Ilustrasi.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode Januari - November 2021, Tiongkok masih menjadi negara tujuan ekspor non migas Riau yang memiliki peranan terbesar dengan nilai mencapai nilai US$ 3,20 miliar (19,66 persen).
"Adapun untuk komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah minyak kelapa sawit, bubur kertas (pulp), serta kertas dan karton," ujar Kepala BPS Riau Misfaruddin, Senin (20/12/2021).
Ia mengatakan negara selanjutnya yang memiliki peran terbesar sebagai negara tujuan ekspor non Migas Riau adalah India dengan nilai US$ 2,19 miliar (13,42 persen), dan Belanda US$ 937,88 juta (5,75 persen).
"Sementara itu ekspor ke kawasan ASEAN dan Uni Eropa pada periode tersebut kontribusinya masing-masing 15,28 persen dan 15,51 persen," Cakapnya.
Lanjut Misfaruddin, untuk total nilai ekspor nonmigas November 2021 dari 13 negara mencapai US$ 1,17 miliar atau turun US$ 86,17 juta (6,89 persen) dibanding Oktober 2021.
Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai ekspor ke beberapa negara tujuan utama seperti Mesir US$ 96,27 juta (86,66 persen), India US$ 90,04 juta (50,87 persen), dan Bangladesh US$ 62,90 juta (57,67 persen). Sedangkan beberapa negara yang mengalami peningkatan diantaranya Malaysia US$ 72,82 juta (92,27 persen), Belanda US$ 58,28 juta (79,74 persen) dan Tiongkok US$ 48,61 juta (18,28 persen).
"Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa pada November 2021 mencapai US$ 319,45 juta dan US$ 283,63 juta, atau ke ASEAN naik 34,06 persen dan ke Uni Eropa naik 3,53 persen dibanding Oktober 2021," pungkasnya.
Sebagai informasi 13 negara pemasok barang impor non migas ke Riau untuk negara Asean ada Malaysia, Vietnam, Filipina. Kemudian untuk Uni Eropa ada Belanda, Spanyol, Italia serta untuk negara utama lainnya adalah Tiongkok, India, Pakistan, Amerika Serikat, Bangladesh, Mesir dan juga Korea Selatan.