Perdana Menteri Irak Mustafa Al Kadhimi/Net
|
(CAKAPLAH) - Serangan drone bersenjata yang menargetkan kediaman Perdana Menteri Irak Mustafa Al Kadhimi telah memicu kecaman dunia.
Militer Irak menyebut serangan tersebut merupakan upaya pembunuhan terhadap Kadhimi. Meski begitu, Kadhimi berhasil lolos dengan selamat, walau beberapa penjaga rumah terluka.
Amerika Serikat, melalui jurubicara Departemen Luar Negeri Ned Price telah memberikan kecaman atas serangan tersebut.
"Tindakan terorisme yang nyata ini, kami kutuk keras, diarahkan ke jantung negara Irak," ujarnya.
Serangan ini terjadi setelah aksi demonstrasi besar-besaran yang digelar kelompok pro-Iran pada Jumat (5/11). Mereka menyebut ada kecurangan dalam pemungutan suara pada 10 Oktober lalu.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Shamkhani pada Minggu (7/11) menegaskan, serangan drone terhadap kediaman Kadhimi adalah hasutan terkait dengan "think tank asing".
"Upaya (pembunuhan) atas kehidupan Al-Kadhimi adalah hasutan baru yang harus ditelusuri kembali ke think tank asing, yang tidak membawa apa-apa selain ketidakamanan, perselisihan dan ketidakstabilan kepada rakyat Irak yang tertindas melalui penciptaan dan dukungan kelompok teroris dan pendudukan negara ini selama bertahun-tahun," kata Shamkhani.
Beberapa saat setelah insiden, Kadhimi mendesak warganya untuk tenang dan menahan diri.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | RMOL.id |
Kategori | : | Internasional, Peristiwa |