AZAN Asar baru saja usai menyilet langit Pekanbaru. Waktu menunjukkan pukul 15.47 WIB. Ibu Kota Provinsi Riau itu masih menyisakan terik. Suhu siang tadi, Rabu (29/12/2021), di kisaran 33 derajat Celcius.
Riko beranjak, berjalan melewati pualam putih. Mengernyitkan dahi lalu mengejap-ngejapkan mata begitu menggeser sliding door menuju teras tempat usahanya. Satu unit ruko berlantai dua di bilangan Jalan Rambutan. Tak jauh dari ‘markas’ perusahaan negara, PTPN V.
Sebuah sepeda motor berkantong berhenti tepat di depan Riko.
Ia menyapa pengendara motor itu, namanya Hamid. Petugas pick up dari PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir cabang Pekanbaru, atau yang lebih dikenal dengan JNE. Perusahaan pengiriman terbesar di Indonesia.
Selain Hamid, ada dua petugas lain yang biasa menjemput paket ke gerai JNE Express Sumber Rezeki Asco Pekanbaru ini, milik Riko.
“Ada Jian dan Johan juga,” ungkap pria bernama lengkap Riko Triana Yaswir itu.
Riko memang meminta pihak JNE Pekanbaru pick up paket pelanggan ke gerainya 3 kali sehari. Katanya, demi pelayanan terbaik untuk pelanggan.
“Saya gak mau barang nginap di sini. Makanya malam ada penjemputan juga. Agar paket pelanggan cepat diproses,” jelas pria 39 tahun ini.
Petugas pick up dari JNE Pekanbaru akan mendatangi gerai JNE Riko pukul 10.00 WIB-11.00 WIB untuk jadwal pagi.
Selanjutnya pukul 15.00 WIB-16.00 WIB. Terakhir, pukul 19.00 WIB-20.00 WIB, jelang waktu tutup.
Riko sebenarnya baru awal tahun 2021 kemarin memutuskan menjadi salah satu mitra JNE. Ide itu berasal dari istrinya, Asrina Ardilla, seorang dokter gigi lulusan Universitas Prof Dr Moestopo Beragama Jakarta.
Kerap bolak-balik ke agen JNE di Jalan Adi Sucipto, berjarak 1,6 km dari tempatnya praktek, membuat ide itu muncul.
Dalam sebulan, Asrina dan Riko bisa 20 kali mondar-mandir ke agen JNE. Baik untuk kepentingan praktek dokter gigi Asrina, maupun untuk mengirimkan pesanan pelanggan mereka.
Pasutri ini memang sama-sama pelaku UMKM berbasis online. Usaha mereka berdua tak lepas dari kebutuhan menggunakan jasa JNE.
Riko berjualan aksesoris motor. Sedangkan istrinya menjual essential oil untuk diffuser.
Selama ini, JNE memang paling bisa mereka andalkan. Jangkauan JNE yang luas dan keamanan paket selama di jalan, jadi alasan penting untuk mempertahankan konsumen.
“Kita langganan ke JNE sejak dulu,” terang Riko.
“Kepikiran, daripada bolak-balik ke agen JNE, yaudah, kita buka sendiri,” sambung ayah seorang putri berumur 4 tahun ini.
Riko bertutur, sebenarnya, usaha aksesoris motor miliknya sudah buka sejak 2016 silam. Di ruko inilah Ia membuka toko sekalian bengkel untuk memasang aksesoris tersebut. Barang yang Ia jual didatangkan dari Jakarta.
Namun tak mujur. Seiring waktu, ternyata toko Riko kalah bersaing di zaman yang serba digital. Ditambah lagi pandemi mulai menerpa. Dia pun terpaksa menutup workshop miliknya itu.
“Saingan harga dan terdampak pandemi. Akhirnya Kita ikut beralih ke online di tahun 2019,” terang Riko sembari tertawa kecil.
Dengan bergabung di beberapa marketplace, Riko merasa bisa lebih simpel menjalankan usahanya.
“Tak repot pasang lagi. Lebih untung dan hanya ngirim-ngirim barang saja,” imbuhnya.
Karena style bisnisnya yang berubah ke online, intensitas ke agen JNE pun semakin naik. Maka tepatlah keputusan Riko dan istri untuk jadi salah satu mitra JNE.
“Kita kirim dagangan ke seluruh Indonesia, yang andal dan jangkauan luas, ya JNE,” tambah pria lulusan Universitas Andalas (Unand) Padang ini.
Diterangkannya, proses bergabung menjadi agen JNE tidak ribet. Yang penting syarat lengkap. Ada standar yang harus dipenuhi sebelum di-approve oleh pusat. Kata Riko, modal yang dikeluarkannya kala itu sekitar Rp5 juta.
“Kita nunggu diterima atau gaknya itu sebulan lebih. Akhirnya di Februari 2021 kita resmi jadi salah satu agen,” imbuhnya.
Merasakan Perubahan
Tidak butuh waktu lama, para pelanggan langsung ramai drop paket di counter milik Riko. Bisa puluhan dalam satu hari.
Sehari-hari, Riko dibantu oleh Candra, pemuda perantau asal Sibuhuan, kota kecil di Sumatera Utara.
Candra lah yang bertugas melayani pelanggan yang datang ke ruko bernomor 9 itu.
Candra sebelumnya tak punya pengalaman di bidang pengiriman barang. Riko yang mengajarinya sejak awal.
“Semua serba online. Tampilan programnya simple, mudah dipahami,” ungkap Candra yang mengaku sejak bekerja sebagai petugas JNE mulai merasakan manisnya peningkatan ekonomi.
Setiap bulan, dia akan menyisihkan penghasilannya untuk dikirim ke kampung. Untuk membantu biaya sekolah 5 orang adiknya.
Dia bisa berhemat, karena tidak perlu memikirkan sewa rumah. Riko mengizinkannya tinggal di ruko ini.
Begitu juga Riko. Dia mengaku sejak menjadi agen JNE, ekonomi keluarganya semakin baik.
“Bila dulu tidak bisa dipastikan ada pemasukan rutin. Sekarang setiap hari ada terus uang masuk,” jelasnya.
Walau belum genap setahun buka, per bulannya, ada sekitar 500 resi yang dicetak di gerai JNE milik Riko. Omsetnya pun sudah mencapai Rp15 juta sebulan.
Usaha online miliknya juga terus bergerak. Notifikasi orderan masuk di marketplace selalu ada. Dalam sebulan, Riko bisa mengirimkan aksessoris motor hingga 5 kali menggunakan jasa JNE dari gerainya sendiri. Harganya mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Begitu juga dengan bisnis esensial oil milik sang istri. Dengan harga mulai Rp300 ribu hingga Rp3 juta per botol, dalam sebulan, bisa hingga 10 kali Ia mengirimkan melalui JNE.
Sejalan dengan itu, praktek dokter gigi sang istri juga semakin terdukung setelah Riko menjadi mitra JNE. Sekarang gampang untuk urusan kirim-kirim barang.
Usaha mereka jadi singkron dengan JNE.
Riko mengaku ingin terus menjalankan bisnis pengiriman barang ini hingga semakin berkembang. Juga soal usahanya di bidang UMKM. Dia bahkan berniat membuka usaha lainnya.
JNE Pekanbaru Dukung UMKM
Sales and Marketing Manager JNE Pekanbaru, Roni menyebut, JNE sangat peduli dengan kemajuan UMKM di Kota Pekanbaru. JNE juga selalu memberi dukungan kepada para pelaku UMKM di daerah ini.
Roni menyebut keberadaan mitra JNE Pekanbaru yang juga merupakan pelaku UMKM memang lumrah. Katanya, tidak ada larangan akan hal itu. Asal tidak melanggar ketentuan.
“Selama tidak langsung di depan counter gerai mereka, tidak masalah. Jadi, identitas JNE harus tetap di depan,” ungkapnya saat berbincang dengan awak media ini, Rabu (29/12/2021).
Kata Roni lagi, itu memang salah satu strategi pelaku UMKM. Daripada mereka bolak-balik ke kurir untuk mengirim barang dagangan mereka, tak masalah mereka menjadi salah satu agen juga.
“Itu ok. Itu strategi UMKM mereka,” tambahnya.
Terlebih di tengah pandemi Covid-19. Saat kebanyakan cara pergerakan barang UMKM memang berpindah ke sistem online. Jasa pengiriman barang memang jadi sangat krusial. Di situ JNE, yang memang tagline-nya adalah Connecting Happiness menjadi perantara yang berperan besar.
Menjadi bagian tak terpisahkan, jadi penghubung antara pelaku UMKM, para pedagang, ke pelanggan, ke pembeli. Menghadirkan kebahagiaan bagi semua pihak. Terlebih di usianya yang sudah 31 tahun.
Sebab JNE bukan hanya tentang pengiriman paket, namun dalam artian yang lebih luas dengan berbagai aspek kehidupan. Mengantarkan kebahagiaan.
Apalagi di tengah masa yang masih dihantui Covid-19. Segala bentuk usaha, terutama sektor UMKM perlu transformasi. Mengarah ke yang lebih praktis dan digital.
“Kemana-mana serba online. Para seller menjual via online. Butuh kurir. Terbukti, JNE, sebagai salah satu jasa pengiriman yang sejak lama dikenal, turut merasakan peningkatan signifikan untuk pengiriman dan pengantaran barang,” ulas Roni lagi.
Saat ini, di Pekanbaru ada 99 agen JNE yang tersebar di seluruh kecamatan. Seluruh agen itu pastinya punya pelanggan yang merupakan pelaku UMKM.
Banyak promo dan inovasi yang dihadirkan JNE untuk para pelanggan tetap itu. Para agen JNE juga diminta untuk memberi layanan terbaik untuk mendukung pelaku UMKM.
“Kita dengarkan keinginan pelaku UMKM itu seperti apa. Lalu kita beri edukasi. Misalnya soal packaging agar paket yang mereka kirim lewat JNE sampai ke pembeli dalam keadaan baik,” jelas Roni.
Selain itu, JNE Pekanbaru juga punya program pelatihan untuk pelaku UMKM di Kota Pekanbaru. Kata Roni, upaya edukasi oleh JNE ini telah berlangsung sejak bertahun-tahun silam.
“Kita pernah mengundang para pelaku UMKM. Kita beri pelatihan gratis. Kita datangkan ahli dari Jakarta untuk sharing ilmu dengan mereka,” jelasnya.
Sayangnya, sejak pandemi, program ini terhenti sementara.
Roni menegaskan JNE Pekanbaru masih berniat melakukan program serupa. Bahkan terus menggodok hal lainnya yang bisa dilakukan demi kemajuan UMKM.
“Untuk memudahkan dan mendongkrak UMKM Pekanbaru,” tambah Roni semangat.
Bentuk dukungan lainnya adalah kemudahan pick up untuk pelaku UMKM, yang disediakan gratis oleh JNE. Caranya simple. Cukup hubungi nomor telepon yang tersedia. Petugas akan pick up ke lokasi mereka.
“Berapa pun paketnya, kita akan pick up,” imbuh pria yang biasa bertutur halus dengan suara menenangkan ini.
JNE Pekanbaru juga berusaha menjalin kerjasama dengan pemerintah setempat. Seperti tengah tahun 2021 kemarin, JNE menyambangi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Perindagkop UKM) Riau.
“Kami bertemu Kabid Koperasi dan UKM, Pak Romi. Tujuan kami bila ada hal yang bisa kami support untuk kemajuan UMKM, bisa kerjasama,” sebutnya.
Saat ulang tahun Kota Pekanbaru kemarin juga, JNE menggelar pelatihan bertajuk Ngajak Online 2021- Golaborasi Bisnis Online. Pelatihan online untuk pelaku UMKM.
“Kita kolaborasi dengan pelaku UMKM sukses, yakni Batik Riau dan Rotan Handmade. Mereka jadi pembicara, berbagi ilmu dengan pelaku UMKM lainnya,” ungkapnya.
Saat webinar itu juga, Branch Manager JNE Pekanbaru Hui Mandra mengungkap pandemi Covid-19 memang berdampak kepada pelaku UMKM.
“JNE Pekanbaru mencoba tetap hadir memberikan pelayanan prima bagi pelaku UMKM,” katanya.
Termasuk memberi program diskon ongkos kirim, cashback, hingga bentuk poin dari JNE Loyalty Card (JLC).
“Di masa pandemi ini, baiknya kita melihat sisi positifnya juga. Harus berinovasi dan beradaptasi untuk menggali lebih lagi potensi. Bukan sekedar survive saja, tapi juga berkembang,” tukas Hui Mandra.
#JNE31tahun #JNEMajuIndonesia #jnecontentcompetition2021
Penulis | : | Yusni Fatimah Lubis |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Ekonomi, Serba Serbi, Kota Pekanbaru |