DPR RI dapat mempertimbangkan urgensi dari UU ini," ujar salah seorang perwakilan GFMI Riau, Doni Setiawan.
RUU Farmasi dikawal oleh organisasi profesi, organisasi mahasiswa serta stakeholder farmasi lainnya, termasuk GFMI sebagai wakil organisasi pemuda. GFMI Riau ini diinisiasi Sandika Syaputra, Doni Setiawan, M Dzikri Ramadhan dan Mega Nirwana.
“Kami juga bagian dari yang memperjuangkan RUU ini. Maka dari itu agenda kami adalah untuk mencari celah dukungan dari arah manapun guna memperkuat posisi RUU Farmasi di Prolegnas agar masuk Prioritas 2022, termasuk ke DPD RI. Dalam pertemuan ini kami diterima langsung oleh Senator Bapak Edwin Pratama yang merupakan Panitia Perancang Undang-Undang DPD RI. Beliau juga bagian dari wakil DPD RI dalam pembahasan UU di Badan Legislasi DPR RI. Alhamdulillah, beliau akan menindaklanjuti hal ini ke Badan Legislasi,” ucap Doni.
Sementara itu M Dzikri Ramadhan menambahkan, semua pihak harus berperan dalam penentuan masa depan farmasi kedepan. Salah satunya dengan cara melakukan diplomasi dan lobi politik kepada lembaga legislatif yaitu DPR, Baleg dan DPD RI, agar RUU Farmasi masuk prolegnas prioritas 2022.
"Kami tidak hanya melakukan diplomasi dan lobi politik, tapi ikut mengkritisi dan mengusulkan poin-poin penting yang harus ada di dalam RUU Farmasi nantinya. Karena kami tidak mau UU Farmasi nantinya disahkan tapi tidak mengakomodir kepentingan seluruh insan Farmasi Indonesia,” tegas Dzikri.
Sementara itu, Sandika dan Mega mengaku optimis RUU Kefarmasian ini akan masuk ke dalam Prolegnas Prioritas dan disahkan secepatnya.
Bertepatan dengan momentum hari farmasi sedunia, kata Mega, pihaknya hadir sebagai wadah untuk menjawab tantangan profesi saat ini maupun di masa yang akan datang.
"Hari farmasi sedunia sejatinya bukan annual yang hanya dirayakan secara formalitas tetapi juga momentum untuk revolusi dan reformasi apoteker menuju profesi yang merdeka dan sejahtera," ujar Mega Nirwana.
Sementara itu, Edwin sendiri mengapreasiasi dan mendukung langkah yang diambil oleh GFMI tersebut.