Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Pekanbaru, Rizky Bagus Oka
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pemerintah telah menarik kembali kebijakan untuk menerapkan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3 selama libur Natal 2021 dan Tahun baru 2022 (Nataru). Keputusan ini disambut baik oleh pengusaha yang ada di Pekanbaru.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Pekanbaru, Rizky Bagus Oka mengatakan kebijakan ini dinilai mampu meningkatkan produktivitas pelaku usaha di akhir tahun.
"Kami merespon positif keputusan pemerintah untuk membatalkan penerapan PPKM level 3 saat Nataru nanti. Ini sebagai langkah baru untuk pertumbuhan ekonomi," ujar pria yang akrab disapa Oka ini, Senin (13/12/2021).
Oka mengatakan, kebijakan ini juga dapat menjadi momentum pemulihan ekonomi di tahun yang akan datang serta mampu menaikkan gairah para pebisnis yang sebelumnya sempat menurun.
"Tahun lalu kan dipatok dengan PPKM, jika nanti di tahun 2022 dimulai tanpa PPKM harusnya akan lebih baik lagi. Jadi target ekonomi yang kemarin 5 persen itu mungkin bisa naik ke angka 7 persen," Cakap Oka.
Meski demikian, Oka tetap mengingatkan agar para pelaku bisnis tak mudah lengah dengan aturan yang sudah ditetapkan. Sebab jika dibiarkan akan berimbas ke sektor ekonomi dengan diterapkannya kembali PPKM.
"Untuk para pebisnis di mana pun, untuk standar protokol kesehatannya dijaga. Walaupun sudah agak senggang dan sedikit terkendali tapi kan masih kasus baru. Takutnya berimbas ke pelaku ekonomi seperti sebelumnya. Kalau kita lengah balik lagi ke PPKM," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah batal menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh wilayah Indonesia pada musim libur Natal dan tahun baru (Nataru).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan keputusan itu diambil karena Indonesia sudah lebih siap menghadapi musim libur akhir tahun. Hal itu tercermin dari jumlah tes dan telusur yang lebih tinggi dari tahun lalu.
Luhut menyampaikan kebijakan itu didukung oleh vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Jawa-Bali yang sudah mencapai 76 persen. Sementara itu, vaksinasi Covid-19 dosis kedua telah mendekati 56 persen.
Dia berkata pada periode Natal dan tahun baru 2020 belum ada masyarakat yang divaksin. Selain itu, survei juga mencatat antibodi Covid-19 masyarakat Indonesia saat ini sudah tinggi. Meski begitu, pemerintah tetap akan menerapkan sejumlah pembatasan.***