Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru berjibaku melakukan pemadaman di 3 titik Karhutla sejak Rabu - Kamis (6-7/10/2021).
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau memasuki tri semester terakhir tahun 2021 semakin besar. Beberapa titik panas sudah mulai bermunculan di Bumi Lancang Kuning.
Terkait hal ini, Komisi IV DPRD Riau berencana memanggil pihak mitra Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau untuk rapat dengar pendapat dan berdiskusi terhadap potensi yang akan menyusahkan masyarakat Riau tersebut.
"Kalau ini lebih parah lagi, ini hak kita untuk mempertanyakan. Kita akan panggil BPBD atau OPD lainnya untuk diskusi, untuk bertanya, apa solusinya," kata anggota komisi IV DPRD Riau, Mardianto Manan, Senin (11/10/2021).
Ia mengatakan, beberapa hari terakhir, ia sempat melihat sejumlah titik api potensial di Pelalawan. Hal tersebut sangat berbahaya.
"Kuncinya keseriusan, khususnya para penegak hukum dan instansi terkait ini. Sejauh mana keberanian kita untuk bertindak. Siapa pun orang di belakangnya, Mari kita saling jujur, tidak ada lagi naga di atas naga," katanya.
Politisi PAN ini mengatakan, kondisi masyarakat saat ini masih terjepit pandemi. Akan sangat sulit jika ditambah dengan kebakaran hutan. Maka dari itu, ketegasan pemerintah untuk menjaga masyarakatnya.
"Jangan sampai habis paru-paru kena corona, kena pula asap. Ke depannya bisa sakit jantung, paru-paru. Tolonglah pengambil kebijakan, jangan takut. Masyarakat bersama kita," cakapnya lagi.
Ia mengatakan, memang bukan tidak mungkin kebakaran terjadi secara alami seiring peningkatan suhu global, tapi biasanya kebakaran lebih banyak disebabkan ulah manusia.
"Kalau permasalahannya soal kebakaran alami atau oleh manusia kita serahkan lah ke penyidik. Tapi saya lebih cenderung ke adanya oknum yang membakar. Makanya harus serius, harus berani," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Riau |