Raja Maizir Mit MBA
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Tokoh masyarakat Riau Raja Maizir Mit MBA, yang juga Ketua Persebatian Kekerabatan Resam Kerajaan Indragiri (PKRKI) menanggapi kritikan Sekretaris Jenderal Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ) M Suhada dan Ketua Lembaga Melayu Jakarta Darmawi yang mempersoalkan LAMR membentuk Badan Usaha Milik Adat (BUMA) dan ikut dalam bisnis di Blok Rokan.
Raja Maizir justru mempertanyakan apakah M. Suhada dan Darmawi pernah membaca Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tanggga (ART) LAMR.
"Kalau belum pernah membacanya, lebih baik jangan memberikan kritikan karena malu ditertawakan orang," kata Raja Maizir, Selasa (9/11/2021).
Raja Maizir menjelaskan di dalam Bab III Pasal 4 Ayat 3 menjelaskan tujuan LAMR didirikan yaitu memelihara dan membela hak-hak masyarakat adat Melayu Riau untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan lahiriah dan batiniah masyarakat adat Melayu Riau.
"LAMR ingin mensejahterakan masyarakat adat dan karena LAMR merupakan Lembaga Nirlaba, maka LAMR membentuk BUMA. Apakah LAMR salah dan ada melanggar AD/ART, salahkah LAMR?, adakah LAMR melanggar AD/ART? Makanya para pengkeritik berpikirlah secara arif dan bijaksana," kata Raja Maizir.
Raja Maizir mengingatkan jangan asal berkomentar dan jangan memecah belah. "Kita beri dukungan kepada LAMR untuk mewujudkan impian mensejahterakan masyarakat adat," lanjut Raja Maizir Mit yang pernah sebagai Ketua Kadin Riau itu.
Raja Maizir memberi contoh negara yang yang juga berbisnis melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Begitu pula Pemda yang berbisnis melalui BUMD, POLRI berbisnis melalui Puskopol, TNI Angkatan Laut berbisnis melalui Puskopal, TNI Angkatan Darat berbisnis melalui Puskopad, sementara LAMR berbisnis melalui BUMA.
"Saya dukung BUMA untuk berbisnis, BUMA merupakan satu-satunya di dunia badan usaha yang dimiliki oleh masyarakat adat. Ini suatu prestasi yang luar biasa kita harus mendukung sepenuhnya, jangan kita yang menghalangi perjuangan yang mulia ini," kata Datuk Raja Maizar yang pernah sebagai Ketua FKPPI Riau ini.
Maizir Mit berharap kepada orang-orang tua untuk menjadi "sitawar sidingin" dan jangan menjadi kompor yang mengadu domba anak kemenakan.
"Umur kita tidak berapa lama lagi, di akhir-akhir hayat kita jadilah sebagai panutan. Jadilah tokoh Melayu yang bisa dijadikan sosok orang tua yang dituakan yang membuat generasi muda kagum pada tuan-tuan," kata Raja Maizir Mit yang juga Ketua Umum Persaudaraan Mubaligh Mubalighoh Indonesia (PMMI) Provinsi Riau ini.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jendral Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ), M Suhada mengkritik Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) yang membentuk Badan Usaha Milik Adat (BUMA) dan ikut dalam bisnis di Blok Rokan.
M Suhada mengatakan, bahwa dalam pasal 33 ayat 3 UUD 45 minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam merupakan kekayaan nasional yang dikuasai negara, jangan sampai kita memperjuangkan yang bertentangan dengan aturan pekerjaan yang sia-sia.
"LAM Riau ini kita lihat tidak menjalankan tugas dan fungsinya. Salah satunya dengan membentuk BUMA untuk berbisnis. Itu kan sudah di luar ketentuan, kalau mau berbisnis ya diluar LAM lah. Kita serahkan saja ke Pemda Riau melalui BUMD, supaya tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku," kata Suhada.
Hal ini, kata Suhada lagi, merupakan teguran kepada LAM Riau yang dipimpin oleh Datuk Syahril Abubakar. Adapun dorongan dari pihak-pihak yang ingin diadakannya Musyawarah Besar Luar Biasa (Mubeslub) LAM Riau ini, kata Suhada salah satu solusi untuk menyikapi hal tersebut, hal ini dikarenakan yang dilakuan LAM saat ini keluar dari tugas dan fungsi yang diamanahkan.
Sebelumnya, Ketua Lembaga Melayu Riau Jakarta, Darmawi, mendukung rencana pelaksanaan Musyawarah Besar Luar Biasa (Mubeslub) yang mulai digagas oleh sejumlah pihak di Riau.
Dikatakan Darmawi, sudah seharusnya kepemimpinan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) diganti karena sosok Ketua Dewan Pengurus Harian (DPH) LAM RIAU, Datuk Syahril Abubakar sudah terlalu melenceng.
"Oleh Syahril, LAMR ini sudah menjadi lembaga alat, bukan lembaga adat lagi, ngapain dia ngurus Blok Rokan, mau ikut berbisnis pula," ujar Darmawi.