Ilustrasi/int
|
JAYAPURA (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan September 2021, Riau mengalami inflasi sebesar 0,19 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,99.
Sehingga untuk inflasi Tahun Kalender (Januari - September) 2021 sebesar 0,79 persen dan inflasi Tahun Ke Tahun
(September 2020 - September 2021) sebesar 2,25 persen.
"Dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami Inflasi yaitu, Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, Kota Dumai sebesar 0,10 persen dan Kota Tembilahan mengalami inflasi sebesar 0,41 persen," ujar Kepala BPS Riau Misfaruddin, Sabtu (2/10/2021).
Ia mengatakan, inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sepuluh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transportasi sebesar 0,40 persen, diikuti oleh kelompok kesehatan sebesar 0,38 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,36 persen.
Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,13 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,12 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,10 persen, kelompok penyediaan makan dan minuman/restoran sebesar 0,09 persen, kelompok
informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen, serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,05 persen.
"Sedangkan satu kelompok lainnya yaitu kelompok pendidikan relatif stabil dibanding bulan sebelumnya," cakapnya.
Adapun untuk komoditas yang memberikan andil peningkatan harga pada September 2021, antara lain cabai merah, ayam hidup, minyak goreng, daging ayam ras, sewa
rumah, tomat.
"Kemudian angkutan udara, ikan serai, tarif air minum pam dan juga tarif rumah sakit," ungkapnya.
Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, delapan belas kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,60 persen, diikuti oleh Kota Bukittinggi sebesar 0,53 persen dan Kota Tembilahan
sebesar 0,41 persen.
"Sementara itu deflasi terjadi di enam kota, dengan deflasi tertinggi yaitu di Kota Meulaboh sebesar 0,59 persen, diikuti Kota Lhokseumawe sebesar 0,16 persen dan Kota Gunung Sitoli sebesar 0,13 persen," pungkasnya.