BANGKINANG (CAKAPLAH) - Perjuangan masyarakat Kabupaten Kampar untuk menjadikan Mahmud Marzuki sebagai Pahlawan Nasional memasuki babak baru. Seminar Nasional Tentang Pengusulan Mahmud Marzuki sebagai Calon Pahlawan Nasional Kabupaten Kampar tahun 2022 ditaja di aula Rumah Dinas Bupati Kampar, Kamis (23/12/2021).
Dalam seminar yang dibuka oleh Bupati Kampar yang diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar H Yusri ini terungkap bahwa Mahmud Marzuki layak menjadi Pahlawan Nasional.
Namun demikian, dari pihak Kementerian Sosial Republik Indonesia yang diwakili Direktur Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial (K2KRS) Kementerian Sosial RI Muhardjani menyampaikan beberapa catatan yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Kampar maupun Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2DG) baik provinsi maupun kabupaten.
Dukungan perjuangan untuk menjadikan Mahmud Marzuki sebagai pahlawan nasional disampaikan beberapa tokoh masyarakat pada seminar yang diikuti puluhan orang ini. Bahkan salah seorang narasumber, Sejarahwan Nasional yang juga Guru Besar Kesejarahan Universitas Indonesia Prof Dr Susanto Zuhdi pada akhir pemaparannya menyampaikan sebuah pantun yang menyatakan bahwa Mahmud Marzuki layak menjadi pahlawan nasional.
Narasumber lainnya yang turut menyampaikan materi adalah Sejarahwan Riau Prof Drs H Suwardi M.S, Drs Abdul Latif. Seminar dipandu oleh moderator Dr Khairil Anwar.
Seminar nasional ini mendapat perhatian dari sejumlah tokoh dan pejabat. Diantaranya tampak hadir anggota DPR RI Daerah Pemilihan Riau H Syahrul Aidi Maazat, Kepala Dinas Provinsi Riau, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kampar Muhammad, Bupati Kampar periode 2006-2011 H Burhanuddin Husin, perwakilan Forkopimda Kabupaten Kampar, Ketua TP2GD Kabupaten Kampar Prof DR H Yusri Munaf, mantan Ketua DPRD Kampar H Masnur, sejumlah tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan perwakilan insan pers.
Sejumlah tokoh turut menyampaikan kesaksian dan memperkuat alasan agar Mahmud Marzuki diangkat sebagai pahlawan nasional. Tiga tokoh tersebut adalah tokoh pendidikan Basri Jamil yang telah berusia 90-an tahun, tokoh muda Muhammad Rusdi dan tokoh dari golongan tua lainnya Zainal Azis yang diwawancarai moderator melalui sambungan telepon.
Direktur Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial (K2KRS) Kementerian Sosial RI Muhardjani dalam kesempatan ini menyampaikan secara lugas bahwa ada tiga catatan dari Kementerian Sosial terkait usulan ini.
Ia mengharapkan perjuangan dan keterlibatan Mahmud Marzuki pada masa Belanda dan Jepang agar lebih dijelaskan. Begitu juga julukan Mahmud Marzuki sebagai 'Singa Podium' harus dijelaskan lebih detail.
Kepada TP2GD provinsi dan kabupaten agar mempersiapkan beberapa hal diantaranya surat rekomendasi dari Pemda, surat pengantar Dinas Sosial, hasil sidang TP2GD dan ditandatangi seluruh anggota, SK para anggota TP2GD yang ditandatangani gubernur, riwayat hidup dan riwayat perjuangan calon pahlawan nasional, riwayat perjuangan maupun biografi calon pahlawan nasional.
Selanjutnya pelaksanaan seminar usulan calon pahlawan nasional dan makalah-makalahnya, dokumen-dokumen pendukung calon pahlawan nasional antara lain daftar dan tanda bukti kehormatan yang pernah diterima, catatan pandangan pendapat orang dan tokoh masyarakat terhadap calon pahlawan nasional, foto-foto dan dokumentasi perjuangan calon pahlawan nasional.
Selanjutnya, bukti diabadikannya nama Mahmud Marzuki di sarana nomumental sehingga diterima masyarakat dan SK dari Pemda setempat.
Bupati Kampar melalui Sekda Kampar H Yusri dalam sambutannya menyampaikan, ini adalah langkah yang sekian kali dalam pengusulan nama Mahmud Marzuki sebagai pahlawan nasional. Ia menyebutkan, di Kampar sangat banyak menerima calon usulan pahlawan nasional karena Kampar termasuk kabupaten tertua di Riau dan pada masa lalu banyak tokoh yang muncul di daerah Sumatera Tengah sebelum dimekarkan menjadi Provinsi Riau. Selain Mahmud Marzuki masih ada nama Datuk Tabano dan lainnya.
Sekda pada kesempatan ini juga menceritakan bagaimana perjuangan Mahmud Marzuki dalam mengibarkan Bendera Merah Putih di awal kemerdekaan dan bagaimana kiprahnya di dunia pendidikan, salah satu membidani lahirnya Pesantren Muallimin Muhammadiyah Bangkinang yang telah menghasilkan ribuan lulusan di Kampar.
"Tentu tak mudah proses beberapa tahun ini dilalui oleh Pemkab Kampar. Pak Suwardi dan Almarhum Azaly Djohan. Beberapa kepala daerah juga telah mengumpulkan jejak sejarah beliau," cakap Yusri.
Pemkab Kampar juga siap untuk melengkapi berbagai persyaratan untuk menjadikan Mahmud Marzuki sebagai pahlawan nasional sebelum batas terakhir bulan Maret 2022.
Sementara itu, Abdul Latif Hasyim dalam pemaparannya menyampaikan, pihaknya sejauh ini telah merumuskan sejumlah data dan berjanji akan dilengkapi. "Bahkan persenjataan sudah ditampilkan dalam pameran ini," ulasnya.
Ia menambahkan, perjuangan Mahmud Marzuki tidak hanya di Sumatera Tengah bahkan sampai ke Pahang Malaysia. Mahmud Marzuki juga pernah menuntut ilmu ke India.
Menurut Latif, pihaknya bukan orang pertama yang meminta Mahmud Marzuki menjadi pahlawan nasional tetapi sudah dimulai oleh Buya Hamka. Tahun 1965 Buya Hamka sengaja datang ke Riau mencari data foto Mahmud Marzuki untuk dijadikan Pahlawan Nasional. Dilanjutkan dengan seminar pada 1975 di Pekanbaru.
Perjuangan Mahmud Marzuki pada zaman Belanda dan Jepang telah berdampak meningkatkan semangat heroisme masyarakat Sumatera Tengah khususnya di Kampar. Hal ini membawa hasil, salah satu adalah Komisi Tiga Negara yang digelar di Kuok.
Fakta sejarah lainnya Mahmud Marzuki adalah sikap beraninya memimpin pengibaran Bendera Merah Putih diantara ribuan tentara Jepang dan Belanda dengan sekutunya di Bangkinang.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Kampar |