Ilustrasi. Siswa SD sekolah tatap muka. Foto: Rakyatmerdeka.com
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Riau merekomendasikan hanya siswa yang sudah divaksin boleh mengikuti Sekolah Tatap Muka (STM) terbatas di sekolah.
Demikian disampaikan Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau, dr Indra Yovi kepada CAKAPLAH.com, Kamis (21/10/2021) di Pekanbaru.
Indra Yovi mengatakan, dari awal pihak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah memberi rekomendasi terkait pelaksanaan STM terbatas di Provinsi Riau, yakni siswa yang sudah mendapatkan vaksinasi secara penuh.
"Tapi persoalannya untuk vaksinasi anak di bawah 12 tahun belum bisa divaksin untuk sekarang ini," ujar dokter spesialis paru di RSUD Arifin Achmad Riau ini.
Jika mengikuti rekomendasi dari IDAI, lanjut Indra Yovi, maka pelaksanaan STM terbatas harusnya hanya bisa dilakukan oleh siswa setingkat SMP dan SMA sederajat.
"Artinya siswa PAUD, TK, dan SD sederajat belum bisa ikut sekolah tatap muka di sekolah," tegasnya.
Untuk itu, tambah Indra Yovi, penting bagi semua pihak untuk memberikan perhatian serius terhadap aktivitas pembelajaran tatap muka untuk siswa setingkat PAUD, TK dan SD sederajat di Riau.
"Karena kita khawatir mereka (PAUD, TK dan SD sederajat) ini pembawa Covid-19," cetusnya.
Karenanya, Indra Yovi meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten/Kota se-Riau menyampaikan kepada kepala sekolah dan pemilik yayasan, untuk memastikan Satgas Covid-19 di sekolah masing-masing agar aktif melakukan tugas pengawasan terhadap berjalannya protokol kesehatan (Prokes).
"Kami mohon agar satgas di sekolah itu berjalan dengan baik. Karena jika tidak, nanti sekolah ditutup lagi. Ada kasus lalu diselidiki, dan ternyata penyebarannya benar dari sekolah, ya terpaksa harus ditutup dulu," ungkapnya.
Indra Yovi menyampaikan, bahwa Satgas Covid-19 Provinsi Riau sangat paham dengan kondisi yang ada, terutama di kalangan pendidikan yang sudah sangat lama merindukan ruang kelas. Namun, mengantisipasi terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi tetaplah menjadi prioritas utama.
"Kita juga tidak inginkan semua itu terjadi karena sangat merugikan semuanya. Anak-anak rugi, sekolah rugi, orang tua juga rugi kan. Kami berharap para tenaga pendidik dan pihak yayasan untuk mengerti tentang kondisi kita saat ini," cakapnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Pendidikan, Riau |