Dr. Aidil Haris, S.Sos., M.Si
|
Pekanbaru (CAKAPLAH) - Sosok Dr. Aidil Haris, S.Sos., M.Si ini sangat dikenal oleh banyak kalangan di Riau. Hal ini dikarenakan kepakaran beliau di bidang Media, Politik dan Teroris.
Dosen tetap pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) ini memulai pengalaman kerja sebagai seorang jurnalis. Pengalamannya sebagai jurnalis ternyata mengantarkannya menjadi seorang akademisi. Ia tinggalkan profesi jurnalistik sejak tahun 2008, lalu mengabdikan diri menjadi dosen tetap pada Fakultas Ilmu Komunikasi UMRI.
Kini, anak muda kelahiran Pekanbaru 40 tahun silam ini ikut pada suksesi Pemilihan Rektor UMRI periode 2022-2026. Visinya sangat inovatif dan kreatif, yakni menciptakan lulusan yang berjiwa enterprenur dengan landasan nilai keislaman. Arah pengembangannya difokuskan pada menjadikan UMRI sebagai Islamic Entrepreneur University.
Berikut kutipan wawancaranya:
Visi apa yang Anda usung untuk menjadi Rektor UMRI?
Visi yang saya usung yakni menjadikan UMRI sebagai universitas yang bermarwah dan bermartabat dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berorientasi kewirausahaan dengan berlandaskan nilai-nilai Keislaman. Keinginan besar saya dari visi ini adalah menjadikan UMRI sebagai Islamic Entrepreneur University.
Apa yang melatarbelakangi Anda ingin menjadikan UMRI sebagai Islamic Enterprenur University?
Konsep islamicpreneurship memiliki makna bahwa segala bentuk aktivitas usaha harus sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini menekankan kepada praktik elaboratif antara praktik bisnis dan penerapan nilai ajaran Islam itu sendiri, sehingga aktivitas bisnis atau berwirausaha tidak saja menjadi kegiatan saling berburu laba yang sebesar-besarnya, tetpai juga mampu menerapkan etika bisnis sebagaimana diatur dalam Alquran dan Sunnah Rasulullah.
Bagaimana pemikiran Anda terkait dengan unsur-unsur wirausaha yang Islami. Karena hal ini akan terkait dengan perwujudan dari visi misi Anda?
Secara konseptual, wirausaha mencakup beberapa unsur penting, dimana yang satu dengan lainnya saling terkait, bersinergi, dan tidak bisa terlepas satu sama lain, yakni: pertama, unsur daya pikir (kognitif). Kedua, unsur keterampilan (psikomotor). Ketiga unsur sikap mental (afektif), dan keempat unsur intuisi. Keempat unsur saling terkait. Jika kita bedah satu persatu, maka konsep ini akan menjadi dasar filosofis dalam mewujudkan UMRI sebagai Islamic Entrepreneur University. Bagi saya, siapa saja dapat mencapai kemajuan dan kejayaan bila kita telah mengubah sebab-sebab kemunduran atau kelemahan yang kita miliki. Mengubah keadaan agar bangkit tentu harus diawali dengan merumuskan konsepsi kebangkitan itu sendiri. Sehingga kita dapat merumuskan sebuah formula baru untuk lebih maju.
Bagaimana pemahaman Anda tentang karakteristik wirausaha Muslim itu?
Pertama, adanya kepercayaan diri. Percaya diri, minim ketergantungan, optimisme rezeki di tangan Allah menjadi landasan awal bagi seorang wirausaha muslim. Kedua, Orientasi pada tugas dan hasil. Bentuknya adalah haus akan prestasi, berorientasi profit dan benefit, tekun dan tabah, tekad kuat, giat kerja keras, enegik dan penuh inisiatif. Ketiga, Berani mengambil resiko, suka pada tantangan, setelah kesulitan ada kemudahan. Keempat, Bertingkah laku pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik. Kelima, Inovatif, kreatif, luwes, punya banyak sumber, serba bisa, banyak tahu. Dan keenam, Mempunyai pandangan ke depan, visioner.
Yakinkan Anda mampu melakhirkan lulusan yang berjiwa wirausaha Islami tersebut jika Anda terpilih menjadi Rektor UMRI?
Insya Allah. Mengandalkan berpikir saja belumlah cukup untuk dapat mewujudkan suatu karya nyata. Karya nyata terwujud jika ada tindakan. Seperti yang dikatakan Buya Hamka, jangan takut gagal, karena orang yang tidak pernah gagal hanyalah orang yang tidak pernah melangkah. Jika Allah SWT meridhoi saya menahkodai UMRI, insya Allah, secara bersama-sama saya yakin visi dan misi yang saya usung bisa terwujud.***
Penulis | : | Alzal |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pendidikan, Riau |