Jakarta (CAKAPLAH) - Tak ingin berputus asa, Kaspen Nahar (39) warga Teluk Mesjid, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau, bersama sang istri Neni Sriwahyuni (37), tampak tegar dan optimis kondisi kesehatan bayinya Muhammad Ammar Fatan yang baru berusia 10 bulan, akan segera pulih dari penyakit kelainan fungsi hati atau gagal fungsi hati yang diderita.
Meskipun perjuangannya selama tiga bulan terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta masih harus dilalui dengan rasa khawatir akan besarnya biaya pengobatan yang harus dibayarkan.
"Khusus untuk biaya operasi transfusi hati, biayanya itu sepenuhnya ditanggung oleh BPJS. Tapi yang menjadi kekhawatiran adalah biaya screening bagi pendonor yang harus ditanggung secara pribadi. Biayanya Rp200 juta lebih," ujar Kaspen Nahar dengan mata berkaca-kaca.
Pria yang berprofesi sebagai Guru non Aparatur Sipil Negara (ASN) di SDN 14 Teluk Mesjid, Sungai Apit, Kabupaten Siak itu, mengaku saat ini hanya mampu berikhtiar sembari mengharapkan uluran tangan dan donasi untuk membayar biaya screening istrinya sebagai calon pendonor hati bagi Ammar Fatan.
"Sekarang ikhtiar saja, percaya Allah akan kirimkan orang yang mau memberikan uluran tangannya. Bagaimana agar biaya untuk screening istri saya sebagai calon pendonor hati, bisa terbayarkan. Karena sebelumnya kita tidak pernah menyangka kalau akan dihadapkan dengan biaya sebesar itu," lanjutnya dengan nada melemah.
Senada, Neni Sriwahyuni juga terlihat tak mampu membendung ketidakberdayaanya menyaksikan penderitaan yang harus ditanggung oleh Ammar Fatan, sang buah hatinya. Dimana setiap harinya Ammar Fatan hanya bisa tertidur selama 3 jam saja dan selalu merengek serta menangis akibat rasa sakit yang dideritanya. Dengan kondisi seluruh bagian tubuh hingga bola matanya terlihat menguning, serta pada bagian perutnya terlihat membengkak dan mengeras.
"Setiap hari dia (Ammar Fatan) hanya bisa tidur paling lama 3 jam saja, itupun karena sudah kelelahan menangis karena rasa sakit yang dia alami. Lihat saja semua tubuhnya menguning, ini perutnya juga bengkak dan keras. Tidak tega melihat dia menangis terus," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, selama berada di Jakarta dalam proses pengobatan jalan, mereka sangat kesulitan oleh keterbatasan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, ditambah lagi dengan mahalnya susu resep dokter untuk kebutuhan gizi dari Ammar Fatan.
"Untung saja, saat ini kami bisa tinggal di mess Pemerintah Provinsi Riau. Di sini (Jakarta) kami tidak punya keluarga, biaya hidup sehari-hari sangat mahal. Mana yang paling utama itu kami harus tebus susu resep dokter untuk Ammar Fatan per tiga hari sekali seharga Rp400 ribu," pukasnya.
Atas kondisi itu, mereka mengatakan sangat mengharapkan uluran tangan dari para pihak yang bersedia membantu secara sukarela.
Donasi dapat disalurkan melalui rekening BRI 542601030805538 Atas Nama Kaspen Nahar.**
Penulis | : | Edyson |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Riau, Kabupaten Siak |