(CAKAPLAH) - PT Pertamina (Persero) menyetor Rp2,7 triliun ke kas negara dari Blok Rokan yang diambilalih dari Chevron Corporation sejak Agustus 2021. Setoran ini merupakan hasil pengelolaan kilang minyak dalam dua bulan terakhir.
Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A. Suardin merinci setoran itu terdiri dari penerimaan dari hasil penjualan minyak mentah mencapai Rp2,1 triliun dan pembayaran pajak Rp607,5 miliar. Pembayaran pajak ini sudah termasuk pajak-pajak ke daerah.
"Kontribusi ini merupakan salah satu bukti nyata bagaimana kehadiran kegiatan usaha hulu migas, dalam hal ini operasi PHR, memberikan manfaat secara langsung bagi negara dan daerah," ungkap Jaffee dalam keterangan resmi, Jumat (5/11/2021).
Tak hanya memberi setoran ke kas negara, ia mengklaim operasional Blok Rokan oleh Pertamina juga memberi manfaat lain, yaitu memenuhi kebutuhan energi nasional. Selain itu, juga memberi peluang kerja bagi masyarakat dan peluang bisnis bagi pengusaha lokal.
Tercatat, ada lebih dari 25 ribu pekerja yang bekerja di Blok Rokan. Dari jumlah tersebut, mayoritas merupakan warga lokal Riau.
Raksasa migas itu memperkirakan kontribusi ekonomi dari Blok Rokan akan meningkat ke depan. Sebab, perusahaan berencana menerapkan skema kontrak bagi hasil dari sebelumnya cost recovery menjadi gross split bagi pengusaha lokal yang bermitra dengan Pertamina.
"Karena itu, ke depan PHR optimistis dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terkait penerimaan negara dan daerah dari kegiatan hulu migas di WK Rokan," tuturnya.
Selain itu, operasional Blok Rokan juga meningkat sejalan dengan penambahan sumur di wilayah tersebut. Tercatat ada lebih dari 79 sumur yang telah dibor sampai saat ini, di mana 16 di antaranya sudah dioperasikan.
Targetnya, perusahaan mau mengebor sampai 161 sumur hingga akhir tahun ini. Sementara ke depan, total sumur ditargetkan mencapai 500 sumur.
Lebih lanjut, Pertamina berambisi membuat Blok Rokan bisa menjadi tulang punggung dalam mencapai target produksi minyak nasional mencapai 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (bscfd) pada 2030.
"Produksi WK Rokan menyumbangkan hampir 25 persen produksi minyak nasional," tandasnya.
Editor | : | Jef Syahrul |
Sumber | : | cnnindonesia.com |
Kategori | : | Ekonomi |