Ketua umum Dewan Pengurus Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Syahril Abubakar
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua umum Dewan Pengurus Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Syahril Abubakar angkat bicara terkait tudingan adanya kepentingan dirinya untuk menggelar Musdalub LAM Pekanbaru. Pada Musdalub itu, terpilih Rizaldi Putra sebagai Ketua DPH LAM Pekanbaru menggantikan Yose Saputra yang mengundurkan diri karena tersandung kasus hukum.
Sebelumnya, Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau Kota Pekanbaru periode 2017-2022, Datuk Said Usman Abdullah mempertanyakan kepentingan di balik sikap Ketua DPH LAM Riau, Syahril Abubakar yang menggelar Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) LAMR Kota Pekanbaru.
Menanggapi itu, Syahril mengatakan, dirinya saat ini menjabat sebagai orang yang diamanahkan memimpin LAM Riau, maka sudah pasti harus menjalankan tugas-tugas organisasi sebagaimana yang sudah diatur.
"Saya bertanggungjawab dalam pelaksanaan Musdalub kemarin, dan ini akan saya laporkan di Mubes nanti. Jangankan di dunia, di akhirat pun saya siap pertanggungjawabkan ini," kata Syahril, Rabu (6/10/2021).
Ia menegaskan, selama proses Musdalub berlangsung, dia tidak pernah melakukan intervensi kepada peserta Musdalub, apalagi sampai menitip-nitip orang untuk dijadikan sebagai ketua.
"Jadi saya harap, hormatilah hasil Musdalub, ini hasil musyawarah bukan hasil keinginan Syahril. Dalam rekaman pidato bisa dilihat, saya tak pernah intervensi, tak ada titip menitip orang," terangnya.
Syahril mempersilahkan kepada sesiapa saja orang Melayu yang ingin berkontribusi untuk lembaga adat agar bisa mengajukan diri sebagai pengurus LAMR Kota Pekanbaru.
"Kalau memang mau berbuat untuk Melayu ya silahkan gabung. Ini kan masalah pengabdian, masa orang mengabdi kita tolak, tapi kan harus tahu aturan main, karena orang yang suka-suka itu kan payah diatur," cakapnya lagi.
Ia menceritakan, bahwa Musdalub tersebut digelar karena pemangku Ketua DPH LAM Pekanbaru sebelumnya, yakni Yose Saputra berhalangan dan mengundurkan diri, sehingga sesuai AD ART LAM, maka dilakukan Musdalub untuk memilih pimpinan baru.
"Setelah sebelumnya ditunjuk Plt yakni Datuk Khairul Zainal, setelah Yose mengundurkan diri lebih kurang 6 bulan, hari ini kita pandang sudah tepat untuk Musdalub. Maka bagi tuan tuan tokoh melayu, yang ingin memimpin LAM Pekanbaru, silahkan mendaftar," kata Syahril Abubakar.
Disinggung mengenai kepengurusan LAM Pekanbaru versi Muspidauan, Syahril mengatakan bahwa pihaknya sudah memberi pemahaman bahwa Musda yang terpilih versi Muspidauan itu inkonstitusional tau tidak sesuai AD/ART LAM.
"Itu tidak sesuai AD/ART, karena LAM ketika itu sudah ada di kota Pekanbaru. Periode kepengurusan baru saja terpilih, kita masih mencari waktu untuk pengukuhan, karena persoalan pandemi, tapi pengurusnya sudah ada," katanya.
"Memang, sebelumnya ada protes oleh kawan kawan yang menamakan diri LAM kecamatan, protes itu karena mereka tak diundang dalam Musda sebelumnya. Maka kita verivikasi ke LAM Kota, kita panggil, kita tanya. LAM Pekanbaru mengatakan, bahwa mereka sudah mengundurkan dan membuat pernyataan diatas materai. Maka kita teliti itu," cakapnya lagi.
Setelahnya, LAM Riau juga memanggil pihak kecamatan yang protes tersebut, dan pihak kecamatan tersebut mengatakan bahwa mereka mengundurkan diri karena ada ancaman.
"Kami katakan, kalau di bawah ancaman, LAM Riau mengajak untuk melaporkan hal itu ke pihak kepolisian, kita dampingi, kita siapkan LBH. Tapi mereka tak mau juga melaporkan, maka dari itu, kepengurusan LAM Kota Pekanbaru sah," ujarnya.
Jika LAM Riau mengakui kepengurusan LAM versi Muspidauan, kata Syahril akan menjadi preseden buruk bagi LAM. Bahwa hal itu justru akan menurunkan marwah melayu.
"Maka dari itu sekarang kita luruskan, menjadi ketua LAM itu ada mekanismenya. Dan sekarang sudah terpilih, kita hormati itu," tukasnya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau Kota Pekanbaru periode 2017-2022, Datuk Said Usman Abdullah mempertanyakan kepentingan di balik sikap Ketua DPH LAM Riau, Syahril Abubakar yang menggelar Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) LAMR Kota Pekanbaru.
"Kita sangat menyayangkan penyelenggaraan Musdalub ini, dan yang hadir juga entah LAMR Kecamatan dari mana. Ini seperti ada kepentingan kelompok tertentu, ada apa LAMR Provinsi ini?" kata Said Usman, Selasa (5/10/2021).
Menurut Said Usman, apa yang dilakukan oleh LAMR di bawah komando Syahril Abubakar, adalah sesuatu yang aneh bin lucu. Ia juga curiga dengan rencana yang saat ini sedang dipersiapkan oleh Syahril.
"Mau dibawa kemana LAM Riau sama Syahril Abubakar cs ini, ini warning buat semua LAMR yang ada di kabupaten kota. Orang-orang seperti mereka ini tidak boleh lama-lama, kita jangan mau diobok-obok," cakapnya lagi.
Lebih jauh, Said menegaskan, dirinya masih mengantongi SK kepengurusan untuk periode 2017-2022, dan jika alasan Musdalub diselenggarakan pasca pengunduran Datuk Yose, maka posisi Yose semestinya diganti oleh Wakil Ketua DPH.
"Ini lembaga adat, bukan organisasi-organisasi biasa. Ini lembaga adat, menjunjung tinggi adat, adat itu sifatnya bermusyawarah, bukan mengobok-obok begini. Apalagi, sampai dikawal ketat begitu. Yang ditunjuk pun entah siapa-siapa, apa kontribusinya untuk adat selama ini," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau |