ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru mengklaim saat ini belum ada peserta didik yang terkonfirmasi positif Covid-19, sejak dimulainya sekolah tatap muka (STM) terbatas.
Kepala Disdik Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas mengingatkan sekolah harus tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Sekolah yang abai akan diberikan tindakan.
"Anak-anak masih aman, tidak ada masalah. Guru-guru pun tidak ada yang terkonfirmasi," kata Ismardi Ilyas, Rabu (13/10/2021).
Disdik Pekanbaru terus mengawasi secara acak penerapan pembelajaran di sekolah. Ada juga tim pengawas dari sekolah yang mengawasi pergerakan peserta didik.
"Sekolah juga mengirimkan laporan berupa jurnal ke dinas. Kalau yang ada longgar prokes nya cepat diberi tahu, supaya diberi tindakan cepat," jelasnya.
Sementara itu, Kepala SD Negeri 132 Kota Pekanbaru Mirdawati mengatakan, meski masih berusia dini, murid-murid sekolahnya sudah memahami penerapan Prokes untuk menghindari Covid-19. Hal ini terlihat dari tertibnya para siswa saat diminta melakukan Prokes, dimulai dari mencuci tangan setelah memasuki gerbang dan tetap mengenakan masker selama belajar.
Soal jam belajar, Ia mengaku bersyukur jika jam sekolah tatap muka (STM) ditambah menjadi 4 jam. Apalagi, STM dinilai lebih efektif dan efisien dalam mengukur perkembangan dan kemampuan murid bagi guru.
"Saya sebagai kepala sekolah dan sebagai orang tua murid sangat bersyukur dan mendukung ya. Karena sekolah tatap muka ini memang lebih baik, lebih efisien untuk mengetahui karakter anak murid dalam menerima pelajaran, dibandingkan dengan WhatsApp atau zoom saja," ujarnya.
Menurutnya, sesuai aturan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, SDN 132 Pekanbaru menerapkan jam belajar maksimal 3 jam. Dimana, jumlah siswa dalam satu kelas dibagi dua, sehingga jarak antar siswa tetap terjaga selama belajar mengajar berlangsung.
"Kita ada 436 siswa totalnya. Jadi pelaksanaan STM itu, misalnya hari Senin yang masuk kelas 1 dan kelas 6. Masing-masing dibagi dalam dua atau tiga kelas, jadi kapasitas kelas 20-an murid, diisi oleh sekitar 10 murid," jelasnya.
Mirdawati mengakui bahwa wali maupun orangtua siswa juga sangat mendukung penerapan sekolah tatap muka. Pasalnya, mereka menyadari sulitnya untuk mengajar dan membimbing anak dalam menerima pelajaran secara online.
"Orangtua semuanya setuju sekolah tatap muka, tidak ada yang masih memilih online. Karena mereka juga tidak mengerti, dan mereka juga mengantar dan menunggu anak pulang dengan tertib," jelasnya.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pendidikan, Kota Pekanbaru |