(CAKAPLAH) - Sejumlah negara di Eropa tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 menjelang perayaan hari Natal. Beberapa langkah pun diterapkan mulai dari lockdown total hingga pembatasan bagi warga yang belum melakukan vaksinasi.
Natal mestinya menjadi momen berkumpul keluarga di Eropa. Namun, benua biru itu kini menjadi pusat pandemi global saat kasus harian dan angka kematian akibat infeksi virus corona penyebab Covid-19 di beberapa negara mencetak rekor.
Lonjakan kasus yang terjadi juga membuat krisis kesehatan semakin tinggi dan memicu perselisihan antar-warga yang sudah melakukan vaksinasi dan belum.
Pemerintah di negara Eropa kemudian menerapkan aturan-aturan guna melindungi fasilitas kesehatan dari beban kenaikan kasus menjelang natal. Berikut langkah yang ditempah beberapa negara di Eropa.
1. Austria
Austria menerapkan aturan wajib vaksin bagi penduduknya per 1 Februari.
Kanselir Austria, Alexander Schallenberg mengatakan, pihaknya akan berusaha meyakinkan warga Austria untuk melakukan vaksinasi.
"Untuk waktu yang lama, mungkin terlalu lama, saya dan yang lain berpikir hal itu mungkin, meyakinkan orang di Austria secara sukarela melakukan vaksinasi," ujar Schallenberg seperti dikutip Associated Press pada Sabtu (20/11).
Cara itu, lanjut Schallenberg, menjadi satu-satunya jalan untuk memutus rantai penularan dan gelombang pandemi.
Austria juga menerapkan penguncian wilayah total demi menekan infeksi Covid-19.
Lockdown akan berlangsung selama 10 hari dan maksimal 20 hari, kata Schallenberg. Kebijakan ini membuat Austria menjadi negara pertama yang menerapkan penguncian wilayah di Eropa.
2. Slovakia
Slovakia akan membatasi pergerakan orang yang belum melakukan vaksinasi di ruang publik.
Mulai besok, Senin (22/11), pemerintah melarang warga yang belum melakukan vaksinasi mengunjungi toko dan pusat perbelanjaan, jika tak ada urusan mendesak. Pemerintah juga melarang mereka menghadiri acara atau pertemuan publik apa pun.
Selain itu, saat pergi bekerja, warga yang belum melakukan vaksinasi diimbau melakukan tes Covid-19 dua kali dalam sepekan.
"Perayaan Natal bukan berarti Natal tanpa Covid-19. Untuk itu, Slovakia perlu tingkat vaksinasi yang tinggi," ujar Perdana Menteri Slovakia, Eduard Heger.
Pada Selasa lalu, Slovakia mencatat kasus harian Covid-19 tertinggi dengan 8.342 kasus pada 24 jam terakhir.
3. Jerman
Lonjakan kasus Covid-19 di Jerman membuat pemerintah mempertimbangkan aturan wajib vaksinasi.
"Ini benar-benar saatnya mengambil tindakan," ucap Kanselir Jerman, Angela Merkel pada Kamis (19/11) lalu.
Kasus harian di Jerman menembus hingga 60 ribu. Demi menekan penyebaran virus, pemerintah juga menerapkan lockdown bagi warga yang belum melakukan vaksinasi.
4. Belanda
Pemerintah Belanda menetapkan lockdown parsial mulai pekan lalu imbas kenaikan kasus Covid-19. Selain itu, aturan pemakaian masker juga kembali diterapkan.
Sebelumnya, Belanda sempat mencabut aturan pemakaian masker. Saat kasus mulai merangkak naik, pemerintah menerapkan kembali kebijakan itu.
Amsterdam juga berencana membatasi pergerakan orang-orang yang belum melakukan vaksinasi di ruang publik.
Namun, rencana itu mendapat tentangan dari pihak oposisi di parlemen. Mereka khawatir akan kebijakan yang nanti diterapkan pemerintah.
5. Yunani
Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis, mengumumkan serangkaian pembatasan baru yang menargetkan orang-orang belum melakukan vaksinasi.
Aturan itu berupa larangan untuk masuk ke bar, restoran, bioskop, teater, museum, dan pusat kebugaran. Mereka tetap dijauhkan dari ruang publik bahkan saat hasil tes Covid-19 menyatakan negatif.
"Ini merupakan tindakan perlindungan langsung, dan tentu saja, dorongan secara tidak langsung agar orang-orang mengikuti vaksinasi," ujar Mitsotakis.
Tak semua pihak merespons dengan baik aturan tersebut. Salah satunya, legislator Uni Eropa untuk Irlandia, yang merupakan anggota komite kebebasan sipil dan keadilan parlemen Eropa, Clare Daly.
Daly marah lantaran langkah itu dinilai menginjak-injak hak individu. "Dalam sejumlah kasus, negara-negara anggota [Uni Eropa] mengecualikan orang-orang untuk pergi bekerja," kata Daly. Pernyataan ini merujuk pada pembatasan yang dilakukan Austria untuk orang-orang yang tak melakukan.
Bahkan di Irlandia, dia menunjukkan reaksi ketidaksepakatan akan langkah semacam itu.
"Hampir ada semacam pidato kebencian terhadap mereka yang tidak melakukan vaksinasi," kata Daly.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Cnnindonesia.com |
Kategori | : | Internasional |