PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Riau pada bulan September 2021 sebesar US$ 1,67 miliar atau mengalami penurunan sebesar 24,04 persen dibanding ekspor bulan Agustus 2021 sebesar US$ 2,20 miliar.
Kepala BPS Riau Misfaruddin mengatakan penurunan ini disebabkan oleh turunnya ekspor migas dan ekspor non migas masing-masing sebesar 41,61 persen dan 23,36 persen.
"Ekspor migas dari US$ 81,84 juta pada bulan Agustus 2021 turun menjadi US$ 47,79 juta pada bulan September 2021, demikian juga ekspor non migas dari US$ 2,20 miliar pada bulan Agustus 2021 turun menjadi US$ 1,67 miliar pada bulan September 2021," ujar Misfaruddin, Ahad (17/10/2021).
Ia mengatakan dari 10 golongan barang ekspor non migas terbesar bulan September 2021 dibanding Agustus 2021, tujuh golongan mengalami penurunan, yang terbesar antara lain yaitu Lemak & Minyak Hewan/Nabati sebesar US$ 501,46 juta, Berbagai Produk Kimia US$ 36,23 juta, Kertas dan Karton US$ 18,98 juta, berbagai Makanan Olahan US$ 1,57 juta, dan Bahan-bahan Nabati US$ 1,56 juta.
"Sedangkan yang mengalami kenaikan terjadi pada Bubur Kayu (Pulp) sebesar US$ 45,49 juta, Bahan Kimia Organik US$ 18,71 juta, dan Tembakau US$ 1,50 juta," Cakapnya.
Sementara itu, lanjut Misfaruddin, selama Januari-September 2021, nilai ekspor Riau mengalami kenaikan sebesar 51,41 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh naiknya ekspor migas dan ekspor non migas masing-masing sebesar 332,93 persen dan 41,38 persen.
"Kenaikan ekspor migas disebabkan oleh naiknya ekspor minyak mentah dan ekspor industri pengolahan hasil minyak masing-masing sebesar 1.085,42 persen dan 31,47 persen," sebutnya.
Selama Januari-September 2021, ekspor 10 golongan barang utama non migas memberikan kontribusi sebesar 99,25 persen terhadap total ekspor non migas.
"Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang utama non migas tersebut mengalami kenaikan sebesar 42,14 persen terhadap periode yang sama tahun 2020," pungkasnya.